HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri dilakukan di Solo Grand Mall yang beralamatkan di Jalan Brigjend Slamet Riyadi nomor 273, Surakarta. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek penelitian.

Solo Grand Mall merupakan mal terbesar dan terlengkap di kota Solo dan sekitarnya yang mulai beroperasional sejak 4 Desember 2004. Dibangun di atas lahan seluas 12.080 m² yang terdiri atas 7 lantai dengan luas totalnya 63.000 m². Konsep Solo Grand Mall adalah “one stop family entertainment and recreation” yang berarti Solo Grand Mall menyediakan pelayanan yang dilengkapi dengan fasilitas hiburan serta rekreasi keluarga bagi para pengunjung yang ingin berbelanja berbagai macam kebutuhan dengan aneka variasinya tanpa memakan banyak waktu dan lebih efisiensi biaya karena pengunjung tidak perlu berpindah lokasi, segala kebutuhan telah tersedia di Solo Grand Mall.

Motto Solo Grand Mall adalah “completing your self “. Artinya Solo Grand Mall hadir di kota Solo untuk melengkapi dinamika hidup masyarakat yaitu dalam perannya sebagai tempat belanja yang lengkap, hiburan dan rekreasi, tempat bersosialisasi, investasi usaha, public space, serta menciptakan lapangan Motto Solo Grand Mall adalah “completing your self “. Artinya Solo Grand Mall hadir di kota Solo untuk melengkapi dinamika hidup masyarakat yaitu dalam perannya sebagai tempat belanja yang lengkap, hiburan dan rekreasi, tempat bersosialisasi, investasi usaha, public space, serta menciptakan lapangan

d aerah dan nasional”. Misi Solo Grand Mall adalah “memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan masyarakat dan daerah dengan tetap memperhatikan segi sosial, budaya dan ekonomi melalui pelayanan jasa”.

Solo Grand Mall menyediakan berbagai pilihan ruang usaha, baik berupa kios dengan berbagai ukuran maupun island. Total kios adalah 517 unit dengan luasan 27.470 m². Fasilitas keamanan 24 jam, cleaning service, listrik, air bersih, AC sentral, akan mendukung kenyamanan dan kemajuan usaha. Selain itu manajemen Solo Grand Mall juga membantu pemasaran dari produk-produk dengan paket promosi dan pameran secara rutin. Letak Solo Grand Mall yang berada di pusat kota serta tingginya jumlah pengunjung menjadikan Solo Grand Mall sebagai ruang publik yang efektif untuk mengenalkan atau memasarkan produk melalui berbagai acara dan pameran.

Jumlah pengunjung yang mencapai 15.000 orang dalam sehari dan meningkat menjadi 45.000 orang sehari ketika akhir minggu dan hari libur lainnya menjadikan Solo Grand Mall sebagai tempat promosi indoor dengan efektifitas pesan yang tinggi. Direktori Solo Grand Mall terdiri dari : kafe dan makanan cepat saji, perabotan, perhiasan dan aksesoris, toko buku, olahraga, pakaian, kesehatan, sepatu dan tas, toko musik dan lain-lain.

melakukan penelitian di Solo Grand Mall . Pemilihan mal tersebut sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan:

a. Banyaknya penawaran dan fasilitas yang ada di Solo Grand Mall yang ditujukan untuk usia remaja seperti banyaknya distro-distro pakaian remaja, toko-toko aksesoris, adanya bioskop, food court yang menyediakan macam makanan dan minuman, toko buku dan pusat permainan yang menarik remaja untuk datang khususnya remaja putri. Sesuai dengan uraian masalah yang diangkat dalam latar belakang penelitian ini yaitu terkait dengan remaja putri yang menjadi subyek dalam penelitian ini.

b. Kondisi Solo Grand Mall yang nyaman dan banyaknya cara promosi yang dilakukan penjual dalam menawarkan produknya memicu para remaja putri untuk memiliki kecenderungan pembelian impulif.

c. Penelitian mengenai “ Hubungan antara Pemantauan Diri dan Konformitas Teman Sebaya dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja Putri “ belum pernah dilakukan di Solo Grand Mall.

d. Adanya ijin yang diberikan oleh pihak Solo Grand Mall kepada peneliti untuk diadakannya penelitian ini.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan tujuan agar penelitian berjalan lancar dan terarah. Adapun persiapan-persiapan tersebut diantaranya adalah:

