Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah
III- 19
Analisis rasio realisasi belanja di atas menunjukkan rata-rata tingkat penyerapan
adalah lebih dari 90, hal ini menunjukkan tingkat penyerapan dana yang optimal, kecuali tahun 2010, realisasi belanja langsung 87.42 karena masih merupakan
data sementara keadaan per desember 2010. Kedepan diharapkan penyerapan anggaran khususnya belanja yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan public
dapat lebih optimal sehingga sesuai kebijakan umum anggaran. b. Analisis proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung :
Tabel 3.8. Analisis Proporsi Belanja
Kabupaten Manggarai
No Tahun
Belanja Langsung BL
Rp Belanja Tidak
Langsung BTL Rp
Total Belanja Rp
Prosentase BL
BTL 1
2008 283.800.275.371
243.817.231.447 527.617.506.818
53.79 46.21
2 2009
164.725.499.654 221.670.426.365
386.395.926.019 42.63
57.37
3 2010
200.733.982.992 247.756.806.836
448.490.789.828 44.76
55.24
Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010
53.79 42.63
44.76 46.21
57.37 55.24
2008 2009
2010
Diagram 3.14. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak langsung
2006-2010
Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung
97.92 97.92
96.57 97.76
97.53 87.42
2008 2009
2010
Diagram 3.13. Rata-rata tingkat penyerapan anggaran
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah
III- 20 Dari table di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 rasio belanja langsung lebih besar
dari belanja tidak langsung, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 rasio belanja masih jauh dari keseimbangan keserasian karena belanja tidak langsung masih mendominasi.
Sedangkan kondisi ideal yang diharapkan adalah belanja langsung terutama yang bermanfaat langsung bagi publik yang lebih besar dan semakin lebih besar dari belanja
tidak langsung. Proporsi Belanja Tidak Langsung yang lebih besar dari Belanja Langsung antara lain
disebabkan oleh : - Pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil Daerah setiap tahun mengalami peningkatan
- Kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah - Kebijakan pemerintah pusat terhadap dana-daana transfer yang peruntukan semestinya
pada komponen belanja langsung tetapi diarahkaan untuk belanja tidak langsung. Contoh : Hibah dan DAK Pendidikan
Kedepan proporsi belanja diharapkan ddidominasi oleh belanja langsung, terutama kegiatan yang berkaitan langsung dengan pemenuhan kebutuhan public.
. 3.2.2. Analisis Pembiayaan
Tabel 3.9. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Manggarai NO
Uraian 2008
Rp 2009
Rp 2010
Rp 1.
Realisasi Pendapatan Daerah 527,715,591,198.00
385,356,510,656.00 471,542,731,093.00
Dikurangi realisasi: 2.
Belanja Daerah 527,617,506,818.00
386,395,926,019.00 486,188,592,010.00
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1,000,000,000.00 1,000,000,000.00
4,000,000,000.00
Defisit riil 901,915,620.00
2,039,415,363.00 18,645,860,917.00
Ket : Data tahun 2010 merupakan data target pendapatan, belanja dan pengeluaran pembiayaan, karena perhitungan APBD 2010 belum selesai dilaksanakan, sehingga diasumsikan target tersebut dapat direalisasikan.
Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah
III- 21 Dari table diatas, dapat diketahui, bahwa deficit tahun 2008 sampai tahun 2009 semakin
besar, hal ini terjadi karena besarnya belanja dan pengeluaran pembiayaan melebihi realisasi pendapatan daerah.
Komposisi penutup deficit riil tersebut, digambarkan pada table berikut : Tabel 3.10. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Manggarai
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil 2008
2009
2010 1.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
4.22 10.10
97.32
2. Pencairan Dana Cadangan
- -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
- -
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
- -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
- -
2.68
6. Penerimaan Piutang Daerah
- -
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan
95.78 89.90
-
Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010
Dari tabel diatas, diketahui bahwa penutup defisit riil, adalah : 1. Tahun 2008
: sebesar 4.22 oleh SilPA dan 95.78 merupakan Sisa lebih
pembiayaan anggaran tahun berkenan 2. Tahun 2009`
: sebesar 10.10 oleh SilPA dan 89.90 merupakan Sisa lebih
pembiayaan anggaran tahun berkenan 3. Tahun 2010
: sebesar 97.32 oleh SilPA dan 2.68 oleh Penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah
2008 2009
2010 Defisit riil
-901,915,620.00 -2,039,415,363.00
-18,645,860,917.00 -20,000,000,000.00
-18,000,000,000.00 -16,000,000,000.00
-14,000,000,000.00 -12,000,000,000.00
-10,000,000,000.00 -8,000,000,000.00
-6,000,000,000.00 -4,000,000,000.00
-2,000,000,000.00 0.00
Diagram 3.15. Defisit riil anggaran
Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah
III- 22 Tabel 3.11. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Manggarai
No. Uraian
2008 2009
2010 Rp
dari SiLPA
Rp dari
SiLPA
Rp dari
SiLPA
1. Jumlah SiLPA
20,475,518,804.00 100
20,185,276,280.00 100
18,145,860,917.00
100.00 2.
Pelampauan penerimaan PAD 213,839,359.00
1.06 -
3. Pelampauan penerimaan dana
perimbangan 4,807,677,733.00
23.48 3,510,334,653.00
17.39 -
4. Pelampauan penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang sah 3,385,091,708.00
16.53 11,042,500,297.00
54.71 -
5. Sisa penghematan belanja atau akibat
lainnya 12,282,749,363.00
59.99 5,418,601,971.00
26.84 18,145,860,917.00
100.00 6.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
7. Kegiatan lanjutan
Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010
Ket : Data tahun 2010 merupakan data SILPA sesuai target pendapatan, karena perhitungan APBD 2010 belum selesai dilaksanakan, sehingga diasumsikan SILPA diperoleh dari sisa
penghematan belanja atau akibat lainnya.
Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa tahun 2008, proporsi realisasi SILPA sebesar 59,99 diperoleh dari sisa penghematan belanja atau akibat lainnya, tahun 2009
sebesar 54,71 diperoleh dari pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah dan tahun 2010 sebesar 100 diperoleh dari sisa penghematan belanja atau
akibat lainnya. Kedepan diharapkan penyumbang terbesar dari SILPA adalah pelampauan penerimaan pendapatan daerah, dengan mengoptimalkan intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan daerah. 3.3.
Kerangka Pendanaan Dalam menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang dialokasikan untuk pendanaan
program pembangunan jangka menengah daerah kabupaten manggarai selama 5 tahun kedepan dilakukan analisis kerangka pendanaan yang terdiri dari analisis pengeluaran
periodic wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah
III- 23 3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama
Analisis pengeluaran ini mencakup : 1. Belanja tidak langsung, antara lain : Belanja gaji dan tunjangan, belanja penerimaan
anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDHWKDH, belanja bunga dan belanja bagi hasil
2. Belanja langsung, antara lain : Belanja Honorarium PNS, Belanja beasiswa pendidikan PNS, Belanja jasa kantor , Belanja sewa
3. Pembiayaan pengeluaran, antara lain : Pembentukan dana cadangan , Pembayaran pokok utang
Tabel 3.12. Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Manggarai
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
Rata-rata Pertumbuhan
Rp. Rp.
Rp.
A Belanja Tidak Langsung
230,429,562,170.00 171,443,665,201.00 214,367,939,767.00
Pertumbuhan 25.60
25.04 0.28