BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan bayi sampai saat ini masih menjadi permasalahan di seluruh dunia. Hal ini terkait dengan morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi.
Ada lima penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal, yaitu perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi, aborsi yang tidak aman, dan partus lamamacet
Khan et al., 2006. WHO memperkirakan setiap harinya ada rata-rata 800 kematian ibu akibat komplikasi kehamilan yang disebabkan oleh kelima faktor
tersebut baik yang terjadi selama periode kehamilan maupun saat persalinan. Salah satu tujuan pembangunan milenium Millenium Development
GoalsMDGs ialah menurunkan angka kematian ibu AKI hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990-2015. Di Indonesia target yang ingin dicapai pada tahun
2015 adalah hanya terdapat 102 kematian saja per 100.000 kelahiran hidup dari 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991. AKI di Indonesia
masih perlu perhatian khusus karena hanya terdapat sedikit penurunan yakni 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Pada tahun 2010 terdapat
11.534 kematian ibu dengan proporsi di Sumatera Utara 3,6 Hernawati, 2011. Terkait dengan mortalitas bayi terdapat lebih dari 3 juta kematian neonatus
kematian bayi 0-28 hari setiap tahunnya WHO, 2012. Jumlah ini terhitung 40 dari seluruh kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun. Mayoritas 75
dari kematian ini terjadi dalam minggu pertama pasca kelahiran, dan antara 25- 45 kematian terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama kematian bayi baru
lahir adalah prematuritas berat badan lahir rendah, infeksi, asfiksia, dan trauma lahir, yang berperan dalam hampir 80 kematian pada kelompok ini.
Universitas Sumatra Utara
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas, jumlah kematian neonatal pada tahun 2007 ada 181 kematian, sedangkan untuk kematian
perinatal, yaitu lahir mati ditambah kematian bayi umur 0-6 hari, tercatat 217 kasus. Saat ini sudah terjadi penurunan angka kematian neonatal di Indonesia,
yakni 19 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dari acuan dasar 32 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia, 2010. Dalam WHO-Lancet Review on Causes of Maternal Mortality 2006,
hipertensi dalam kehamilan merupakan kasus yang paling banyak diteliti yakni 885 studi 14,9. Di negara-negara sedang berkembang, hipertensi menjadi
penyebab utama kematian ibu yakni 25,7 di Amerika Latin serta masing-masing 9,1 di Asia dan Afrika. Angka kematian akibat hipertensi dalam kehamilan
bahkan tetap cukup tinggi di negara berkembang, yakni 16,1. Tekanan darah yang tinggi memiliki efek yang besar pada kesehatan ibu
hamil dan janin dalam kandungan karena menyebabkan restriksi aliran darah, oksigen dan nutrisi. Salah satu bentuk peninggian tekanan darah pada ibu hamil
adalah preeklampsia. Preeklampsia, yang merupakan sindrom spesifik kehamilan, didefinisikan sebagai tekanan darah yang tinggi disertai proteinuria setelah usia
gestasi 20 minggu pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal Saifuddin, 2009.
Preeklampsia merupakan manifestasi yang paling penting dari hipertensi dalam kehamilan dan mencakup 50 dari penyakit ini. Insidens preeklampsia
sekitar 5-10 dari seluruh kehamilan de Souza Rugolo et al., 2011. Karakteristik ibu hamil yang mengalami preeklampsia bervariasi, tetapi banyak
kasus yang ditemukan pada kehamilan pertama, kehamilan kembar, dan pada wanita yang memiliki riwayat preeklampsia sebelumnya Sibai et al., 2005.
Kejadian preekl ampsia meningkatkan resiko merugikan pada keluaran persalinan yang terdiri dari keluaran maternal dan keluaran perinatal. Keluaran
persalinan pada preekl ampsia bergantung pada usia kehamilan saat onset penyaki t, tingkat keparahan penyaki t, kualitas manajemen penyaki t, dan ada
tidaknya penyaki t medis lain sebelumnya Sibai et al., 2005.
Universitas Sumatra Utara
Keluaran ibu pada preeklampsia mencakup disseminated coagulopathyHELLP syndrome 10-20, edema pulmonum 2-5, abruptio
plasenta 1-4, gagal ginjal akut 1-5, gagal fungsi hepar atau perdarahan 1, stroke jarang, dan dapat menuju pada eklampsia 1, suatu kondisi
yang serius yang ditandai dengan kejang pada ibu yang dapat menyebabkan koma dan kematian Sibai et al., 2005.
Sementara keluaran perinatal pada preeklampsia mencakup kelahiran prematur 15-67, fetal growth restriction 10-25, hypoxia-neurologic injury
1, kematian perinatal 1-2, serta morbiditas kardiovaskular jangka panjang fetal origin adult disease yang terkait dengan berat badan lahir yang rendah
Sibai et al., 2005. Dalam data Riskesdas 2007, dari sejumlah 217 kasus kematian perinatal,
96,8 ibu dari bayi perinatal terganggu kesehatannya ketika hamil. Penyakit yang banyak dialami ibu hamil pada bayi yang lahir mati adalah hipertensi maternal
24, sementara gangguan kesehatan ibu hamil dari bayi yang meninggal pada umur 0-6 hari adalah ketuban pecah dini 23 dan hipertensi maternal 22
Riskesdas, 2007. Keseluruhan data ini menunjukkan secara jelas bahwa hipertensi dalam
kehamilan, yang didominasi oleh preeklampsia, meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada keluaran persalinan, baik pada ibu maupun bayi. Peningkatan
insidens dari morbiditas dan mortalitas perinatal yang terlihat pada kehamilan dengan komplikasi preeklampsia, meskipun kompleks dan multifaktorial, adalah
terutama disebabkan karena insufisiensi uteroplasenta yang mengakibatkan restriksi aliran darah ke fetus dan kebutuhan untuk persalinan prematur Backes et
al., 2011. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran
keluaran maternal dan perinatal pada kasus-kasus preeklampsia di RSUP Haji Adam Malik Medan. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu
rumah sakit rujukan di Sumatera Utara, sehingga untuk kasus preeklampsia cukup banyak di rumah sakit ini dan data yang dibutuhkan dapat diperoleh. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana
Universitas Sumatra Utara
gambaran keluaran persalinan dengan preeklampsia yang ditangani di rumah sakit ini.
1.2. Rumusan Masalah