Persiapan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada pihak-pihak yang akan terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: pertama, peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada pihak Manajemen Solo Grand Mall di Surakarta dengan nomor surat 820/UN/27.06.7.1/TU/2011 Hal ijin melakukan penelitian di Solo Grand Mall. Tahap kedua, peneliti mengajukan surat ijin penelitian yang disertai dengan lampiran proposal penelitian kepada pihak Manajemen Solo Grand Mall. Selanjutnya setelah mendapatkan ijin dari pihak Solo Grand Mall, peneliti baru bisa melaksanakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak Solo Grand Mall di Surakarta.

b. Persiapan Alat Ukur

Setelah menyelesaikan persiapan administrasi dan mendapatkan perijinan, langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Ada tiga skala yang akan digunakan yaitu Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif, Skala Pemantauan Diri, dan Skala Konformitas Teman Sebaya. Masing-masing skala akan diuraikan sebagai berikut:

Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat kecenderungan pembelian impulsif subjek dalam penelitian ini. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kecenderungan pembelian impulsif yang diungkapkan oleh Rook (1987) yaitu aspek spontanitas, aspek kekuatan impuls, aspek adanya stimulasi dari lingkungan dan aspek kurang peduli dengan konsekuensi. Jumlah aitem dalam Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif adalah 32 aitem yang terdiri atas 16 aitem favorabel dan 16 aitem unfavorabel. Adapun distribusi aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba

No Aspek Indikator

No Aitem Jumlah

Pembelian dilakukan tanpa perencanaan

Timbulnya dorongan yang tiba-tiba untuk membeli

2,18

10,26

2 Kekuatan impuls

Adanya desakan yang sangat kuat untuk membeli

Pengendalian afektif yang kuat

4,20

13,29

3 Adanya stimulasi lingkungan

Tampilan barang yang menarik

Adanya promo

6,22

14,30

4 Kurang peduli dengan konsekuensi

Mengabaikan resiko yang akan terjadi setelah membeli

Tidak takut menyesal setelah membeli

8,24

16,32

2) Skala Pemantauan Diri Skala Pemantauan Diri digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat pemantauan diri subjek dalam penelitian ini. Skala Pemantauan Diri disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek pemantauan diri yang diungkapkan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yaitu aspek social stage presence , aspek other directedness dan aspek expressive self control. Jumlah aitem dalam Skala Pemantauan Diri adalah 36 aitem yang terdiri atas 18 aitem favorabel dan 18 aitem unfavorabel. Adapun distribusi aitem Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 Distribusi aitem Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba

No Aspek

Indikator

No Aitem

1 Social Stage Presence

Bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi

Kemampuan untuk menarik perhatian sosial

2,16,30

9,23,34

2 Other directedness

Ketepatan berperilaku sesuai petunjuk sosial

Kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain

4,18

11,25

Peka terhadap situasi yang ada

5,19

12,26

3 Expressive self control

Kemampuan mengontrol perilaku

6,20,31 13,27,35 12 33,33

Mengontrol penampilan diri

7,21,32 14,28,36

Jumlah

18 18 36 100

Skala Konformitas Teman Sebaya digunakan untuk mengungkap sejauh mana tingkat konformitas teman sebaya subjek dalam penelitian ini. Skala Konformitas Teman Sebaya disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek konformitas teman sebaya yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2005) meliputi aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai dan diterima orang lain serta rasa takut akan penolakan dan aspek informatif yaitu keinginan individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan beropini. Jumlah aitem dalam Skala Konformitas Teman Sebaya adalah 40 aitem yang terdiri atas 20 aitem favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Adapun distribusi aitem Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba :

Tabel 6

Distribusi aitem Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba No

Aspek

Indikator

No Aitem Jumlah

Fav

Unfav

1 Aspek Normatif

Berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok teman sebaya

Berperilaku sesuai dengan standar dan norma yang berlaku dalam kelompok teman sebaya

2 Aspek Informatif

Bergantung dan mengikuti ide, pendapat dan informasi dari kelompok sebaya

Menyetujui dan membenarkan ide, pendapat dan informasi dari kelompok teman sebaya

4,12,20,

28,36

8,16,24, 32,40

Jumlah

20 20 40 100

Sebelum skala penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba skala penelitian untuk mengetahui indeks daya beda aitem-aitem dari masing- masing skala dan reliabilitas dari skala tersebut. Menurut Azwar (2008) uji coba terhadap aitem skala psikologi bertujuan untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana yang diinginkan oleh penulis aitem dan sebagai salah satu cara praktis untuk memperoleh data dari responden yang akan digunakan untuk penskalaan atau untuk evaluasi kualitas aitem secara statistik.

