Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Hasil Penelitian

a. Melaksanakan Registrasi Terhadap WBS b. Menempatkan WBS dalam Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial 4. Melaksanakan Assessment Pengungkapan dan Pemahaman Masalah terhadap WBS, Baik secara IndividuKelompok dan atau FormalNonFormal 5. Melaksanakan bimbingan Sosial, Mental, Fisik dan Keterampilan terhadap WBS Baik secara IndividuKelompok dan atau FormalNonFormal 6. Melaksanakan Kegiatan Resosialisasi a. Bimbingan Kesiapan dan Peran Serta Masyarakat b. Bimbingan Sosial Hidup Bermasyarakat 7. Melakukan Penyaluran a. Pemberian Bantuan Stimulan Usaha Produktif b. Melakukan Bimbingan Usaha Kerja 8. Melaksanakan Terminasi 9. Melaksanakan bimbingan Lanjut 10. Melaksanakan Evaluasi 11. Melaksanakan Tugas-tugas Sesuai Dengan Keputusan Mentri Sosial RI No. 10HUK2007 dan No. 43HUK2007 12. Membuat laporan dan Pertanggung Jawaban kepada KA. UPT atas Pelaksanaan Tugas Sesuai Standar Mingguan,Bulanan,Triwulan, Semester dan Tahunan yang akan dijadikan sebagai bahan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional

4.1.5 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tentang proses komunikasi antarpribadi sesama Pekerja Seks Komersial PSK dalam pembentukan perilaku, dilakukan di Parawasa. Untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, Peneliti memakai informan yaitu Warga Bina Sosial WBS di Parawasa dan informan tambahan yaitu pegawai-pegawai Parawasa untuk melihat proses komunikasi antarpribadi sesama Warga Bina Sosial. Penelitian dilakukan dengan observasi langsung dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Parawasa. Selain itu peneliti melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada masing-masing informan, yang sudah ditentukan secara bertahap sehingga bisa mendapatkan dan memenuhi informasi- informasi yang dibutuhkan peneliti. Izin penelitian diajukan langsung kepada Tata Usaha Parawasa Susila pada tanggal 25 Juli 2013 kepada Dra Sion Ulina selaku Tata Usaha di Parawasa. Beliau adalah pihak yang mengatur mengenai surat izin keluar dan masuk di Parawasa. Izin penelitian disetujui Ibu Dra Universitas Sumatera Utara Sion Ulina selaku Tata Usaha Parawasa pada tanggal 1 Agustus 2013, kemudian surat izin penelitian diberikan kepada peneliti. Pada tanggal 19 Agustus 2013, Peneliti tiba di Parawasa pada pukul 20.00 WIB yang beralamat di Jalan Letjen Jamin Ginting Berastagi, Telp 0628 92798. Peneliti menginap di rumah dinas Kepala UPT Pelayanan Sosial yang berada di antara Musollah dan ruangan membordir serta menyalon dan di depan ruangan asrama Anggrek II tempat warga bina sosial WBS beristirahat. Peneliti memulai penelitian Keesokan harinya pukul 07.30 WIB, Peneliti melakukan observasi langsung dengan melangkahkan kaki dari rumah dinas Kepala UPT Pelayanan Sosial dengan cuaca yang dingin, peneliti mengikuti kegiatan warga bina sosial di pagi hari, dimana Peneliti melihat semua warga bina sosial melakukan kegiatan membersihkan halaman dan ruangan yang ada di dalam pekarangan Parawasa dengan cuaca yang dingin dan segar. Disaat membersihkan halaman, salah satu Warga Bina Sosial memiliki ciri fisik rambut sebahu, kulit sawo matang, tinggi setara dengan peneliti, memakai baju hitam dan celana pendek berwarna biru mudah berkata kepada petugas : “ Pak, kayak babu kalian buat kami setiap pagi membersihkan tempat ini. mending digaji, ini uda gak di gaji disuruh bersih-bersihkan ruangan kalian kami”. Petugas yang mendengarkan perkataan Warga Bina Sosial membalas dengan berkata “Ini untuk kesehatan dan kebaikan kalian, daripada kalian tidur bermalas-malasan di kamar, bagusan kalian bersih-bersih setiap pagi buat badan kalian sehat”. Jam delapan pagi setelah selesai membersihkan halaman dan ruangan, Warga Bina Sosial WBS dibariskan di lapangan dengan matahari menyinari mereka. Setelah itu, Warga Bina Sosial sarapan secara bergantian dengan melangkahkan kaki menuju rumah warga yang bertugas menyiapkan makanan setiap hari. Rumah warga dipakai dikarenakan dapur yang dipakai setiap hari sedang dalam proses renovasi. Peneliti dengan warga bina sosial sarapan dengan perasaan malu-malu dan segan, disaat sarapan banyak cerita yang disampaikan kepada peneliti. Warga bina sosial tersebut berciri fisiknya tinggi setara dengan peneliti, rambut sebahu berwarna hitam, berkulit sawo matang, memakai baju dan celana tidur bercerita kepada peneliti “Kami disini kayak babu, makan dikasih telor sama tempe aja. lihatlah pak, kek ginilah makanannya. Mau pulang kami harus bayar kepada pegawainya, kalo gak ada uang, mana bisa kami pulang. Otak mereka itu duit aja, macam T aku lihat mereka itu. Gimana kami Universitas Sumatera Utara ini yang gak punya uang, yang kehidupannya kekurangan masih diminta uang bayar tembusan, emang A,T mereka itu”. Warga Bina Sosial yang sedang sarapan pagi mengeluarkan ketidaksukaan mereka. Mereka tidak sungkan mengeluarkan semuanya kepada Peneliti. Selesai sarapan dengan warga bina sosial, peneliti pergi berjalan menuju ke kantor Parawasa, disaat menuju kantor peneliti melewati ruangan warga bina sosial, peneliti disapa dengan sopan dan menanyakan mau kemana, peneliti dengan hati malu-malu menjawab dengan lembut dan sopan kepada warga bina sosial yang menyapa. Sampai di dalam kantor, peneliti bertemu dengan bapak Halomoan, beliau adalah Kepala UPT Pelayanan Sosial yang lama yang akan pindah tempat kerja. Beliau keturunan batak Toba memiliki ciri-ciri rambut pendek, cukup tinggi, dan berkulit sawo matang. Beliau merupakan lulusan dari S1 IKIP dan sudah empat tahun berkerja di Parawasa. Beliau memperkenalkan peneliti dengan Kak Rini Ginting yang menjadi Informan tambahan, Ia merupakan wanita keturunan Batak Karo yang berpenampilan cukup menarik memiliki rambut panjang, cukup tinggi, dan berkulit kuning langsat. Ia merupakan lulusan dari S1 Akademi Keperawatan di Medan dan saat ini bekerja sebagai pegawai tetap di Parawasa di bagian Kesehatan. Pada saat Peneliti berkenalan dengannya dan memberitahukan tentang tujuan peneliti. Peneliti mengetahui Ia bekerja disini sudah lima tahun, Ia menangani kesehatan warga bina sosial dan mengajar tentang kesehatan. Ketika sedang bercerita dengan Kak Rini Ginting, peneliti melihat seorang lelaki sudah cukup tua turun dari sebuah mobil berjalan masuk ke dalam kantor, Peneliti diperkenalkan oleh Kak Rini dengan Kepala Parawasa yang baru, dengan rasa segan peneliti bersalaman dengan melemparkan senyum kepada Kepala Parawasa yang baru. Setelah bersalaman peneliti diajak memasuki ruangan Kepala Parawasa dengan berjalan peneliti menuju Ruangan Kepala Parawasa dengan melewati ruangan Pekerjaan Sosial Peksos, sesampainya di dalam ruangan Kepala UPT Pelayanan Sosial, peneliti dipersilahkan duduk saat beliau memperkenalkan dirinya, Peneliti mengetahui Beliau bernama bapak Ngingso yang baru pindah tempat kerja di Parawasa, Beliau juga menanyakan kepada peneliti tentang kedatangan ke tempat ini, peneliti menceritakan kedatangan peneliti ke Parawasa. Setelah selesai menceritakan kedatangan peneliti, beliau memberikan nasehat membangun kepada peneliti : “Lakukan studimu nak dengan baik, utamakan studimu daripada kegiatan yang lain, tapi yang terutama rajinlah berdoa. Jangan sampai tidak pernah berdoa sebelum melakukan pekerjaan nakku”. Kalo ada kendala disini, kasih tau Bapak atau pegawai yang lain, kami siap bantu adek selama penelitian disini.” Universitas Sumatera Utara Setelah itu, beliau menyuruh Kak Rini mengajak peneliti ikut mengajar di kelas kesehatan, peneliti permisi kepada Pak Ningso pergi meninggalkan ruangan Kepala Parawasa menuju kelas kesehatan yang terletak di paling belakang dekat dapur yang sedang direnovasi. Sesampai di ruangan kelas kesehatan bersama Kak Rini. peneliti dan Kak Rini menuju ke depan ruangan. Kak Rini memperkenalkan diri peneliti kepada Warga Bina Sosial yang sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Peneliti memperkenalkan diri dan tujuan datang ke Parawasa kepada Warga Bina Sosial. Setelah memperkenalkan diri, Kak Rini bertanya kepada Warga Bina Sosial tentang diri peneliti tetapi Warga Bina Sosial tidak ada yang bertanya. Selama berada di depan, Kak Rini melanjutkan pelajarannya, Ia memberi pelajaran tentang HIVAIDS dan memberikan Handout kepada Warga Bina Sosial. Disaat Ia mengajar, peneliti melihat Warga Bina Sosial kurang mau mengikuti pelajaran tersebut sebagian mereka lebih memilih tidur ditempat duduknya dan ada beberapa juga yang semangat mengikuti pelajaran yang diberikan Kak Rini. Ketika Kak Rini bertanya kepada Warga Bina Sosial WBS tentang HIVAIDS, Warga Bina Sosial WBS dengan semangat menceritakan pengalamannya, ada Warga Bina Sosial mengatakan : “Kalo gak kerja begitu bu, gak dapat uang kami bu. Kami gak berpendidikan jadi susah dapat pekerjaan, kalo kerja begitu gampang bu, tinggal maen dengan pria tua yang banyak uangnya dan dapat kepuasan lagi”. Nikmatnya tidak memakai alat pengaman disaat melayani pelanggannya dikatakan Warga Bina Sosial : “Pake kondom bu, gak enak bu, gak keset dan terasa bu. Kalo gak pake barangnya itu terasa enaknya bu, aku jadi merasakan nikmat bu di dalam. Enaknya gak tertolongin bu”. Ada juga menceritakan tentang keluarga mereka dan pengalaman menjadi kupu-kupu malam di cafe-cafe , ada juga menceritakan lebih suka melayani pria tua kaya dari pada pria muda : ”Lebih enak melayani tubang bu daripada anak-anak cencen gitu bu. Kalo tubang bu, uangnya sedaap bu dan cepat maen dan keluarnya. Kalo anak cencen bu gak ada duitnya, menang gaya dan tampang aja, di dompetnya mana ada duitnya”. Ketika mendengarkan cerita-cerita mereka, peneliti senyum-senyum sendiri mendengarkannya. Di dalam kelas, peneliti merasakan tidak kondusif karena sebagian Warga Bina Sosial sudah mengikuti kelas ini sebelumnya dengan materi yang sama, sehingga mereka yang sudah pernah mulai rebut menginginkan diri mereka dapat dipulangkan. Universitas Sumatera Utara Pelajaran kesehatan selesai jam 11 pagi, peneliti bersama Kak Rini pergi menuju kantor UPT Pelayanan Sosial, disaat sedang berjalan peneliti melemparkan senyum kepada Warga Bina Sosial yang peneliti ketemui. Sesampainya di Kantor peneliti bertanya kepada Kak Rini siapa yang akan menanggungjawabi peneliti saat berada di Parawasa. peneliti juga bertanya perihal yang terkait dengan penelitian peneiti seperti karaktristik Warga Bina Sosial, struktur lembaga, job-desc, nama-nama pegawai, keterampilan yang diberikan,waktu konsultasi dan siapa yang menanganinya, sifat-sifat Warga Bina Sosial dan siapa orang yang mengetahui latar belakang Warga Bina Sosial. Kak Rini memberitahukan kepada peneliti semua hal yang berhubungan dengan Warga Bina Sosial, Ia mengatakan yang mengetahui lebih banyak tentang latar belakang Warga Bina Sosial adalah pegawai yang ada diruangan pekerja Peksos Pekerja Sosial. Peksos Pekerja Sosial di Parawasa berjumlah empat orang, melalui merekalah peneliti meminta keterangan mengenai Warga Bina Sosial. Keesokan harinya jam sepuluh pagi, peneliti melanjutkan observasi mengikuti pelajaran keterampilan salon yang dibawakan oleh Abang Noi Tran tentang melakukan massage dan pijat yang benar. Beliau tinggal di kota Berastagi, Abang Noi Tran merupakan pria yang memiliki rambut pendek, tinggi dan berkulit kuning langsat. Ia juga membuka salon di kota Berastagi dan saat ini bekerja sebagai pegawai Honorer di Parawasa. Selama pelajaran yang diberikan Abang Noi Tran berlangsung, Warga Bina Sosial mengikuti dengan seksama dan saling mempraktekkannya dengan teman Warga Bina Sosial lainnya. Warga Bina Sosial yang mengikuti keterampilan berjumlah tujuh orang. peneliti memperhatikan Warga Bina Sosial melakukan keterampilan salon dengan santai sambil bercanda dengan teman-temannya. Selama 30 menit peneliti melihat keterampilan salon, Peneliti pergi menuju tempat keterampilan menjahit yang berada di sebelah ruangan salon, ketika peneliti masuk, memandang peneliti setiap mata Warga Bina Sosial yang sedang mengikuti praktek menjahit, peneliti merasa malu akan tetapi peneliti tetap masuk dan tersenyum kepada mereka. Keterampilan menjahit dibawakan Ibu Mintariah Br. Karo dan Ibu Rostia Berta sebagai pendamping. Mereka keturunan suku batak Karo, Ibu Mintariah Br. Karo merupakan seorang Ibu memiliki rambut berwarna coklat yang panjangnya sebahu dan kriting, cukup tinggi, gemuk serta berkulit sawo matang, sedangkan Ibu Rostia Berta juga seorang Ibu memiliki rambut hitam yang panjangnya sebahu dan kriting, tinggi, gemuk serta sawo matang. Mereka adalah pegawai honorer yang membawa pelajaran tentang menjahit kain supaya lurus dengan menggunakan mesin jahit. Di kelas keterampilan menjahit, peneliti ikut Universitas Sumatera Utara memperhatikan kegiatan keterampilan menjahit dengan sepuluh warga bina sosial yang meminati keterampilan menjahit. Selama peneliti mengikuti pelajaran keterampilan menjahit, peneliti berkesempatan berbicara dengan dua orang warga bina sosial, mereka bernama Indah dan Kiki, Indah memiliki ciri-ciri rambut panjang, tinggi, berkulit putih langsat dan Kiki memiliki ciri-ciri rambut panjang dengan warna orange kehitaman, tinggi dan berkulit sawo matang. ketika Peneliti bertanya tentang kabar dan kegiatan mereka dengan tetap melakukan kegiatan menjahit. Mereka tinggal di Asrama II dan satu tempat daerah bekerja di pantai cermin tetapi beda tempat kerja serta mereka menceritakan tentang kehidupannya kenapa bisa menjadi seorang Kupu-kupu malam sampai masuk ke dalam Parawasa. Setelah selesai pelajaran keterampilan menjahit, peneliti pergi melangkahkan kaki kembali ke kantor Parawasa menjumpai bapak Ganepo Ginting, beliau keturunan batak Karo, Beliau memiliki ciri rambut pendek, tinggi setara dengan peneliti, berkulit sawo matang, Beliau adalah salah satu pegawai tetap dan sudah lama berada di Parawasa yang menjabat sebagai Peksos Pekerja Sosial. Sebagai Peksos Pekerja Sosial, Ia mengetahui tentang biodata dan latar belakang Warga Bina Sosial, dalam penelitian ini, beliau juga merupakan salah satu Informan tambahan peneliti. Saat bersama beliau peneliti bertanya mengenai Warga Bina Sosial yang bisa terbuka pada saat peneliti melakukan wawancara dan mereka yang benar-benar melakukan pekerjaan sebagai kupu-kupu malam. Beliau membuka lemarinya, mengambil berkas-berkas biodata dan menyebarkan nama-nama Warga Bina Sosial untuk dilihat peneliti, dari semua nama-nama itu Beliau memberikan sembilan nama warga bina sosial yang benar-benar melakukan pekerjaan seks komersial dan yang bisa dimintai keterangan saat di wawancara. peneliti juga bertanya kepada Beliau mengenai cara pembagian pelajaran keterampilan yang dilakukan di Parawasa, karena saat observasi peneliti mendapatkan Warga Bina Sosial yang tidak menyukai keterampilan yang dipelajarinya. Beliau mengatakan pembagiannya dibagi sesuai keinginan Warga Bina Sosial yang telah di tanyakan kepada mereka, walapun demikian ada juga beberapa dari mereka yang tidak memilih yang mana, mereka minati sehingga mereka dimasukkan saja ke salah satunya. Setelah selesai bertanya kepada bapak Ganepo Ginting, peneliti pergi menuju ruangan Ibu Sion sebagai Kepala Tata Usaha, beliau keturunan batak Karo yang memiliki ciri rambut pendek, berkacamata, cukup tinggi, kurus dan berkulit sawo matang, Beliau menjabat sebagai Kepala Tata Usaha sudah tiga tahun dan Beliau merupakan pegawai tetap di Parawasa. Peneliti datang keruangan Beliau untuk menanyakan sejarah Parawasa, Struktur Parawasa dan Job-desc setiap pegawai yang berada di Parawasa. peneliti dibantu oleh Kak Nita Br. Universitas Sumatera Utara Karo-karo yang memberikan struktur, jadwal dan sejarah Parawasa. Ia keturuan batak Karo yang merupakan wanita yang masih muda dan menarik memiliki ciri rambut lurus dan sebahu, tinggi dibawah peneliti, berkulit kuning langsat, Ia sebagai pegawai honorer dan asisten Ibu Sion Ulina di ruangan Kepala TU Tata Usaha, Ia Lulusan dari S1 Teknik Komputer dari Bandung. Dalam proses pengumpulan data di Parawasa, peneliti banyak dibantu oleh Kak Rini, Pak Ganepo, Ibu Sion yang pegawai tetap di Parawasa. Mereka membantu peneliti saat mengumpulkan data, dokumentasi dan mengetahui tentang tentang latar belakang Warga Bina Sosial WBS

4.1.6 Hasil Pengamatan dan Wawancara

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita Di Kampus Universitas Sumatera Utara)

0 52 117

Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Banyak Anak Yang Kurang Mampu Dalam Mem-bentuk Konsep Diri Anak (Studi Deskriptif Di Kecamatan Medan Johor / Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 56 126

Studi Kasus tentang Peran Komunikasi Antarpribadi di dalam Keluarga dalam Menghadapi Pensiun pada Karyawan PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

3 97 108

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Hubungan Antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dengan Pembentukan Konsep Diri Melalui Penyesuaian Diri Pada Penyandang Cacat Fisik Bukan Bawaan Usia Dewasa Awal Correlation Between The Effectiveness of Interpersonal Communication With The Formation

0 35 424

Komunikasi Antarpribadi Suami Istri (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

17 150 147

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis Untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (St

0 3 13

Komunikasi antarpribadi antara Kepala Pu

0 0 1

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PEGAWAI DINAS SOSIAL KABUPATEN GOWA

0 0 119