Hasil Penelitian

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT Adhya Tirta Batam (ATB)

A. Sejarah dan Perkembangan ATB

PT. Adhya Tirta Batam (ATB) adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan secara sah berdasarkan hukum, yaitu Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 juncto Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing. ATB memiliki izin dan ditunjuk sebagai perusahaan yang memiliki hak eksklusif atau satu-satunya di Pulau Batam untuk mengambil, memanfaatkan dan mengelola air baku menjadi air bersih, serta mendistribusikannya kepada Pelanggan di Pulau Batam. Hak dan kewajiban ini didasarkan atas Surat Keputusan Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam) Nomor 062/UM-KPTS/XI/1995 tertanggal 15 November 1995 tentang

“Pengelolaan Air Bersih di Pulau Batam oleh PT. Adhya Tirta Batam”. Ketika dimulainya pembangunan di Pulau Batam tahun 1971, pada awalnya penyediaan

dan pengelolaan air bersih di Batam dilakukan oleh pemerintah yaitu Otorita Batam. Otorita Batam (OB) saat ini telah berganti nama menjadi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam (BP

Batam). Seiring dengan pesatnya perkembangan Batam serta untuk memenuhi kebutuhan pasar, maka pemerintah melalui Otorita Batam mengadakan kerjasama konsesi pengolahan air bersih dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB) untuk mengelola air bersih di Batam. Kontrak konsesi ini berlangsung selama 25 tahun, mulai tahun 1995 hingga tahun 2020.

ATB merupakan perusahaan pengelola air minum swasta pertama di Indonesia. Selama 21 tahun mengabdi, ATB senantiasa berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Upaya ini dilakukan ATB diantaranya dengan menyediakan suplai air bersih yang terjamin kuantitas, kualitas, dan kontinuitasnya. Cakupan pelayanan ATB sudah mencapai 99,5 persen dengan jumlah pelanggan lebih dari 250.000. Keberhasilan dalam pengelolaan air bersih, mengantarkan ATB menjadi benchmark perusahaan air, baik di Indonesia maupun mancanegara. Pertumbuhan pelanggan PT Adhya Tirta Batam (ATB) cukup signifikan. Pada 1996 atau saat ATB baru mulai beroperasi, jumlah pelanggan hanya 20.349, kini pada tahun 2016 pelanggan yang teraliri air bersih ATB sudah mencapai 252.262. Setelah 20 tahun beroperasi, jumlah pelanggan ATB naik lebih dari 10 kali lipat dari tahun-tahun pertama mengabdi di Batam. Selain jumlah pelanggan yang tumbuh berkali lipat, cakupan pelayanan ATB juga naik sangat signifikan. Tahun 1996, cakupan pelayanan ATB hanya 36 persen, kini setelah dua dasawarsa mengabdi, cakupan pelayanan sudah meningkat menjadi 99,5 persen.

Pertumbuhan penduduk Kota Batam memang cukup tinggi. Tahun 1996, penduduk Batam hanya 247.958, kini sudah mencapai 1.031.121. Untuk Pertumbuhan penduduk Kota Batam memang cukup tinggi. Tahun 1996, penduduk Batam hanya 247.958, kini sudah mencapai 1.031.121. Untuk

Sementara untuk tingkat kebocoran air, bila 1996 masih di angka 46 persen, kini tingkat kebocoran air ATB sudah mencapai 15,17 persen. Semakin kecil tingkat kebocoran air suatu perusahaan air minum, berarti semakin efektif perusahaan air minum tersebut. Rasio jumlah karyawan juga menurut ATB sendiri sudah cukup efisien. Bila 1996 lalu rasio karyawan ATB masih 7,47 per 1.000 pelanggan, kini sudah sangat efisien yakni mencapai 2,24 per 1.000 pelanggan. 4

Selain perkembangan yang telah dijelaskan di atas, tabel di bawah ini juga menunjukkan perbaikan yang terus dilakukan ATB dari tahun ke tahun. Tabel 4.1.

Infrastruktur Air Bersih Batam

Tahun Berjalan Waktu Konsesi

Kondisi Sesuai

Awal

Pertengahan

(Agustus 2016) Kapasitas WTP

(September 1995) (Desember 2006)

2.230 liter/detik Terpasang

850 liter/detik

2.100 liter/detik

sambungan Cakupan Daerah

(Sumber: BP Batam, diolah kembali, 2016)

Dari tabel di atas, dapat dipahami tiga hal. Pertama, kapasitas WTP terpasang yang semakin meningkat setiap periodenya. WTP (Water Treatment Plant) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan bangunan atau konstruksi

4 http://www/atbbatam.com/april/index.php/en/profil-atb/atb-dalam-data

fasilitas pengelolaan air. Pengelolaan ini terdiri dari saluran masuknya air (intake), kemudian diolah hingga memenuhi standar kualitas air baku oleh WTP, dan ditampung dalam reservoir sebelum disalurkan melalui sambungan-sambungan. Pada awal konsesi berjalan tahun 1995, WTP yang terpasang dari beberapa waduk mengalirkan air dengan debit 850 liter per detik. Setelah sepuluh tahun beroperasi seiring pengembangan berbagai fasilitas dan infrastruktur, pada tahun 2006 WTP terpasang bertambah kapasitasnya menjadi 2.100 liter/detik. Hingga tahun 2016, kapasitas WTP terpasang naik namun tidak signifikan seperti 10 tahun sebelumnya, yakni mencapai 2.230 liter/detik.

Kedua, jumlah sambungan dari WTP pelanggan-pelanggan juga selalu meningkat. Pelanggan tidak hanya terdiri dari rumah-rumah warga saja, namun juga perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan lain-lain. Pada awal konsesi tahun 1995, jumlah sambungan kepada pelanggan hanya sebanyak 15.810. Jumlah sambungan ini meningkat hingga 124.224 sambungan seiring bertambah banyaknya pelanggan. Pada tahun berjalan 2016, tercatat peningkatan pelanggan menjadi 212.696 sambungan.

Terakhir, cakupan daerah operasi ATB yang semakin meluas setiap tahunnya. Pada awal konsesi tahun 1995, daerah kota Batam yang mendapat pelayanan ATB hanya sebanyak 35,71%. Sepuluh tahun kemudian pada 1996, perluasan cakupan pelayanan ATB meningkat sangat signifikan yakni mencapai 95% wilayah kota Batam. Peningkatan cakupan daerah pelayanan tetap terjadi Terakhir, cakupan daerah operasi ATB yang semakin meluas setiap tahunnya. Pada awal konsesi tahun 1995, daerah kota Batam yang mendapat pelayanan ATB hanya sebanyak 35,71%. Sepuluh tahun kemudian pada 1996, perluasan cakupan pelayanan ATB meningkat sangat signifikan yakni mencapai 95% wilayah kota Batam. Peningkatan cakupan daerah pelayanan tetap terjadi

Berdasarkan perundang-undangan, air adalah salah satu sumber daya alam yang dikuasai oleh negara, maka waduk beserta air di dalamnya dikelola oleh BP Batam, bukan oleh ATB. ATB hanya berhak untuk membeli, mengolah, dan mengalirkan air dari waduk tersebut kepada pelanggan. Meskipun di Kota Batam terdiri atas tiga pulau yakni Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang, ATB hanya bertugas untuk mainland kota saja yakni Pulau Batam. Hingga Desember 2016, ada lima waduk di Pulau Batam yang berhak dimanfaatkan oleh ATB seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2.

Waduk yang dimanfaatkan oleh ATB

Nama Waduk

Volume

Kapasitas Desain

Operasi

WTP

Waduk Sei

49,01 liter/detik Harapan

270.000m 3 30 liter/detik

285 liter/detik Waduk Sei Ladi

Waduk Sei Nongsa

9.490.000m 3 240 liter/detik

304,05 liter/detik Waduk Muka

12.270.000m 3 310 liter/detik

1.320,5 liter/detik Kuning

78.180.000m 3 3.000 liter/detik

Waduk

_ Duriangkang

41.876.080m 3 540 liter/detik

(Sumber: BP Batam, diolah kembali, 2016)

Waduk Sei Harapan memiliki kapasitas terkecil di antara keseluruhan waduk lainnya yakni 270.000m3, dengan desain aliran air 30 liter/detik sedangkan

5 http://www.bpbatam.go.id/ini/batamGuide/water_supply

pada operasinya, air mengalir pada debit 49,01 liter/detik. Waduk Sei Nongsa memiliki volume 9.490.000m3 dan didesain untuk mengalirkan air dengan kapasitas 240 liter/detik, sedangkan pada pengoperasian sehari-harinya air mengalir pada debit 285 liter/detik. Waduk Sei Ladi dapat menampung sebanyak 12.270.000m3 air, didesain untuk mengalirkan air dengan kapasitas 310 liter/detik, sedangkan pada operasinya air mengalir pada debit 304,5 liter/detik. Waduk Muka Kuning memiliki daya tampung terbesar yakni 78.180.000m3 air, dengan desain kapasitas aliran air 3.000 liter/detik, sedangkan pada operasinya air mengalir pada debit 1.320,5 liter/detik. Waduk Duriangkang memiliki daya tampung sebesar 41.876.080m3 yang didesain untuk mengalirkan air pada debit 540 liter/detik, sedangkan pada pengoperasian sehari-harinya tidak disebutkan berapakah debit aliran airnya. Selain kelima waduk di atas, saat ini BP Batam sedang menyiapkan satu waduk lagi yaitu Waduk Tembesi. Waduk ini nantinya akan dimanfaatkan oleh ATB juga, namun hingga saat ini air yang ada pada waduk tersebut belum bisa dikelola menjadi air baku untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.

B. Visi, Misi, dan Nilai Inti ATB

Visi PT ATB adalah “Menjadi Perusahaan Air Terpercaya di Indonesia”. Untuk mencapai visi ters ebut, ATB memiliki misi “Menggunakan penerapan terbaik tata kelola perusahaan untuk menjalankan perusahaan dengan penuh integritas dan profesionalisme, ATB akan: (1) Memberikan pelayanan terbaik demi tercapainya kepuasan pelanggan; (2) Memelihara kesehatan dan keselamatan Visi PT ATB adalah “Menjadi Perusahaan Air Terpercaya di Indonesia”. Untuk mencapai visi ters ebut, ATB memiliki misi “Menggunakan penerapan terbaik tata kelola perusahaan untuk menjalankan perusahaan dengan penuh integritas dan profesionalisme, ATB akan: (1) Memberikan pelayanan terbaik demi tercapainya kepuasan pelanggan; (2) Memelihara kesehatan dan keselamatan

( reliable); (3) Menghargai ( respect); (4) Peduli ( care); dan (5) Jujur ( honest).

C. Struktur Organisasi ATB

Setiap organisasi terutama perusahaan, pasti memiliki struktur organisasi. Stephen dalam Ruliana (2014:69) menyatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas dalam organisasi akan dibagi, siapa melapor pada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola formal yang menggambarkan hierarki yang berbeda dari top management, middle management, lower management, dan tingkat karyawan (staff) dalam suatu sistem.

Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana manajemen organisasi PT ATB yang digambarkan dalam suatu struktur organisasi:

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Adhya Tirta Batam (Sumber: Manajemen ATB, 2017, diolah oleh peneliti)

Dapat dilihat dari struktur organisasi di atas, PT ATB secara struktural dipimpin oleh seorang President Director dan dibantu oleh seorang Vice President Director yang merangkap sebagai Operational Director . Presiden Direktur membawahi central division yang terdiri atas departemen customer care, departemen corporate communication, departemen legal, dan departemen procurement . Presiden direktur (Presdir) merupakan fungsi jabatan tertinggi dalam perusahaan, yang secara garis besar bertanggng jawab mengatur perusahaan secara keseluruhan. Customer Care Department bertanggung jawab untuk melayani segala bentuk keperluan/kepentingan konsumen, seperti menginformasikan dihentikannya/mengalirnya kembali aliran air, menanggapi keluhan, dan lain-lain. Corporate Communication Department bertanggung jawab untuk menciptakan dan menjaga hubungan harmonis perusahaan dengan publiknya secara internal maupun eksternal. Pada ATB, salah satu cara menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat adalah melalui pelaksanaan program- program CSR yang menjadi tanggung jawab departemen ini. Legal Department bertanggung jawab untuk mengurus dokumen-dokumen, perizinan perusahaan, dan permasalahan hukum yang ada berkaitan dengan karyawan, konsumen, serta perusahaan. Sedangkan Procurement Department bertanggung jawab terhadap manajemen pengelolaan dalam usaha memperoleh barang atau jasa yang merupakan bagian dari mata rantai sistem produksi air baku.

Dalam menjalankan tugasnya, Presdir dibantu oleh Wakil Presiden Direktur yang juga merangkap sebagai Direktur Operational Division (Divisi Operasional). Selain itu, Wakil Presdir juga membawahi Engineering Division (Divisi Teknik) Dalam menjalankan tugasnya, Presdir dibantu oleh Wakil Presiden Direktur yang juga merangkap sebagai Direktur Operational Division (Divisi Operasional). Selain itu, Wakil Presdir juga membawahi Engineering Division (Divisi Teknik)

Department (Departemen Distribusi), dan Non-Revenue Water Department (Departemen NRW). Tugas dari ketiga departemen ini ialah bekerja sama untuk memproduksi air baku yang sesuai dengan kualitas yang distandarkan, mengalirkan air tersebut, dan menjaga kebocoran dalam perjalanan hingga sampai kepada konsumen.

Engineering Division sendiri terdiri atas empat departemen dengan masing- masing tugas dan tanggung jawabnya. Planning Department (Departemen Perencanaan) merencanakan berbagai macam sasaran perusahaan setiap tahunnya dan bagaimana gambaran besarnya untuk mencapai tujuan tersebut. Project Department (Departemen Proyek) melaksanakan apa yang sudah direncanakan

sebelumnya oleh planning department . QHSE Department (Departemen K3) bertugas memastikan bahwa seluruh operasi harus memenuhi standar-standar yang berlaku sesuai dengan mutu, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. IT & System Department (Departemen Sistem & Teknologi Informasi) bertugas untuk men- support segala kebutuhan yang berhubungan dengan teknologi, informasi, dan sistem agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik.

Finance Division terdiri atas tiga departemen dengan masing-masing tugas dan tanggung jawabnya. Tax & Accounting Department (Departemen Pajak & Akunting) bertanggung jawab terutama dalam hal laporan keuangan atau pembukuan, serta membuat laporan perpajakan perusahaan. Finance Department (Departemen Keuangan) bertanggung jawab terhadap segala aktivitas keuangan, Finance Division terdiri atas tiga departemen dengan masing-masing tugas dan tanggung jawabnya. Tax & Accounting Department (Departemen Pajak & Akunting) bertanggung jawab terutama dalam hal laporan keuangan atau pembukuan, serta membuat laporan perpajakan perusahaan. Finance Department (Departemen Keuangan) bertanggung jawab terhadap segala aktivitas keuangan,

D. Penghargaan & Sertifikasi ATB

Sejak awal berdiri, PT ATB mengusahakan yang terbaik dalam bidangnya. Hingga pada 2009 dan tahun-tahun berikutnya, dikutip dari website ATB bahwa ATB telah menerima penghargaan di antaranya:

1. Pada 2009 dan 2013, secara berturut-turut ATB meraih penghargaan empat tahunan Perpamsi Award sebagai Perusahaan Air Minum Terbaik Kelompok PDAM Besar.

2. ATB juga berhasil mengantarkan Kota Batam meraih Perpamsi Award 2015 sebagai Pelayanan Air Minum Terbaik & Sanitasi dan Pusat Pembelajaran PDAM Kategori Kota Diatas 100.000 Pelanggan PDAM Wilayah I Sumatera. Selanjutnya Selama 21 tahun mengabdi di Batam, ATB tidak hanya fokus

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, tetapi juga senantiasa berupaya memenuhi standar nasional maupun internasional melalui sertifikasi. Berikut sertifikasi yang telah diraih ATB:

1. Sertifikat ISO 9001:2008 untuk pengoperasian 7 Instalasi Pengolahan Air, jaringan distribusi, dan pelayanan pelanggan

2. Sertifikat Laboratorium Kalibrasi Meter Air dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai dengan ISO 17025:2005

3. Sertifikat Sistem Manajemen Terpadu ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 Occupational Health & Safety Management System

4. Sertifikat ISO 14001:2004 Environment Management System dan merupakan perusahaan air minum satu-satunya yang menerapkan sistem manajemen terpadu untuk ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, SMK3, dan ISO 14001:2004

5. AMDAL Terpadu dan Ijin Lingkungan untuk pengoperasian 7 Instalasi Pengolahan Air, jaringan distribusi termasuk reservoir dan pelayanan pelanggan

6. Penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dari Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

E. Corporate Social Responsibility ATB

Dengan menyadari bahwa pertumbuhan ATB lebih karena dukungan dan kepercayaan masyarakat Batam, maka ATB mencoba berpartisipasi aktif terhadap tanggung jawab sosialnya melalui program-prorgam CSR. Dalam rangka mengoptimalkan efektivitas program-program CSR maka sejak 2009 ATB telah membentuk Departemen Corporate Communication untuk menangani praktik CSR. Hingga tahun 2016, ada lima bidang kepedulian CSR yang rutin dijalankan sejak 2011 yaitu:

1. ATB Peduli Pendidikan

Mengingat sangat terbatasnya air baku di Batam, ATB memiliki program rutin school campaign yang bertujuan untuk memberikan edukasi hemat air ke berbagai sekolah di Batam. Program ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, dan ajakan kepada pelajar tentang pentingnya air dalam kehidupan sehingga harus dijaga kelangsungannya. School campaign difokuskan untuk anak-anak SD dan SMP karena ATB ingin melalui program ini mereka sebagai generasi muda terdorong untuk lebih bijak meggunakan air bersih sejak dini. Informasi baru yang disampaikan juga terkait ATB Mobile App yang merupakan aplikasi baru yang dirancang khusus untuk memudahkan pelanggan dalam memperoleh informasi tagihan dan informasi terkait ATB. Materi school campaign dikemas dengan penayangan video Blublu maskot ATB agar lebih menarik untuk disimak.

Program ATB Peduli Pendidikan yang kedua adalah bantuan beasiswa. ATB memberikan beasiswa berprestasi bagi siswa SMA/SMK dan perguruan tinggi. Program tersebut sudah jalankan sejak 2011 lalu. Bila di total, hingga 2015 lalu ATB sudah menggelontorkan dana beasiswa hingga Rp625.500.000 untuk 215 siswa dan mahasiswa. Tahun Ajaran 2016/2017 ini, ATB juga sudah menganggarkan dana Rp200 juta untuk membantu 24 siswa SMASMK dan 10 mahasiswa berprestasi dari kalangan kurang mampu. Program beasiswa tersebut digulirkan sebagai bentuk kepedulian ATB dalam bidang pendidikan, khususnya di Kota Batam dengan tujuan memberi penghargaan pada siswa berprestasi.

Program ketiga untuk CSR bidang pendidikan adalah Lomba Cerdas Cermat dan Kreasi Jingle ATB untuk tingkat SD dan SMP se-Kota Batam. ATB setiap tahun rutin mengadakan acara ini bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Batam, yang diadakan setiap bulan Oktober untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Lomba Kreasi Jingle ATB menyajikan penampilan-penampilan menarik dari sekolah peserta yang dilaksanakan di sela acara Lomba Cerdas Cermat dengan tujuan untuk memeriahkan acara. Pelaksanaan kedua lomba ini disiarkan secara langsung saat final oleh stasiun Batam TV.

2. ATB Peduli Lingkungan

Batam sedikit berbeda dengan kota lain di Indonesia. Batam tidak memiliki sumber air baku melimpah dan hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di

5 waduk sebagai sumber air baku yang nantinya diolah sebagai air bersih. Oleh karena itu, sebagai bentuk kepedulian ATB turut serta menjaga kelestarian lingkungan di Kota Batam, ATB rutin mengadakan penanaman pohon. Sejak dilakukan pada 2011 lalu, sudah ada 7.200 pohon yang sudah ditanam di wilayah resapan air, fasilitas umum, dan sekolah. Setiap tahun setidaknya ada 1.000 pohon yang ditanam untuk membantu kelestarian lingkungan di Kota Batam. Pada tahun 2015 lalu, ATB menanam 1.200 pohon yang terdiri dari 800 pohon pelindung dan 400 pohon buah di 23 sekolah terpilih. ATB berharap melalui program ini dapat memberikan contoh pentingnya penghijauan di Kota Batam. Penanaman pohon tersebut umumnya dilakukan ATB setiap pertengahan tahun untuk memeriahkan Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April dan Hari Lingkungan Hidup sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.

3. ATB Peduli Kesehatan

ATB rutin melakukan program tanggung jawab sosial perusahaan di Bidang Kesehatan dengan melakukan donor darah. Bekerjasama dengan Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batam, ATB menghimpun kantung darah darah dari masyarakat Batam tiga kali dalam setahun yakni pada awal, pertengahan, dan akhir tahun. Sumbangan darah tersebut tidak hanya berasal dari karyawan, pelanggan dan relasi ATB, namun juga dari pelajar SMA/SMK maupun perguruan tinggi.

Kegiatan donor darah tersebut dilakukan ATB untuk membantu ketersediaan darah di PMI, sehingga secara tidak langsung membantu masyarakat Batam. Apalagi darah merupakan suatu hal yang sangat krusial bagi kehidupan seorang manusia. Donor darah juga sangat bermanfaat bukan saja bagi si penerima, akan tetapi memberikan keuntungan juga bagi pendonornya diantaranya mendapat fasilitas pengecekan kadar hemoglobin, golongan darah, dan tekanan darah secara gratis. ATB juga sudah tiga kali berturut-turut mendapatkan penghargaan dari PMI sebagai perusahaan swasta yang peduli dan rutin mengadakan donor darah.

4. ATB Peduli Sosial

Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha, setiap tahunnya ATB melaksanakan program CSR penyerahan hewan qurban untuk kaum dhuafa sebanyak empat ekor sapi. Pemberian hewan qurban ini bertujuan agar masyarakat yang menerima bantuan dapat ikut serta merasakan kebahagiaan di hari raya. Program peduli sosial kedua adalah Pembagian Sembako Dhuafa. Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, ATB melaksanakan program ini dengan Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha, setiap tahunnya ATB melaksanakan program CSR penyerahan hewan qurban untuk kaum dhuafa sebanyak empat ekor sapi. Pemberian hewan qurban ini bertujuan agar masyarakat yang menerima bantuan dapat ikut serta merasakan kebahagiaan di hari raya. Program peduli sosial kedua adalah Pembagian Sembako Dhuafa. Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, ATB melaksanakan program ini dengan

Setiap bulan, ATB memberikan bantuan kepada masyarakat Batam yang mengalami sakit berat dari kalangan kurang mampu. Program peduli sosial ketiga yakni Bantuan Mustahik berupa uang tunai ini bertujuan meringankan biaya pengobatan penderita. Sejak dijalankan pada 2011 lalu, ATB sudah membantu sekitar 150 warga Batam yang mengalami sakit berat menahun, seperti hydrocephalus, kanker nasofaring, kanker payudara, kanker getah bening, stroke, kanker hati dan beragam penyakit berat lainnya. Dalam program ini, ATB bekerjasama dengan pihak rumah sakit yang ada di Kota Batam. Rumah Sakit akan merekomendasikan pasien kurang mampu serta menderita sakit berat untuk diseleksi dan dilakukan survei untuk bisa mendapatkan bantuan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan.

5. ATB Peduli Olahraga

ATB rutin mengadakan ATB Cup Futsal Championship sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan di bidang olah raga. Sejak 2011, ATB rutin menyelenggarakan pertandingan futsal terbesar di Kota Batam untuk memeriahkan Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret. Acara ini berlangsung di Trinity Futsal untuk babak penyisihan dan semi final, sedangkan ATB rutin mengadakan ATB Cup Futsal Championship sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan di bidang olah raga. Sejak 2011, ATB rutin menyelenggarakan pertandingan futsal terbesar di Kota Batam untuk memeriahkan Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret. Acara ini berlangsung di Trinity Futsal untuk babak penyisihan dan semi final, sedangkan

Setiap pertandingan berlangsung, stadion selalu dipenuhi oleh penonton yang ingin menyaksikan secara langsung tim andalan mereka bertanding. Begitupula dengan tim futsal yang berminat untuk berpartisipasi pada acara tersebut, setiap ATB membuka pendaftaran, tim yang mendaftar selalu membludak. ATB bahkan terpaksa harus menolak calon peserta. ATB terpaksa membatasi peserta hanya 64 tim karena keterbatasan waktu dan tempat.

Untuk penyelenggaraan futsal, ATB sudah menggelontorkan dana lebih dari Rp1 milliar. Selain untuk biaya pertandingan yang diselenggarakan hingga dua minggu untuk setiap kali turnamen, dana tersebut juga digunakan untuk diberikan kepada pemenang sebagai uang pembinaan. Karena tingginya animo masyarakat terhadap acara ini, ATB memberikan kebijakan untuk menaikkan hadiah untuk para pemenang ATB Cup Futsal Championship setiap tahunnya.

Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan program-program tanggung jawab sosial dari ATB:

Tabel 4.3 Perkembangan Program CSR ATB Tahun 2011 – 2015

1200 7200 Penanaman Pohon

Pohon Pohon

204 1590 Donor Darah Kantung

Kantung Kantung ATB Futsal

Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton 12 12 11 11 46

School Campaign

Sekolah Sekolah Cerdas Cermat &

3.700 15600 Kreasi Jingle

Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton Penonton 215

Beasiswa Prestasi

45 Orang Orang

Pembagian Hewan

4 Ekor 19 Ekor Qurban

2300 500 Paket 400 Paket 400 Paket 500 Paket Sembako Dhuafa

Bantuan Mustahik

25 Orang Orang

(Sumber: Laporan Tahunan CSR ATB, diolah kembali, 2015)

Tabel di atas menunjukkan bahwa sejak awal tahun 2011 hingga tahun 2016, tidak terdapat perkembangan yang signifikan dari berbagai program CSR yang dilaksanakan oleh ATB. Program penanaman pohon setiap tahunnya berkisar antara 1000-2000 pohon. Jumlah kantung darah dari program donor darah berkisar antara 200-400 lebih kantung. Penonton lomba futsal berkisar antara 13.500 hingga hampir 17.000 penonton. Lomba Cerdas Cermat dan Kreasi Jingle yang selalu bertambah penontonnya, pada tahun pertama hanya tercatat 1.700 penonton, sedangkan pada tahun berikutnya selalu di atas 3.000 penonton. Jumlah penerima beasiswa berkisar antara 42-45 orang berprestasi. Hewan qurban yang dibagikan setiap tahunnya berjumlah 4 ekor, hanya pada tahun 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa sejak awal tahun 2011 hingga tahun 2016, tidak terdapat perkembangan yang signifikan dari berbagai program CSR yang dilaksanakan oleh ATB. Program penanaman pohon setiap tahunnya berkisar antara 1000-2000 pohon. Jumlah kantung darah dari program donor darah berkisar antara 200-400 lebih kantung. Penonton lomba futsal berkisar antara 13.500 hingga hampir 17.000 penonton. Lomba Cerdas Cermat dan Kreasi Jingle yang selalu bertambah penontonnya, pada tahun pertama hanya tercatat 1.700 penonton, sedangkan pada tahun berikutnya selalu di atas 3.000 penonton. Jumlah penerima beasiswa berkisar antara 42-45 orang berprestasi. Hewan qurban yang dibagikan setiap tahunnya berjumlah 4 ekor, hanya pada tahun 2013

4.1.2. Program CSR Lingkungan Hidup Penanaman Pohon

A. Sejarah dan Perkembangan Program Penanaman Pohon

Dalam bidang lingkungan, ATB sudah melaksanakan penanaman pohon sejak tahun 2011 dengan semangat menghijaukan kembali kota Batam. Ditahun yang sama dan tahun 2012, ATB menanam total 2500 pohon di fasilitas-fasilitas umum. Pohon-pohon yang sudah ditanam ini diharapkan dapat dijaga oleh

masyarakat. Pada tahun 2013 ATB dengan tajuknya “Plant More Trees” tergerak untuk menanam lebih banyak pohon sekitar 2000 pohon di daerah resapan air ( catchment area ), fasilitas umum, dan sekolah-sekolah serta memeliharanya selama 3 bulan. Biaya pemeliharaan pohon lebih besar dibandingkan biaya pembelian pohon-pohon itu sendiri. Kegiatan ini sendiri sangat diapresiasi oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) kota Batam, mengingat Batam saat itu kekurangan 11% area penutupan vegetasi, terutama di catchment area .

Namun pohon yang sudah dipelihara dengan baik itu beberapa wakt/u kemudian, atas kepentingan pihak lain entah itu kepentingan bisnis atau kepentingan umum, ada yang hilang dan disalahgunakan. Komitmen yang telah dilakukan oleh ATB dirasa tidak didukung dengan kepedulian pihak-pihak Namun pohon yang sudah dipelihara dengan baik itu beberapa wakt/u kemudian, atas kepentingan pihak lain entah itu kepentingan bisnis atau kepentingan umum, ada yang hilang dan disalahgunakan. Komitmen yang telah dilakukan oleh ATB dirasa tidak didukung dengan kepedulian pihak-pihak

Pada tahun 2016, ATB mengusung konsep baru dalam acara penanaman pohon agar tidak mengulang kejadian pahit sebelumnya. ATB mengemas acara ini dalam bentuk event yang lebih fun bertajuk “ATB Festival Hijau”. Ratusan peserta dari komunitas sepeda dan pecinta alam mendaftarkan diri dan membayar biaya untuk konsumsi, kaos, dan undian doorprize . Pada hari H peserta mengikuti kegiatan bersepeda sejauh 10 kilometer dengan rute memasuki hutan Duriangkang dan menanam total 1000 pohon di sana. Diajaknya peserta memasuki catchment area ini agar peserta dapat melihat langsung bagaimana kondisi daerah resapan air kota Batam yang masih kurang penanaman. Selain itu dengan diliputnya event ini oleh berbagai media massa, ATB berharap dapat menjadi inisiator bagi masyarakat ke depannya untuk menyadari pentingnya penanaman pohon dan tergerak untuk menghijaukan Batam kembali.

B. Pandangan Perusahaan mengenai Program Penanaman Pohon

ATB memandang CSR sebagai kegiatan yang esensial bagi perusahaan. penanaman pohon ini dilakukan bukan hanya sekedar polesan semata, namun didudukkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaan. Menurut Wibisono Yusuf (dalam Hadi, 2014:67), cara pandang seperti ATB ini tergolong sebagai persepsi ATB memandang CSR sebagai kegiatan yang esensial bagi perusahaan. penanaman pohon ini dilakukan bukan hanya sekedar polesan semata, namun didudukkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaan. Menurut Wibisono Yusuf (dalam Hadi, 2014:67), cara pandang seperti ATB ini tergolong sebagai persepsi

Pandangan ATB mengenai CSR ini sendiri diperkuat oleh EM, manager corporate communication yang mengatakan:

“Meskipun ada undang -undang, atb sendiri bukan hanya melakukan CSR terkait undang-undang itu saja, tapi juga ATB menyadari bahwa ATB sebagai perusahaan yang melayani kepentingan publik juga harus memberikan kontribusi ke masyarakat tersebut. Kenapa kita menyadari ini? Karena perusahaan memang tidak bisa lepas dari masyarakat, apalagi perusahaan yang bergerak di pelayanan publik tentu tidak bisa lepas dari publik itu sendiri. Sehingga kontribusi kepada publik itu lah dituangkan oleh ATB dalam bentuk CSR. Itu dari sisi filosofinya, tapi dari sisi kenyataannya CSR yang diberikan oleh ATB itu juga disadari manfaatnya bahwa ATB menjadi dekat

dengan masyarakat.” (EM, 40 tahun, didokumentasikan Oktober 2016)

Dengan melaksanakan penanaman pohon ATB bertujuan untuk tidak hanya mematuhi peraturan saja, namun ATB juga menyadari bahwa penanaman pohon ini akan berdampak baik pada lingkungan serta masyarakat dan perusahaan sendiri.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, disyaratkan secara tegas orientasi perusahaan bergeser dari shareholder orientation ke arah stakeholder orientation. Stakeholder orientation berarti orientasi perusahaan tidak hanya ditujukan untuk kebutuhan dan kesejahteraan shareholder saja, namun diarahkan Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, disyaratkan secara tegas orientasi perusahaan bergeser dari shareholder orientation ke arah stakeholder orientation. Stakeholder orientation berarti orientasi perusahaan tidak hanya ditujukan untuk kebutuhan dan kesejahteraan shareholder saja, namun diarahkan