Skala penelitian diuji cobakan kepada kelompok subjek yang mempunyai karakteristik setara dengan subjek penelitian (Azwar, 2008). Uji coba skala penelitian dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal

20 dan 21 Mei 2011 di Solo Grand Mall. Jumlah remaja putri yang melakukan uji coba skala adalah 70 orang, dari 70 eksemplar yang dibagikan, semua terkumpul dan 60 eksemplar yang memenuhi syarat untuk dilakukan skoring kemudian dianalisis nilai validitas serta reliabilitasnya.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah dilakukan uji coba skala, data yang diperoleh selanjutnya ditabulasikan dan dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Koefisien validitas yang dijadikan batas kriteria sebuah aitem dalam skala dikatakan valid ialah 0,3 atau di atas 0,3 seperti yang disebutkan Azwar (2008) bahwa koefisien validitas 0,3 sudah dianggap memuaskan. Aitem-aitem dengan Setelah dilakukan uji coba skala, data yang diperoleh selanjutnya ditabulasikan dan dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Koefisien validitas yang dijadikan batas kriteria sebuah aitem dalam skala dikatakan valid ialah 0,3 atau di atas 0,3 seperti yang disebutkan Azwar (2008) bahwa koefisien validitas 0,3 sudah dianggap memuaskan. Aitem-aitem dengan

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Uji validitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dilakukan dengan review professional judgement , yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Setelah dilakukan perhitungan, dari 32 aitem pernyataan dalam Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terdapat 8 aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 3, 4, 9, 16, 26,27, 31, dan 32, sehingga tersisa 24 aitem. Aitem skala yang dinyatakan valid adalah aitem dengan nilai Sig. (2 tailed) di bawah 0,05 dengan nilai Pearson Correlation berada di antara 0,310 sampai dengan 0,718.

Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif diukur

menggunakan analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif adalah sebesar 0,878. Dengan demikian, Skala menggunakan analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif adalah sebesar 0,878. Dengan demikian, Skala

Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif valid dan gugur

No Aspek

Indikator

Perilaku

Nomor Aitem

Jumlah Aitem Valid

Favorabel

Unfavorabel Valid Gugur Valid Gugur

1 Spontanitas

Pembelian dilakukan tanpa

Timbulnya 6 dorongan yang tiba-tiba untuk

2 Kekuatan impuls

Adanya desakan yang sangat kuat

untuk membeli

Pengendalian 5 afektif yang kuat

3 Adanya stimulasi lingkungan

Tampilan barang

yang menarik

Adanya promo

4 Kurang peduli dengan konsekuensi

Mengabaikan resiko yang akan

terjadi setelah

Tidak takut menyesal setelah

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Pemantauan Diri

Uji Validitas Skala Pemantauan Diri dilakukan dengan review professional judgement , yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji dengan Uji Validitas Skala Pemantauan Diri dilakukan dengan review professional judgement , yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji dengan

27, 33, dan 34 sehingga tersisa 23 aitem. Aitem skala yang dinyatakan valid adalah aitem dengan nilai Sig. (2 tailed) di bawah 0,05 dengan nilai Pearson Correlation berada di antara 0,305 sampai dengan 0,529.

Reliabilitas Skala Pemantauan Diri diukur menggunakan analisis

reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Pemantauan Diri adalah sebesar 0,744. Dengan demikian, Skala Pemantauan Diri ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Pemantauan Diri yang valid dan gugur

Nomor Aitem Jumlah Aitem Valid

Gugur Valid Gugur

1 Social Stage Presence

Bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi

Kemampuan untuk 5 menarik perhatian

2 Other directedness

Ketepatan berperilaku sesuai petunjuk sosial

Kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain

Peka terhadap situasi yang ada

No

Perilaku

Aitem Valid

Favorabel

Unfavorabel Valid Gugur Valid Gugur

3 Expressive self control

Kemampuan mengontrol perila

Mengontrol 9 penampilan diri

c. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaya

Uji Validitas Skala Konformitas Teman Sebaya dilakukan dengan review professional judgement , yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS versi

16.0. Setelah dilakukan perhitungan, dari 40 aitem pernyataan dalam Skala Konformitas Teman Sebaya terdapat 15 aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 1, 6,

11, 13, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 31, 33, 34 dan 40, sehingga tersisa 25 aitem. Aitem skala yang dinyatakan valid adalah aitem dengan nilai Sig. (2 tailed) di bawah 0,05 dengan nilai Pearson Correlation berada di antara 0,302 sampai dengan 0,572.

Reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaya diukur menggunakan

analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaa adalah sebesar 0,808. Dengan demikian, Skala Konformitas Teman Sebaya ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Distribusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya yang valid dan gugur

Nomor Aitem

Jumlah Aitem Valid

Valid Gugur

1 Aspek Normatif

Berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok teman sebaya

Berperilaku sesuai 11 dengan standar dan norma yang berlaku dalam kelompok teman sebaya

2 Aspek Informatif

Bergantung dan mengikuti ide, pendapat dan informasi dari kelompok sebaya

Menyetujui dan 14 membenarkan ide, pendapat dan informasi dari kelompok teman sebaya

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya butir- butir aitem yang valid dipergunakan untuk mengambil data yang sesungguhnya, sedangkan butir-butir yang gugur tidak diikut sertakan dalam pengambilan data yang sesungguhnya. Adapun distribusi aitem skala untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif untuk penelitian

No Aspek Indikator

Nomor Aitem Jumlah Fav UnFav

1 Spontanitas

Pembelian dilakukan tanpa perencanaan

Timbulnya dorongan 6 yang tiba-tiba untuk membeli

2 Kekuatan impuls

Adanya desakan yang sangat kuat untuk membeli

Pengendalian afektif yang kuat

3 Adanya stimulasi lingkungan

Tampilan barang yang menarik

Adanya promo

4 Kurang peduli dengan konsekuensi

Mengabaikan resiko yang akan terjadi setelah membeli

Tidak takut menyesal setelah membeli

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

Tabel 11 Distribusi Aitem Skala Pemantauan Diri untuk penelitian

No Aspek

Indikator

Nomor Aitem Jumlah

Fav

Unfav

1 Social Stage Presence

Bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi

Kemampuan untuk menarik perhatian sosial

2 Other directedness

Ketepatan berperilaku sesuai petunjuk sosial

Kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain

Peka terhadap situasi yang

No Aspek

Indikator

Nomor Aitem Jumlah

Fav

Unfav

3 Expressive self control

Kemampuan mengontrol perilaku

Mengontrol penampilan diri

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

Tabel 12 Distribusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya untuk penelitian

No Aspek

Indikator

No Aitem Jumlah Fav Unfav

1 Aspek Normatif

Berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan kelompok teman sebaya

Berperilaku sesuai dengan standar dan norma yang berlaku dalam kelompok teman sebaya

2 Aspek Informatif

Bergantung dan mengikuti ide, pendapat dan informasi dari kelompok sebaya

Menyetujui dan membenarkan ide, pendapat dan informasi dari kelompok teman sebaya

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri dengan rentang usia 15 -19 tahun yang sedang mengunjungi Solo Grand Mall. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang remaja putri. Teknik pengambilan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri dengan rentang usia 15 -19 tahun yang sedang mengunjungi Solo Grand Mall. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang remaja putri. Teknik pengambilan

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Solo Grand Mall lantai tiga pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 3–4 Juni 2011. Pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur berupa Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang terdiri dari 24 aitem, Skala Pemantauan Diri yang terdiri dari 23 aitem dan Skala Konformitas Teman Sebaya yang terdiri dari 25 aitem. Ketiga skala tersebut diberikan secara langsung kepada masing-masing subjek dan pengambilan skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai diisi. Data penelitian yang diperoleh sebanyak 110 eksemplar.

3. Pelaksanaan Skoring

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan skor untuk keperluan analisis data. Skor untuk masing-masing skala bergerak dari satu sampai empat dengan memperhatikan sifat aitem favorabel dan unfavorabel. Skor dari aitem favorabel adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor aitem unfavorabel adalah 1 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Kemudian skor yang Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan skor untuk keperluan analisis data. Skor untuk masing-masing skala bergerak dari satu sampai empat dengan memperhatikan sifat aitem favorabel dan unfavorabel. Skor dari aitem favorabel adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor aitem unfavorabel adalah 1 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Kemudian skor yang

C. Analisis Data Penelitian

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2008). Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov test (ks-z) dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar 5% atau 0,05 (p > 0,05). Hasil Uji Normalitas terhadap ketiga variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Hasil Uji Normalitas variabel kecenderungan pembelian impulsif, nilai ks-z adalah 0,986 dengan p = 0,285 (p > 0,05) termasuk kategori normal.

