METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel kriterium dan variabel prediktor, yaitu:

1. Variabel Kriterium : Kecenderungan Pembelian Impulsif

2. Variabel Prediktor

: a) Pemantauan Diri

b) Konformitas Teman Sebaya

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya, dipicu secara spontan pada saat berhadapan dengan produk dan disertai dengan perasaan yang menyenangkan sehingga kurang memperhatikan konsekuensi yang terjadi setelah pembelian terjadi.

Skala yang digunakan untuk mengungkap kecenderungan pembelian impulsif adalah Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rook (1987) yaitu aspek spontanitas, aspek kekuatan impuls, aspek adanya stimulasi dari lingkungan, aspek kurang peduli dengan konsekuensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang Skala yang digunakan untuk mengungkap kecenderungan pembelian impulsif adalah Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rook (1987) yaitu aspek spontanitas, aspek kekuatan impuls, aspek adanya stimulasi dari lingkungan, aspek kurang peduli dengan konsekuensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang

2. Pemantauan Diri

Pemantauan diri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memantau, mengatur dan mengontrol tingkah laku yang ingin ditampilkan dalam interaksi sosial dengan cara mengamati petunjuk-petunjuk sosial yang ada guna menciptakan kesan khusus tentang dirinya.

Skala yang digunakan untuk mengungkap pemantauan diri adalah Skala Pemantauan Diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yang meliputi: aspek social stage presence , aspek other directedness dan aspek expressive self control. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi pemantauan diri yang dimiliki oleh subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah pemantauan diri yang dimiliki oleh subjek.

3. Konformitas Teman Sebaya

Konformitas teman sebaya merupakan usaha yang dilakukan individu untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma sosial dalam kelompok teman sebaya agar diterima sebagai anggota kelompok teman sebaya dan menghindari ketidaksamaan serta penolakan.

adalah Skala Konformitas Teman Sebaya yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne (2005) meliputi aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai dan diterima orang lain serta rasa takut akan penolakan, sedangkan aspek informatif yaitu keinginan individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan beropini. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi konformitas teman sebaya yang dimiliki subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah konformitas teman sebaya yang dimiliki subjek.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Populasi yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri pengunjung Solo Grand Mall. Pada awalnya peneliti berencana melakukan pengambilan data di tiga mal yang ada di Solo yaitu Solo Grand Mall, Solo Square dan Matahari Singosaren. Namun, dari tiga mal tersebut, peneliti hanya mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di Solo Grand Mall saja sedangkan untuk di Solo Square dan Matahari Singosaren, peneliti tidak mendapatkan izin. Adapun alasan penolakan yang diajukan oleh pihak Solo Square karena pertimbangan sasaran subjek penelitian adalah remaja putri, kurang sesuai dengan mayoritas pengunjung Solo Square yang lebih banyak dikunjungi oleh para orang tua dari kalangan menengah keatas.

pertimbangan kondisi Matahari Singosaren yang tidak memungkinkan subjek penelitian untuk mengisi skala dengan jumlah aitem yang lumayan banyak. Dikhawatirkan nantinya subjek penelitian mengalami ketidaknyamanan karena harus mengisi skala penelitian dengan kondisi berdiri sehingga menjadi kurang efektif. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut maka dipilihlah Solo Grand Mall menjadi satu-satunya lokasi penelitian.

Lokasi Solo Grand Mall yang berada di pusat kota Solo dan banyak dilalui oleh transportasi umum sehingga memudahkan para pengunjung untuk mendatanginya. Solo Grand Mall banyak menawarkan dan menyediakan beragam fasilitas yang ditujukan untuk kalangan remaja seperti distro pakaian remaja, penjualan aksesoris, tempat makan dengan harga yang terjangkau, bioskop, dan lain sebagainya, yang semua hal tersebut mampu menarik para remaja, tak terkecuali remaja putri untuk datang ke Solo Grand Mall. Hal ini tentunya sesuai dengan sasaran subjek penelitian yang akan diteliti yaitu remaja putri.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi penelitian (Sugiyono, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri pengunjung Solo Grand Mall sejumlah 110 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental purposive sampling yaitu anggota populasi yang menjadi sampel penelitian adalah yang memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sedang berada di tempat pengambilan data dan bersedia menjadi sampel penelitian (Guilford dan Fruchter, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi penelitian (Sugiyono, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri pengunjung Solo Grand Mall sejumlah 110 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental purposive sampling yaitu anggota populasi yang menjadi sampel penelitian adalah yang memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sedang berada di tempat pengambilan data dan bersedia menjadi sampel penelitian (Guilford dan Fruchter,

a) Remaja putri dengan rentang usia 15-19 tahun.

b) Berada di Solo Grand Mall.

c) Tidak sendirian, sedang bersama dengan kelompok sebaya.

d) Bersedia mengisi skala penelitian yang disediakan peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diperoleh langsung dari remaja putri yang menjadi sampel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dengan model Skala Likert untuk mengungkap kecenderungan pembelian impulsif, pemantauan diri dan konformitas teman sebaya. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif, Skala Pemantauan Diri dan Skala Konformitas Teman Sebaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : pernyataan favorabel skornya 4 untuk Sangat Sesuai (SS), 3 untuk Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor pernyataan unfavorabel adalah 1 untuk Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban dalam skala Likert ini menggunakan empat alternatif jawaban, tidak menggunakan alternatif jawaban ragu-ragu, karena jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang atau Data penelitian ini diperoleh langsung dari remaja putri yang menjadi sampel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dengan model Skala Likert untuk mengungkap kecenderungan pembelian impulsif, pemantauan diri dan konformitas teman sebaya. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif, Skala Pemantauan Diri dan Skala Konformitas Teman Sebaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : pernyataan favorabel skornya 4 untuk Sangat Sesuai (SS), 3 untuk Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor pernyataan unfavorabel adalah 1 untuk Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban dalam skala Likert ini menggunakan empat alternatif jawaban, tidak menggunakan alternatif jawaban ragu-ragu, karena jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang atau

a) Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Rook (1987) yang meliputi:

1) Aspek spontanitas yaitu pembelian terjadi secara spontan, tidak diharapkan dan tidak direncanakan sebelumnya, memotivasi konsumen untuk membeli sekarang juga dan sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.