ATB menyelenggarakan CSR dengan memerhatikan keberpihakan pada masyarakat dan lingkungan yang dapat digolongkan sebagai stakeholder orientation. ATB pun memandang CSR-nya sebagai investasi jangka panjang, seperti yang ditegaskan oleh EM:

“CSR itu kami memandangnya sebagai investasi, tetapi treatment nya tidak sebagai investasi. Kalau kita bicara investasi, apa yang kita tanam, rupiahnya

kemudian kita harus hitung kembalinya berapa. Tapi kalau CSR ini, dengan kami menyelenggarakan berbagai kegiatan, kembalinya itu dalam bentuk intangible. Yang intangible nya itu apa? Ya seperti kepercayaan dari masyarakat, penerimaan dari masyarakat, dukungan dari masyarakat, dan lain- lain.” (EM, 40 tahun, didokumentasikan Desember 2016)

Selain mengharapkan kepercayaan, dukungan, dan penerimaan dari masyarakat, ATB juga mengaitkan CSR ini dengan citra perusahaan, sebagai tolak ukur kesuksesan perusahaan dalam memelihara reputasi. Apa yang dimaksudkan oleh ATB sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh The Apen Institute bahwa salah satu arti penting CSR bagi perusahaan adalah untuk meminimisasi masalah yang berkaitan dengan hukum/peraturan, dan reputasi/citra publik yang semakin membaik. Riset yang dilakukan oleh majalah SWA tahun 2005 juga menunjukkan pelaksanaan program CSR bermanfaat untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat (Mardikanto, 2014:130).

Menurut penelitian Nor Hadi pada tahun 2009 mengenai praktik dan pengungkapan CSR 62 perusahaan yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), baru 30% perusahaan dari keseluruhan yang penuh keseriusan melakukan CSR menjadi bagian dari strategi perusahaan. Perbedaan praktik dan pengungkapan CSR ini dipicu oleh beberapa faktor, yakni: (1) pengambilan keputusan praktik dan pengungkapan CSR tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan antara cost dan benefit ; dan (2) terdapat dua pendekatan atau paradigma yang menjadi pijakan perusahaan dalam melaksanakan dan mengungkapkan CSR-nya yakni motive approach dan system approach . Hasil penelitian Hadi menunjukkan bahwa praktik dan pengungkapan CSR 62 perusahaan tersebut lebih didominasi oleh motive approach di mana praktik CSR diharapkan mendukung tujuan perusahaan terutama kegiatan operasionalnya.

ATB sebagai perusahaan yang belum go public, sudah mendasarkan penyelenggaraan kegiatan tanggung jawab sosialnya pada system approach . Maksudnya bahwa perusahaan melakukan pengeluaran sosial termasuk pengungkapannya muncul sebagai akibat adanya tuntutan dan pengkondisian suatu sistem yang ada. Sistem ini dapat berupa aturan dan kebijakan yang harus dipatuhi oleh perusahaan yang memiliki dampak tertentu jika tidak dipatuhi. Aturan dan kebijakan itu baik yang tumbuh dari penetapan menajemen yang merupakan translasi code of conduct, visi dan misi perusahaan serta strategi yang ternormakan, maupun peraturan yang timbul dari pihak luar seperti pemerintah, peraturan pasar modal, adat istiadat masyarakat, maupun konvensi.

Paradigma pelaksanaan dan pengungkapan CSR oleh ATB dapat digolongkan sebagai system approach atas beberapa hal. Pertama, misi ATB adalah menggunakan penerapan terbaik tata kelola perusahaan, yakni sebagai perusahaan yang penuh integritas dan profesionalisme. Mempertimbangkan dari misi tersebut, sudah sepatutnya perusahaan menuruti perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban atas CSR dituangkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (PM). Pasal 74 UU PT menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dimaksud adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Sedangkan menurut UU PM dalam Pasal 15 huruf B UU 25/2007 diatur bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan TJSL. Yang dimaksud dengan TJSL menurut Penjelasan Pasal 15 huruf B UU 25/2007 adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Kedua, meskipun CSR tidak disebutkan secara eksplisit dalam misi perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu langkah Kedua, meskipun CSR tidak disebutkan secara eksplisit dalam misi perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu langkah

Persoalan terakhir adalah pelaksanaan CSR ATB terkait dengan norma yang tidak tertulis atau konvensi. EM menjelaskan: “ATB menyadari bahwa dalam setiap langkahnya itu juga ATB tidak boleh

melakukan sesuatu yang melanggar etika. Jadi karena sudah dekat dengan masyarakat, bisa melihat seperti apa masyarakat, jadi ATB juga merasa dalam menjalankan bisnisnya tidak melanggar sesuatu etika terlebih

apabila itu berdampak pada masyarakat.” (EM, 40 tahun, didokumentasikan Oktober 2016)