2) Hasil Uji Normalitas variabel pemantauan diri, nilai ks-z adalah 0,858 dengan p = 0,453 (p > 0,05) termasuk kategori normal.

adalah 1,078 dengan p = 0,195 (p > 0,05) termasuk normal.

Tabel 13 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

konformitas teman sebaya

Parameters a

Std. Deviation

7.06835 9.15960 Most Extreme

-.103 Kolmogorov-Smirnov Z

1.078 Asymp. Sig. (2-tailed)

a.Test distribution is Normal.

Hal ini berarti bahwa data pada variabel kecenderungan pembelian impulsif, pemantauan diri dan konformitas teman sebaya memiliki sebaran yang normal dan sampel dalam penelitian ini dapat mewakili populasi.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu variabel tergantung dan variabel bebas mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji Linearitas juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut dan digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Apabila Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu variabel tergantung dan variabel bebas mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji Linearitas juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut dan digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Apabila

Tabel 14

Uji Linearitas Pemantauan Diri terhadap Kecenderungan Pembelian

Impulsif

Tabel 15 Uji Linearitas Konformitas Teman Sebaya terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean Square

F Sig. kecenderungan

pembelian impulsif *

konformitas teman sebaya

from Linearity

2934.657 32 91.708 .985 .503

Within Groups

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean Square

F Sig. kecenderungan

pembelian impulsif * pemantauan diri

Between Groups

Deviation from Linearity

3890.344 30 129.678 1.244 .220

Within Groups

8129.874 78 104.229

Total

13118.191 109

kecenderungan pembelian impulsif diperoleh signifikansi pada linearity 0,002. Oleh karena signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif terdapat hubungan yang linear. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian linearitas variabel konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif diperoleh signifikansi pada linearity 0,000. Oleh karena signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif terdapat hubungan yang linear.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan liniear antara variabel bebas dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Model regresi dikatakan terbebas dari multikolinieritas jika memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10.

Tabel 16. Uji Multikolinearitas

Coefficients a

Model

Collinearity Statistics Tolerance

VIF

1 pemantauan diri

Konformitas teman sebaya

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedasitisitas,dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas jika:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Nugroho, 2005).

Gambar 2 Uji Heterokedastisitas dengan pola Scatterplot

Dari hasil analisis diperoleh bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal ini dapat dilihat pada gambar scatterplot yakni pada plot titik-titik berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka terdapat autokorelasi, jika d terletak antara dU dan (4-Du) maka tidak ada autokorelasi, dan jika d terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dL dan dU dilihat di tabel DW (Priyatno, 2008).

Tabel 17 Uji Autokorelasi

Model Summary b

Model

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,010. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini, dari tabel DW dengan signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) = 110, serta k = 2 (jumlah variabel bebas) diperoleh nilai DW sebesar 2,010 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,010. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini, dari tabel DW dengan signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) = 110, serta k = 2 (jumlah variabel bebas) diperoleh nilai DW sebesar 2,010

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini melalui dua tahap, yaitu: uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) dan uji koefisien korelasi parsial.

a. Uji koefisien regresi secara bersama-sama atau simultan (uji F)

Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan uji simultan (uji F) yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel kriterium secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prediktor. Hasil uji F menunjukkan variabel prediktor secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kriterium jika nilai p-value (pada kolom Sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, yaitu taraf signifikansi 0,05 (p<0,05) atau nilai F( hitung ) > F( tabel) . Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi, atau dengan kata lain dapat digeneralisasikan. Hasil uji F dari output program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16 adalah sebagai berikut:

Uji Hipotesis Secara Simultan

ANOVA b

Model

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

a.Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan nilai p-value (pada kolom Sig.) sebesar 0,000 (p<0,05) sedangkan nilai F hitung sebesar 17,056 dan F tabel sebesar 3,081 jadi F( hitung ) > F( tabel) . Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat hubungan yang positif antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif.

