3.2 Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1 Preeklampsia
a Definisi Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah usia gestasi 20
minggu disertai proteinuria pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Berdasarkan manifestasi klinisnya,
preeklampsia diklasifikasikan menjadi preeklampsia ringan dan berat. Disebut preeklampsia ringan PER bila tekanan darah di antara
14090 mmHg dan 160110 mmHg disertai proteinuria ≥ 300 mg24
jam atau ≥ +1 pada dipstick.
Disebut preeklampsia berat PEB bila terdapat satu atau lebih dari kriteria berikut : tekanan darah sistolik
≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg ; proteinuria
≥ 5 gr dalam spesimen urin 2 jam atau ≥ +3 dalam dua sampel acak urin yang dikumpulkan secara terpisah
setidaknya 4 jam ; oliguria 500 mL24 jam ; gangguan serebrum atau penglihatan ; edema pulmonum atau sianosis ; nyeri epigastrik
atau kuadran kanan atas ; fungsi hepar terganggu ; trombositopenia ; pertumbuhan janin terhambat.
b Cara Ukur Variabel ini diukur dengan mencatat diagnosa yang tertulis dalam
rekam medis. c Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada variabel ini adalah rekam medis dari sampel penelitian.
d Hasil Ukur Untuk variabel ini terdapat dua hasil ukur, yaitu :
1. Diagnosa preeklampsia ringan PER 2. Diagnosa preeklampsia berat PEB
e Skala Pengukuran Skala pengukuran untuk variabel ini adalah skala ordinal.
Universitas Sumatra Utara
3.2.2 Keluaran Maternal
a Definisi Keluaran maternal meliputi cara persalinan serta komplikasi yang
terjadi, yaitu perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, sindrom HELLP, edema paru, gagal ginjal akut, impending eclampsia,
eklampsia, dan kematian maternal. 1. Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui traktus genital
setelah usia kehamilan 24 minggu hingga sebelum kelahiran bayi. 2. Edema paru merupakan kondisi dengan akumulasi cairan di dalam
paru-paru. 3. Gagal ginjal akut adalah penurunan cepat atau mendadak dalam
48 jam dari fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum dan berkurangnya produksi urin.
4. Perdarahan postpartum adalah hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah kala tiga persalinan selesai.
5. Sindrom HELLP adalah preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan
trombositopenia. 6. Impending eclampsia adalah preeklampsia yang disertai tanda-
tanda prodroma akan terjadinya kejang eklamptik. 7. Eklampsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan
preeklampsia yang tidak disebabkan oleh hal lain. 8. Kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil
atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.
b Cara Ukur Variabel ini diukur dengan mencatat diagnosa yang tertulis dalam
rekam medis. c Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada variabel ini adalah rekam medis dari sampel penelitian.
Universitas Sumatra Utara
d Hasil Ukur dan Skala Pengukuran Hasil ukur dan skala pengukuran untuk variabel ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Keluaran Maternal serta Hasil Ukur dan Skala Pengukurannya No.
Keluaran Maternal Hasil Ukur
Skala Pengukuran
1. Cara persalinan
a. Spontan b.
Seksio sesarea Nominal
2. Perdarahan
antepartum a. Ada
b. Tidak ada Nominal
3. Perdarahan
postpartum a. Ada
b. Tidak ada Nominal
4. Impending eclampsia
a. Ada b. Tidak ada
Nominal
5. Eklampsia
a. Ada b. Tidak ada
Nominal
6. Sindrom HELLP
a. Komplit b. Parsial
c. Tidak ada Ordinal
7. Edema paru
a. Ada b. Tidak ada
Nominal
8. Gagal ginjal akut
a. Ada b. Tidak ada
Nominal
9. Kematian maternal
a. Ya b. Tidak
Nominal
Universitas Sumatra Utara
3.2.3 Keluaran Perinatal