Faktor-faktor yang mempengaruhi Peluang untuk Berkreasi

d. Berani mengambil resiko Individu ini tidak takut gagal atau mendapatkan kritik. Mereka tidak akan ragu-ragu apabila dihadapkan pada ketidakjelasan atau hal-hal yang tidak konvensional. e. Sifat menghargai Individu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat diri sendiri yang sedang berkembang. Selain lima ciri tersebut, Munandar 1999, h. 36-27 juga menjabarkan bahwa terdapat ciri-ciri pribadi kreatif lainnya, yaitu: mempunyai prakarsa; mempunyai minat yang luas; mandiri dalam berpikir; ulet,penuh energi; percaya diri; berani dalam pendirian dan keyakinan; Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari pribadi yang kreatif adalah rasa ingin tahu, imajinatif, tertantang dengan kemajemukan, mempunyai prakarsa, mempunyai minat yang luas, mandiri dalam berpikir, ulet, penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil resiko, serta berani dalam pendirian dan keyakinan.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peluang untuk Berkreasi

Tinggi rendahnya peluang untuk berkreasi yang dimiliki oleh karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor ini karena penurunan kreativitas karyawan dapat berdampak pada kinerja organisasi. Hurlock 1978, h.10 mengatakan bahwa terdapat dua faktor penting yang dapat membantu meningkatkan kreativitas, yaitu: a. Sikap sosial Lingkungan sekitar individu harus dapat memberikan dorongan dan rangsangan agar dapat membantu individu untuk berkreasi. b. Kondisi Kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan kreativitas harus diberikan supaya potensi kreatif dalam diri individu dapat berkembang secara baik. Sedangkan menurut Guilford dalam Gandadiputra, 1983, h.54 terdapat lima faktor penting dalam kreativitas, yaitu : a. Kelancaran Kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. b. Fleksibilitas Kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. c. Originalitas Kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli. d. Elaborasi Kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci. e. Definisi ulang Kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain daripada cara-cara yang lazim. Arieti dalam Munandar, 1988, h.18 memberikan rekomendasi tentang sikap-sikap dan kondisi-kondisi yang perlu dipupuk untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu, yaitu: a. Kesendirian Kesendirian memungkinkan orang lebih peka terhadap sumber-sumber dalam dirinya, sehingga seseorang akan menyadari dan yakin bahwa dia memiliki kemampuan kreatif yang dapat dikembangkan. b. Mengambil waktu untuk berpikir dan ber-rasa ”Ber-rasa” lebih baik daripada ”merasa”, seperti juga kata ”berpikir” tidak hanya ”memikir”. Berpikir dan ber-rasa mengandung arti lebih sadar, lebih aktif dan dilakukan dengan sengaja. Mengembangkan alam perasaan sangat penting dalam pertumbuhan kreativitas dan proses belajar pada umumnya. c. Merenung dan melamun Dalam melamun dan merenung individu tidak pasif, tetapi dapat melihat kemungkinan-kemungkinan baru, gagasan-gagasan yang sampai saat ini belum pernah terpikirkan. d. Berpikir bebas Bebas berpikir berarti bebas dari hambatan, dari praduga dan stereotip, yang memungkinkan individu menelusuri bermacam-macam alternatif dan cara untuk menghasilkan ide-ide baru. e. Kesiapan untuk melihat kesamaan atau analogi Kemampuan untuk membentuk sesuatu yang baru dengan menggabungkan unsur-unsur yang beragam atau yang pada kesan pertama nampaknya tidak relevan. f. Menunda untuk memberikan kritik, pertimbangan atau penilaian Adakalanya kecenderungan untuk langsung memberikan kritik terhadap suatu gagasan baru, dapat mematikan spontanitas dan keberanian untuk menyampaikan suatu pendapat, apalagi jika pendapat itu menyimpang dari hal-hal yang bersifat konvensional. g. Konflik sebagai motivasi Konflik dapat menjadi kekuatan motivasi untuk berkreasi. Individu dapat mengatasi konflik dan merubahnya menjadi kekuatan yang mendorong untuk mencipta suatu karya kreatif. h. Kesiagaan dan disiplin Untuk menghasilkan karya kreatif yang bermakna diperlukan tidak hanya kualitas seperti imajinasi, inspirasi, firasat dan bakat, tetapi juga disiplin, kesiagaan, proses belajar dan kerja keras. Badawy dalam Timpe, 1999, h. 219 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang penting dalam menstimulasi kreativitas adalah: a. Kepuasan Adanya pengakuan dan penghargaan dari perusahaan akan menimbulkan kepuasan bagi individu. b. Kebebasan Memberikan kebebasan bagi individu untuk bekerja di bidang-bidang yang diminatinya akan dapat mendorong individu untuk mengembangkan kreativitasnya. c. Dukungan Sangat penting untuk menciptakan hubungan yang baik antar sesama rekan sekerja. Rekan kerja terkadang turut memberikan rangsangan, sehingga individu semakin bersemangat untuk berkreasi. d. Motivasi Adanya keberanian dari dalam individu untuk mengambil resiko, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru, unik dan terkadang keluar dari cara- cara konvensional. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kelancaran, fleksibilitas, originalitas, elaborasi, definisi ulang, kesendirian, konflik motivasi, berpikir bebas dan analogi, serta dorongan. Sedangkan faktor eksternal yaitu sikap sosial, kondisi, pengakuan, kebebasan untuk berekspresi, serta hubungan dengan teman-teman.

B. Iklim Organisasi