Selanjutnya nilai koefisien korelasi ganda (R) pada Model Summary digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas terhadap variabel tergantung secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X1 dan X2) secara serentak terhadap variabel tergantung (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila nilai R semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah (Priyatno, 2008).

Hasil Koefisien Korelasi Ganda (R)

Nilai koefisien korelasi ganda (R) yang dihasilkan sebesar 0,492 menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini sesuai dengan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2005) yaitu: 0,0 - 0,199 (sangat rendah), 0,20 - 0,399 (rendah), 0,40 - 0,599 (sedang), 0,60 - 0,799 (kuat), dan 0,80 - 1,000 (sangat kuat).

Nilai R 2 (R Square) sebesar 0,242 atau 24%, yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas yakni pemantauan diri dan konformitas teman sebaya terhadap variabel kecenderungan pembelian impulsif sebesar 24%. Sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji secara empiris dalam penelitian ini.

b. Uji Korelasi Parsial

Uji hipotesis kedua dan hipotesis ketiga dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial untuk menguji keeratan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel tergantung, dimana salah satu

Model Summary b

Model

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif (dimana variabel konformitas teman sebaya dikontrol), sedangkan uji hipotesis ketiga untuk mengetahui hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif (dimana variabel pemantauan diri dikontrol). Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (Nugroho, 2005). Hasil uji korelasi parsial dengan SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel output di bawah ini:

Tabel 20 Uji korelasi parsial antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif

Correlations

Control Variables

Kecenderungan Pembelian

Impulsif

Pemantauan Diri

Konformitas Teman Sebaya

Kecenderungan Pembelian Impulsif

Significance (1-tailed)

df 0 107

Pemantauan Diri Correlation

Significance (1-tailed)

df 107

Uji korelasi parsial antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif

Correlations

Control Variables

Kecenderunga n Pembelian Impulsif

Konformita s Teman Sebaya

Pemantauan Diri

Kecenderunga

n Pembelian

Significance (1-tailed)

df 0 107

Konformitas Teman Sebaya

Significance (1-tailed)

df 107

Berdasarkan hasil output uji korelasi, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi antara variabel pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif (rxıy) sebesar 0,078 dengan p=0,211

(p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif.

2. Nilai koefisien korelasi antara variabel konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif (rx2y) sebesar 0,415 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif ditolak (Ha ditolak), sedangkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan adanya Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif ditolak (Ha ditolak), sedangkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan adanya

4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai pemantauan diri, konformitas teman sebaya dan kecenderungan pembelian impusif. Dari skor kasar ketiga variabel diperoleh hasil statistik deskriptif subjek penelitian, seperti di bawah ini:

Tabel 22 Statistik Deskriptif

Skala

Jml Sbj

Data Hipotetik

SD

Data Empirik

Skor min

Skor max

Kecenderungn Pembelian Impulsif

Teman Sebaya

Deskripsi data penelitian di atas menggambarkan kategorisasi dari masing- masing variabel yaitu pemantauan diri, konformitas teman sebaya dan kecenderungan pembelian impulsive.. Kategorisasi dibagi menjadi tiga golongan yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Penentuan kategori tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang Penentuan kategori tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang

a. Rendah: X < µ -1σ

b. Sedang : µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ

c. Tinggi :

X ≥ µ + 1σ

Keterangan : µ = Mean Hipotetik (MH) σ = Standar Deviasi (SD)

a. Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 23 Kriteria Kategori Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kategorisasi

Norma

Jumlah Subjek

Persentase Rendah

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 28 orang ( 25,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif rendah, 73 orang (66,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif sedang dan 9 orang (8,2%) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 28 orang ( 25,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif rendah, 73 orang (66,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif sedang dan 9 orang (8,2%)

b. Pemantauan Diri Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 24 Kriteria Kategori Pemantauan Diri

Kategorisasi

Norma

Jumlah Subjek

Persentase Rendah

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 4 orang ( 3,6%) memiliki tingkat pemantauan diri rendah, 97 orang (88,2%) memiliki tingkat pemantauan diri sedang dan 9 orang (8,2%) memiliki tingkat pemantauan diri yang tinggi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel penelitian rata-rata memiliki tingkat pemantauan diri yang sedang.

c. Konformitas Teman Sebaya Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 25 Kriteria Kategori Konformitas Teman Sebaya

Kategorisasi

Norma

Jumlah Subjek

Persentase Rendah

X < 50

10 orang

9,1 % Sedang

50 ≤ X < 75

92 orang

83,6 % Tinggi

X ≥ 75

8 orang

Jumlah

110 orang

5. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Melalui metode Multiple Regression diperoleh koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R 2 (R square) sebesar 0,242. Artinya, pemantauan diri dan konformitas teman sebaya memberikan sumbangan sebanyak 24% terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini berarti masih terdapat76% faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri. Hal in dapa dilihat dari tabel output SPSS berikut ini:

Tabel 26 Sumbangan Efektif

SS

Sementara itu, secara perhitungan manual didapatkan sumbangan efektif pemantauan diri terhadap kecenderungan pembelian impulsif adalah sebesar 2,24% dan sumbangan efektif konformitas teman sebaya terhadap kecenderungan

Model Summary b

Model

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama yang dilakukan secara bersama-sama (simultan) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri. Hubungan positif ketiga variabel ini menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin tinggi pemantauan diri dan konformitas teman sebaya yang dimiliki oleh remaja putri, maka akan semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki begitupun sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yang ditandai dengan hasil perhitungan F hitung > F tabel dengan p = 0,000. F hitung yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 17,056 sedangkan F tabel sebesar 3,081. Kekuatan hubungan ketiga variabel ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar R = 0,49 yang artinya berada pada taraf yang sedang.

Dari hasil ini, maka terbukti bahwa pemantauan diri secara bersama-sama dengan konformitas teman sebaya mampu mempengaruhi remaja putri untuk memiliki kecenderungan pembelian impulsif. Pemantauan diri yang dimiliki oleh remaja putri yang meliputi bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi, kemampuan untuk menarik perhatian sosial, ketepatan berperilaku sesuai dengan petunjuk sosial, kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain,

dan didukung dengan kemampuan untuk melakukan konformitas terhadap teman sebaya yaitu berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan teman sebaya, sesuai dengan standar dan norma dalam kelompok teman sebaya, bergantung pada ide, pendapat teman sebaya dan menyetujui ide teman sebaya, maka hal-hal tersebut mampu meningkatkan kecenderungan pada remaja putri untuk melakukan pembelian yang tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya. Kontribusi secara bersama-sama antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya terhadap kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri hanya sebesar 24 %.

Remaja yang pada dasarnya belum memiliki kemampuan secara finansial dengan karakteristik yang melekat erat pada dirinya seperti labil, mudah dipengaruhi, spesifik dan impulsif sering dijadikan sebagai target pemasaran yang potensial. Menurut Papalia,dkk (2008) remaja lebih memperhatikan perubahan fisik yang dialaminya dan perhatian yang lebih besar akan lebih tampak pada remaja putri. Maka tidak heran jika remaja putri akan cenderung membeli produk- produk yang mampu menunjangnya dalam berpenampilan. Para produsen dan pemasar yang menyadari hal ini, datang dengan menawarkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh para remaja putri. Seperti yang dikemukakan oleh Ditmar, dkk (1995) yaitu kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi pada remaja putri yang diketahui memiliki tingkat emosi dan impulsivitas yeng lebih tinggi dalam berbelanja dan mengeluarkan uang.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kecenderungan pembelian impulsif yang sedang pada remaja putri. Kontribusi pemantauan diri dan

impulsif pada remaja putri dipengaruhi oleh variabel lain di luar pemantauan diri dan konformitas teman sebaya. Menurut Loudon dan Bitta (1993), faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif adalah karakteristik produk yang meliputi harga yang murah, siklus hidup produk yang pendek, ukuran yang kecil dan mudah disimpan; faktor pemasaran, serta karakteristik konsumen yang meliputi kepribadian, demografis dan karakteristik konsumen. Faktor lainnya menurut Chen dan Hung (2005) adalah mood seseorang, identitas diri yang dimiliki dan karakteristik pribadi seperti usia dan menurut Djudiyah dan Hadipranata (2002), harga diri, uang saku dan materialisme akan mempengaruhi pembelian impulsif.

Hasil pengujian secara parsial antara pemantauan diri dan kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan koefisien korelasi yaitu sebesar 0,078 dengan p = 0,211 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pemantauan diri dan kecenderungan pembelian impulsif. Pada penelitian ini walaupun saat bersama-sama dengan konformitas teman sebaya, pemantauan diri berhubungan signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif, namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan diri jika berdiri sendiri tidak berhubungan secara signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif. Pada saat pemantauan diri secara bersama-sama dengan konformitas teman sebaya, menunjukkan sumbangan efektif konformitas teman sebaya terhadap kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri yaitu 21,96 % lebih besar dibandingkan sumbangan efektif pemantauan diri yang hanya sebesar 2,24 %.

hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif tidak terbukti. Artinya pemantauan diri yang dimiliki oleh seseorang tidak mempengaruhinya untuk memiliki kecenderungan pembelian impulsif yaitu kecenderungan untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Menurut Scher dan Thompson (2007), pemantauan diri adalah kombinasi internal antara pengamatan diri dan kontrol diri. Semakin baik pemantauan diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin baik pula pengamatan diri dan kontrol dirinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Melati,dkk (2007) menyimpulkan bahwa kontrol diri yang dimiliki oleh remaja mempengaruhi pembelian impulsifnya, semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki remaj maka pembelian impulsif semakin rendah, begitu pun sebaliknya.

Pemantauan diri yang dimiliki oleh seorang remaja akan membuatnya cenderung mengubah perilaku sesuai tuntutan sosial sehingga remaja mengatur kesan yang dibuatnya. Para remaja tidak jarang akan menunda kepuasan dalam membeli untuk mendapatkan kesan yang baik dari orang lain dan hal ini mampu menghindarkan remaja putri dari kecenderungan pembelian impulsif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Yani (2005) bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan impulsif yang tinggi perlu menyadari bahwa penyebab terjadinya pembelian impulsif lebih bersifat pada situasi yang sedang dialami dan sebenarnya variabel situasi lebih mudah dikontrol dibandingkan variabel personal dari dalam diri sendiri.

kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,415 dengan p = 0,000 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif. Semakin tinggi konformitas teman sebaya, maka semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki remaja putri. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Artledia (2009) yaitu semakin tinggi konformitas remaja terhadap kelompok teman sebayanya, maka semakin mudah remaja tersebut dipengaruhi oleh kelompok teman sebayanya untuk melakukan pembelian secara impulsif.

Menurut Priede dan Ferrel (1995) kelompok teman sebaya mempengaruhi keputusan pembelian seseorang tergantung pada tingkat konformitas yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Monks,dkk (2002) bahwa pada masa remaja akan menunjukkan originalitasnya bersama teman sebaya dalam hal berpakaian, berpenampilan, berdandan, termasuk dalam hal pembelian. Konformitas yang dimiliki remaja putri turut mempengaruhi keputusan pembelian. Keinginan remaja putri untuk senantiasa menyesuaikan penampilan dengan teman sebaya akan membuat remaja putri memiliki kecenderungan untuk membeli produk yang sama dengan teman-teman sebayanya secara impulsif. Seperti yang dikemukakan oleh Mowen dan Minor (2001) sebelumnya apabila seseorang melakukan pembelian seorang diri, maka cenderung akan membeli barang-barang yang sudah direncanakan sebelumnya. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan pembelian dengan kelompok, maka

perencanaan. Herabadi,dkk (2003) memaparkan bahwa memiliki teman untuk berbelanja, sangat mungkin merupakan faktor yang mendorong timbulnya perilaku belanja impulsif. Hal ini karena ada perbedaan yang jelas dalam kecenderungan belanja impulsif antara kelompok yang berbelanja dengan teman dan kelompok yang berbelanja tanpa teman. Menurut Peter dan Olson (dalam Meike, 2009), kelompok acuan seperti teman sebaya berpengaruh penting bagi seorang konsumen. Kelompok acuan teman sebaya tidak hanya mempengaruhi pengetahuan, sikap dan nilai seorang konsumen tetapi juga mempengaruhi pembelian suatu produk, merek tertentu dan pemilihan toko dimana akan melakukan pembelian. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan pembelian secara impulsif.

Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri. Penelitian yang telah dilakukan ini tentunya memiliki beberapa keterbatasan. Penelitian ini hanya meneliti subjek dengan rentang usia remaja dan berjenis kelamin perempuan saja, belum mempertimbangkan aspek-aspek yang lain seperti karakteristik kepribadian, status sosioekonomi, materialisme, budaya dan lainnya. Selanjutnya keterbatasan peneliti sebagai pemula dalam menyusun alat ukur penelitian yang belum mampu secara maksimal mengukur dengan baik apa yang seharusnya diukur.