Permohonan sertifikasi
a. Permohonan sertifikasi
Teknik biomolekuler sudah mulai
digunakan dalam pengujian kesehatan Untuk menghasilkan benih benih. Teknik biomo-lekuler yang
bersertifikat, dimulai dari pengajuan diaplikasikan dalam pengujian
permohonan sertifikasi kepada BPSB kesehatan benih adalah Polymerase
setempat yang dilakukan paling chain reaction (PCR). Teknik PCR
lambat satu bulan sebelum tebar mempunyai tingkat ketelitian yang
(tanam) dengan mengisi formulir. sangat tinggi dan dapat dilakukan
Formulir isian mencakup tentang dalam waktu yang relatif singkat.
nama dan alamat pemohon Tetapi penggunaan teknik PCR untuk
(penangkar), letak areal, asal benih pengujian rutin kesehatan benih masih
sumber, rencana penanaman, sejarah terlalu mahal dalam hal bahan,
lapangan, dan isolasi (jarak/waktu) peralatan dan tenaga pelaksana.
yang dilakukan. Setelah diisi, formulir diserahkan dengan dilampirkan label
benih (kelas dan benih sumber) yang akan digunakan dan denah situasi lapangan.
1) Permohonan pemeriksaan lapang penangkar diwajibkan melakukan pendahuluan
roguing ulang, dan selanjutnya mengajukan pemeriksaan ulangan.
Penangkar menyampaikan Pemeriksaan ulang hanya dapat pemberitahuan siap untuk diperiksa
dilakukan satu kali. Jika haisl lapang pendahuluan kepada BPSB
pemeriksaan ulang lahan dinyatakan setempat paling lambat 10 hari
tidak lulus, maka lahan tersebut gagal sebelum tanam atau seminggu
untuk dijadikan areal produksi benih sebelum pemeriksaan lapang. Dalam
karena kemurniannya tidak dapat pemeriksaan ini, pengawas BPSB
dipertanggung-jawabkan, dan hanya akan menguji kebenaran data
diperbolehkan untuk produksi non lapangan yang diajukan penangkar
benih.
seperti dalam surat permohonan sertifikasi. Jika data lapangan
3) Permohonan pemeriksaan menunjukkan kesesuaian maka lahan
lapangan fase generatif penangkaran tersebut telah syah dinyatakan sebagai lahan produksi
Pemeriksaan lapangan fase benih bersertifikat.
generatif hanya dilakukan bila telah lulus pada tahapan pemeriksaan
2) Permohonan pemeriksaan fase sebelumnya. Pengajuan permohonan vegetatif
pemeriksaan lapangan fase generatif (saat berbunga) dilakukan satu
Pemeriksaan lapangan pertama minggu sebelum pemeriksaan dilakukan saat tanaman dalam fase
dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30
diamati keberadaan dari CVL dengan hari setelah tanam. Pengajuan
pengamatan pada organ reproduktif, permohonan pemeriksaan diajukan
seperti warna dan bentuk bunga, serta kepada BPSB paling lambat 7 hari
saat pembungaan. Seperti pada sebelum pemeriksaan, pemeriksaan
pengawasan lapangan fase vegetatif, akan dilakukan terhadap keberadaan
penangkar benih diberi kesempatan campuran varietas lain (CVL). Nilai
untuk melakukan pengawasan ulang standar CVL berbeda untuk setiap
jika hasil pemeriksaan dinyatakan jenis tanaman dan kelas benih yang
tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun diproduksi. Semakin tinggi kelas
hanya diberikan satu kali. benih, semakin ketat standarnya. Sebelum pengawas BPSB
4) Permohonan pemeriksaan fase memeriksa, penangkar benih
menjelang panen sebaiknya melakukan roguing agar standar lapang benih bersertifikat
Pemeriksaan fase menjelang terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh
panen dilakukan bila telah lulus pengawas BPSB menyatakan lulus,
pemeriksaan lapang sebelumnya. lahan tersebut dapat diteruskan untuk
Pemeriksaan dilakukan satu pekan proses sertifikasi selanjutnya. Jika
sebelum panen (menjelang masak lahan dinyatakan tidak lulus maka
fisiologis). Permohonan pemeriksaan fisiologis). Permohonan pemeriksaan
benih dengan waktu yang tidak diperiksa pada pemeriksaan ini
diberitahukan kepada penangkar. meliputi komponen buah dan benih,
Tujuan dari pengawasan ini adalah seperti warna dan bentuk benih. Tidak
memastikan bahwa selama dalam seperti pada pemeriksaan pengolahan tidak terjadi kecurangan- sebelumnya, pada pemeriksaan ini
kecurangan yang dilakukan tidak dilakukan pemeriksaan ulang.
penangkar, misalnya mencampurkan Artinya, jika lahan dinyatakan tidak
benih yang lulus lapangan dengan lulus maka secara langsung benih
benih kedaluwarsa atau benih tidak yang dihasilkan di lahan tersebut tidak
lulus lapangan. Jika didapatkan dapat dijadikan sebagai benih
penangkar yang melakukan bersertifikat.
kecurangan maka proses sertifikasi dapat dihentikan.
5) ermohonan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih