Learning Theory Learning Theory dan Executive Coaching

35 sangat nyaman menggunakan alat komunikasi Bennet, Maton, Kervin, 2008. Hoch dan Kozlowski 2012 melakukan penelitian dampak kepemimpinan transformasional dalam tim virtual yang hasilnya saling memengaruhi, sedangkan penelitian Hambley, ONeill, dan Kline 2007 tim virtual yang memiliki pemimpin transformasional atau transaksional tidak menemukan signifikan yang berbeda antara kedua kelompok. Purvanova dan Bono 2009 menemukan hasil yang berbeda bahwa pemimpin yang memimpin dengan tim virtual dibanding tim tatap muka hasilnya kepemimpinan transformasional memiliki kinerja tim yang lebih baik. Kepemimpinan transformasional memiliki perilaku yang berdampak lebih besar di tim virtual dibandingkan dengan tim tatap muka. Pengaruh perbedaan pertama pada frekuensi komunikasi dan kedua media komunikasi Purvanova dan Bono, 2009 dan yang diteliti perilaku kepemimpinan transformasional, sementara Hoch dan Kozlowski 2012 meneliti persepsi keseluruhan kepemimpinan transformasional. Dalam penelitian ditemukan penggunaan teknologi yang berbeda memiliki dampak besar pada pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional Daft Lengel, 1986. Teknologi dan cara komunikasi yang memfasilitasi tim memiliki dampak pada tipe kepemimpinan transformasional dan transaksional. Frekuensi komunikasi dengan pemimpin merupakan salah satu faktor signifikan yang penting dalam lingkungan tim virtual Malhotraet al., 2007; Maruping Agarwal, 2004.

2.7. Teori

2.7.1 Learning Theory

Teori pembelajaran sering disebut pembelajaran melalui peniruan dan berdasarkan Bandura 1963 terdapat tiga asumsi, yaitu: 1 Individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu 36 memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya; 2 Terdapat hubungan yang erat antara pelajar dengan lingkungannya. Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku dan faktor-faktor pribadi; dan 3 Hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Proses pembelajaran Bandura, 1963 terjadi dalam tiga komponen unsur yaitu: perilaku model contoh, pengaruh perilaku model, dan proses internal pelajar. Jadi individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku model perilaku yang akan ditiru, kemudian mempertimbangkan dan memutuskan untuk meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Perilaku model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungannya. Apabila bersesuaian dengan keadaan dirinya minat, pengalaman, cita-cita, tujuan dan sebagainya maka perilaku itu akan ditiru.

2.7.2 Learning Theory dan Executive Coaching

Pendekatan praktik dalam coaching dan pembelajaran orang dewasa ada beberapa kesamaan, terutama berkaitan dengan lingkungan belajar dan proses pembelajaran. Untuk memfasilitasi proses pembelajaran, situasi belajar atau sesi pelatihan, sangatlah penting mengetahui siapa peserta dewasa, hal ini menyangkut tentang konteks sosial dalam membentuk proses belajar bagi orang dewasa. Diperlukan beberapa pemahaman yaitu mengapa orang dewasa terlibat dalam kegiatan belajar, bagaimana orang dewasa belajar dan bagaimana penuaan memengaruhi kemampuan belajar Merriam et al., 2007. Kerangka pembelajaran Cox 2006 yang dibangun berdasarkan kerangka pembelajaran Knowles 1980 dalam teori andragogi, mengusulkan bahwa kerangka pembelajaran mencakup praktek coaching, dan menyarankan bahwa semua intervensi coaching mencakup proses pengalaman belajar yang luas Kolb, 1984, serta teori belajar bagi orang dewasa. Dengan menekankan integrasi pembelajaran, Cox 2013 melanjutkan Mezirow 1991 mengakui bahwa pembelajaran transformatif adalah langkah 37 terakhir dari proses belajar. Selain itu, Askew dan Carnell 2011 menyimpulkan bahwa pembelajaran reflektif mengarah ke transformasi perspektif dan mengisi kesenjangan penting dalam teori coaching. Dari teori- teori belajar Cox 2006 menyebutkan bahwa teori belajar transformatif merupakan pendekatan yang paling tepat dalam proses coaching. Teori muncul dari karya Mezirow 1991 dan 2009 menggambarkan bahwa proses yang diperlukan orang dewasa dalam transformasi pengetahuan menggunakan pergeseran paradigma. Enam tema umum pengalaman dalam transformatif pendidikan yaitu pengalaman pribadi, refleksi kritis, dialog, orientasi holistik, kesadaran konteks, hubungan otentik Taylor, 2009. Tiga tema umum yang penting dari teori Mezirow 1991 tentang transformasi adalah pengalaman, refleksi kritis dan wacana rasional, yang semuanya dalam struktur transformasi. Namun, seperti pembelajaran transformatif telah berevolusi dan Taylor 1998 telah menambahkan: orientasi holistik, kesadaran konteks, dan praktek otentik. Pengalaman peserta dalam proses pembelajaran adalah titik awal dan materi pelajaran pada pembelajaran transformatif Mezirow, 2000. Pembelajaran transformasional didasarkan atas refleksi kritis. Menurut Mezirow 2000, ciri khas dari pembelajaran bagi orang dewasa adalah memertanyakan integritas dan keyakinan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Ada tiga bentuk refleksi yaitu 1 Konten merenungkan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan bertindak; 2 Proses merenungkan bagaimana kita melakukan fungsi memahami; dan 3 Premis kesadaran mengapa kita melihat. Secara historis, pembelajaran transformatif telah dikritik karena banyak penekanan pada wacana rasional dan refleksi kritis dalam proses pembelajaran transformatif Taylor, 2007. Menurut Brown 2006 peserta didik jarang berubah melalui proses rasional analisis berpikir –ubah. Mereka lebih mungkin untuk mengubah diurutan melihat, merasakan, melakukan perubahan. Sedangkan, Mezirow 2000 berpendapat bahwa untuk berhasil harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk mengembangkan kesadaran konteks dalam pembelajaran coaching 38 transformatif perlunya mengembangkan lebih dalam apresiasi dan pemahaman tentang faktor –faktor personal dan sosial budaya yang berpengaruh dalam proses pembelajaran transformatif. Faktor eksternal dapat mencakup kondisi sekitarnya saat peristiwa berlangsung, situasi pribadi dan profesional individu pada pengalaman mereka sebelumnya, dan latar belakang atau konteks masyarakat yang membentuknya. Cranton 2006, mendorong pembelajaran transformatif dengan memberi makna antara konteks dan hubungan terhadap dirinya sendiri.

2.7.3 Leadership Theory

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Esuriun orang Bati D 902008103 BAB II

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Parasit Pembangunan D 902007008 BAB II

0 1 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Bali dalam Ritual Subak D 902009009 BAB II

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif D 922011002 BAB V

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif D 922011002 BAB IV

0 1 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif D 922011002 BAB III

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif

1 2 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif D 922011002 BAB VI

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan dalam Executive Coaching dan Dampaknya terhadap Taktik Pengaruh Proaktif D 922011002 BAB I

0 0 20