2) Aspek kekuatan impuls yaitu adanya desakan yang tiba-tiba dan mendesak untuk membeli suatu produk dan sering disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai menggairahkan.

3) Aspek adanya stimulasi dari lingkungan mengacu pada semua karakteristik fisik dan sosial konsumen, termasuk objek fisik, hubungan ruang dan perilaku sosial dari orang lain.

4) Aspek kurang peduli dengan konsekuensi yang terjadi setelah

pembelian dilakukan. Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 32 butir yang terdiri dari 16 aitem favorabel dan 16 aitem unfavorabel. Distribusi aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 1.

Blue print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba

No Aspek Indikator

No Aitem

Jumlah Favorabel Unfavorabel f %

1 Spontanitas Pembelian dilakukan

tanpa perencanaan

Timbulnya dorongan yang tiba-tiba untuk membeli

2 Kekuatan impuls

Adanya desakan yang sangat kuat untuk membeli

Pengendalian afektif yang kuat

3 Adanya stimulasi dari lingkungan

Tampilan barang yang menarik

Adanya promo

4 Kurang peduli dengan konsekuensi

Mengabaikan resiko yang akan terjadi setelah membeli

Tidak takut menyesal setelah membeli

b) Skala Pemantauan Diri Pemantauan Diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan Skala Pemantauan Diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek pemantauan diri yang diungkapkan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yaitu:

1) Aspek social stage presence yaitu kemampuan individu untuk bertingkah laku yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, kemampuan untuk mengubah-ubah tingkah laku dan kemampuan untuk menarik perhatian sosial.

2) Aspek other directedness yaitu kemampuan individu untuk 2) Aspek other directedness yaitu kemampuan individu untuk

3) Aspek expressive self control yaitu kemampuan individu untuk secara aktif mengontrol tingkah laku ekspresif yang ditampilkan. Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 36 butir yang terdiri dari 18 aitem favorabel dan 18 aitem unfavorabel. Distribusi item Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Blue Print Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba

No Aspek

Indikator

No Aitem

Jumlah Favorabel Unfavorabel f %

1 Social Stage Presence

Bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi

Kemampuan untuk menarik perhatian sosial

2 Other directedness

Ketepatan berperilaku sesuai petunjuk sosial

Kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain

Peka terhadap situasi yang ada

3 Expressive self control

Kemampuan mengontrol perilaku

Mengontrol penampilan diri

Jumlah

Skala Konformitas Teman Sebaya dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan Baron dan Byrne (2005), meliputi:

1) Aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai dan

diterima orang lain serta rasa takut akan penolakan.

2) Aspek informatif yaitu keinginan individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan beropini.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 40 butir yang terdiri dari 20 aitem favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Distribusi aitem Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3

Blue print Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba

No Aspek

Indikator

No Aitem Jumlah

Fav

Unfav

1 Aspek Normatif

Berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok teman sebaya

Berperilaku sesuai dengan standar dan norma yang berlaku dalam kelompok teman sebaya

2 Aspek Informatif

Bergantung dan mengikuti ide, pendapat dan informasi dari kelompok teman sebaya

Menyetujui dan membenarkan ide, pendapat dan informasi dari kelompok teman sebaya

Jumlah

1. Uji Validitas

Validitas berarti instrumen atau alat ukur penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009). Validitas instrumen, dalam penelitian ini ialah skala, dapat dievaluasi melalui dua cara: pertama, evaluasi melalui nalar dan akal sehat (common sense) yang dilakukan oleh penyusun skala sendiri maupun oleh professional judgement (pembimbing) untuk menilai apakah isi skala layak digunakan untuk mengungkap atribut yang hendak diukur; dan cara yang kedua adalah evaluasi melalui pembuktian empiris. Uji validitas melalui pembuktian empiris dilakukan dengan menggunakan formula korelasi Product Moment Pearson yaitu mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total (Priyatno, 2008) dengan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Uji reliabilitas skala dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu skala yang akan diestimasi reliabilitasnya dibelah menjadi dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem –aitem dalam jumlah yang sama banyak (Azwar, 2008). Guna mempermudah perhitungan, maka digunakan program komputer Statistical Product and Services Solution (SPSS) versi 16.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel prediktor yaitu pemantauan diri dan konformitas teman sebaya, dan satu variabel kriterium yaitu kecenderungan pembelian impulsif. Uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda yaitu uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (simultan) atau uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel prediktor secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kriterium (Priyatno, 2008). Uji hipotesis kedua dan ketiga dalam penelitian ini menggunakan Analisis Korelasi Parsial yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang dalam hal ini variabel lain yang dianggap mempengaruhi (sebagai variabel kontrol) akan dikeluarkan (Priyatno, 2009). Perhitungan untuk menguji ketiga hipotesis ini selengkapnya akan menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Services Solution (SPSS) versi 16.