adalah hipertensi yang timbul setelah usia gestasi 20 minggu disertai dengan proteinuria pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal
normotensif. Berdasarkan manifestasi klinisnya, preeklampsia diklasifikasikan menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Eklampsia adalah kejadian
kejang pada wanita dengan preeklampsia yang tidak berkaitan dengan penyebab lain.
Preeklampsia pada hipertensi kronik preeclampsia superimposed upon
chronic hypertension.
Semua gangguan hipertensi kronik, apapun sebabnya, merupakan predisposisi timbulnya preeklampsia atau eklampsia. Pada sebagian wanita,
hipertensi kronik yang sudah ada sebelumnya semakin memburuk setelah usia gestasi 24 minggu. Apabila disertai dengan proteinuria, didiagnosa sebagai
preeklampsia pada hipertensi kronik superimposed preeclampsia. Preeklampsia pada hipertensi kronik ini biasanya muncul pada usia gestasi lebih dini daripada
preeklampsia “murni”, serta cenderung cukup parah dan pada banyak kasus disertai dengan hambatan pertumbuhan janin.
Hipertensi Gestasional
Wanita yang memiliki peningkatan tekanan darah yang dideteksi pertama kali setelah pertengahan masa kehamilan, tanpa proteinuria diklasifikasikan
memiliki hipertensi gestasional. Terminologi yang tidak spesifik ini memasukkan wanita dengan sindrom preeklampsia yang tidak memiliki proteinuria maupun
wanita yang tidak mengalami sindrom preeklampsia. Pada hipertensi gestasional, disebut sebagai 1 hipertensi transient pada
kehamilan jika tidak ada preeklampsia pada saat melahirkan dan tekanan darah kembali normal 12 minggu postpartum atau 2 hipertensi kronik jika peningkatan
tekanan darah tetap berlangsung.
2.1.2 Epidemiologi
Universitas Sumatra Utara
Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai dan termasuk di antara trias mematikan, bersama dengan perdarahan dan infeksi, yang
banyak menimbulkan morbiditas dan mortalitas karena kehamilan Cunningham et al., 2006. Diperkirakan 6-8 dari seluruh kehamilan mengalami penyulit ini
NHBPEP, 2000. Preeklampsia dan hipertensi gestasional merupakan jenis yang paling sering terjadi, yakni rata-rata 70 dari wanita-wanita yang didiagnosa
dengan hipertensi kehamilan mengalami jenis hipertensi ini Sibai, 2003.
2.1.3 Faktor Resiko
Banyak faktor yang berkaitan dengan meningkatnya resiko preeklampsia telah dapat diidentifikasi. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut, dengan
frekuensi dan tingkat keparahan penyakit ditemukan lebih tinggi pada lima faktor resiko pertama Sibai, 2003 :
a Kehamilan multipel 14 b Hipertensi kronik maupun penyakit ginjal sebelumnya
c Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya 18. d Diabetes mellitus pregestasional
e Riwayat trombofilia f Nuliparitas 2-7
g Obesitas h Riwayat preeklampsia-eklampsia pada keluarga
2.1.4 Etiologi dan Mekanisme Patogenik Preeklamsi
Penyebab mendasar preeklampsia tetap tidak diketahui de Souza Rugolo et al., 2011 ; NHBPEP, 2000 ; Sibai et al., 2005. . Zweifel 1916 dalam Gant
dan Worley 1980 menyebut preeklampsia sebagai “disease of theories” karena terlalu banyak teori yang dikemukakan untuk menjelaskan penyakit ini terutama
berkaitan dengan etiologi serta patogenesisnya dan istilah ini telah menjadi suatu kekhasan untuk preeklampsia dan eklampsia selama bertahun-tahun. Meskipun
demikian, akhir-akhir ini ada kemajuan dalam pemahaman tentang penyakit ini
Universitas Sumatra Utara
yang memimpin pada prediksi yang akurat, pencegahan, dan pengobatan yang lebih baik Lindheimer et al., 2008 ; Roberts dan Cooper, 2001.
Pertimbangan utama mengarah pada plasenta sebagai fokus patogenik karena preeklampsia dan eklampsia hanya terjadi pada keberadaan plasenta dan
persalinan menjadi penyembuhan definitif satu-satunya pada penyakit ini NHBPEP, 2000 ; Roberts dan Cooper, 2001. Oleh sebab itu penelitian-penelitian
yang ada difokuskan pada perubahan pembuluh darah ibu yang menyuplai aliran darah ke plasenta. Cunningham et al. 2006 menyatakan preeklampsia sebagai
sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan disfungsi endotel.
Teori plasenta sebagai dasar preeklampsia menjelaskan penyakit ini dalam dua tahap de Souza Rugolo, 2011 ; NHBPEP, 2000. Tahap pertama disebut
sebagai “silent placental events”, dimulai dengan plasentasi yang buruk dan berkurangnya aliran darah ke plasenta. Keadaan ini menjadi menyebabkan
hipoksia plasenta yang berakibat pada pelepasan faktor-faktor hasil produksi plasenta : mediator-mediator inflamasi seperti growth factors dan reseptor dapat
larut mereka, sitokin inflamasi, debris plasenta, dan stres oksidatif plasenta, yang memasuki aliran darah maternal
Tahap kedua adalah tahap maternal yang merupakan manifestasi nyata dari penyakit ini. Tahap ini bergantung tidak hanya pada aksi dari faktor plasenta yang
sudah bersirkulasi, tetapi juga pada kesehatan ibu termasuk penyakit-penyakit yang mengenai pembuluh darah riwayat penyakit kardiorenal, metabolik, faktor
genetik, obesitas. Produk-produk plasenta ini menyebabkan disfungsi sel endotelial dan sindrom inflamasi sistemik, yang menimbulkan manifestasi klinis
pada preeklampsi.
Universitas Sumatra Utara
Gambar 2.1. Patogenesis Preeklampsia
Sumber : Preeclampsia : Effect on the Fetus and Newborn American Academy of Pediatrics, 2011.
2.1.5 Patologi dan Patofisiologi Manifestasi Multisistem Maternal Pada Preeklampsia