TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN HASIL PEMBENIHAN

BAB 5. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN HASIL PEMBENIHAN

tumbuhan. Nitoden diserap oleh Tanah adalah tempat tumbuh

5.1 Media Tumbuh

tumbuhan dalam bentuk nitrat dan tumbuhan di atas permukaan bumi. Di

amonium. Fosfor dibentuk pada tanah dalam tanah terdapat air, udara dan

mineral dan berbagai senyawa organik. berbagai hara tumbuhan untuk proses

Fosfor diserap oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan

bentuk ion fospat. Belerang ditemukan tanaman. Air yang beada dalam tanah

dalam tanah mineral. Belerang diserap sangat pentig untuk proses kimia,

oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. biologi dan fisika tanah. Sebagain air

Kalium, kalsium dan magnesium tanah terdapat dalam bentuk lapisan

merupakan logam. Pada saat ketiga tipis yang dinamakan air kapiler. Air

logam tersebut di atas bereksi dengan kapiler membentuk larutan tanah yang

air maka akan dibebaskan ion-ion berfungsi seba-gai sumber unsur hata

kalium, kalsium dan magnesium. tumbuhan. Udara dalam tanah beasal dari

a.Perkembangan dan Pengertian

udara atmosfir yang mengandung

Tanah

sekitar 21% Okigen, 78% nitrogen, dan Pemahaman fungsi tanah sebagai 1% CO2 beserta gas lainnya. Semua

media tumbuh dimulai sejak peradaban gas tersebar dalam poripori tanah atau

manusia mulai beralih dari manusia terlarut dalam tanah. Akar dan

pengumpul pangan yang tidak menetap organisme tanah memerlukan oksigen

menjadi manusia pemukim yang mulai untuk proses pernafasan (respirasi). melakukan pemindah tanaman pangan

Oksigen dalam tanah digunakan oleh /nonpangan ke areal dekat mereka se-mua mahluk hidup dalam tanah, baik

tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai organisme maupun mikroor-ganisme,

berkembang pemahaman fungsi tanah sehingga konsentrasi oksigen dalam

sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tanah akan lebih rendah dibandingakan

tersebut, sehingga produksi yang dengan oksigen di atas permukaan

dicapai tanaman tergantung pada tanah (atmosfir).

kemampuan tanah dalam penyediaan Di dalam tanah terdapat nitrogen,

nutrisi ini (kesuburan tanah). Dengan fosfor, belerang, kalium, kalsium dan

berkembangnya areal perkotaan, terjadi magnesium dalam jumlah yang relatif

benturan kepentingan antara kebutuhan banyak (unsur hara makro) dan terdapat

lahan untuk sarana transportasi dan sedikit besi, mangan, boron, seng dan

pendirian bangunan dengan kebutuhan tembaga (unsur hara mikro). Beberapa

lahan pertanian, yang seringkali tumbuhan membutuhkan beberapa

menyebabkan tergusurnya lahan unsur lain seperti natrium, molibdenum,

pertanian yang produktif semata-mata klor, flour, iod, silikon, strontium. Barium

karena alasan finansial. dan kobalt.

Pada mulanya, tanah dipandang Hara esensial (penting) sebagian

sebagai lapisan permukaan bumi besar terdapat dalam tanah. Nitogen

(natural body) yang berasal dari merupakan unsur hra yang sangt

bebatuan (natural material) yang telah penting bagi tumbuhan. Nitrogen

mengalami serangkaian pelapukan oleh merupakan ba-han baku untuk

gaya-gaya alam (natural force), penyusunan protein dan asam amino

sehingga membentuk regolit (lapisan sehingga membentuk regolit (lapisan

Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bahwa tanah adalah "bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan topografi pada suatu periode waktu tertentu". Satu penciri-beda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor- faktor pembentuk tanah tersebut.

Pengertian ini disebut sebagai definisi pedologis (pedo = gumpal tanah). Dalam definisi yang lain ilmu tanah adalah ilmu pengetahuan alam murni dalam hal: (1) asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam bidang kajian genesis tanah, dan (2) nama-nama, sistematik, sifat kemampuan dan penyebaran berbagai jenis tanah yang tercakup dalam bidang kajian Klasifikasi dan Pemetaan Tanah. Hasil kajian tanah secara pedologis ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dasar dalam pemanfaatan masing- masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian Pedologi antara lain

meliputi Agrogeologi, Fisika, Kimia dan Biologi Tanah, Morfologi dan Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, Ilmu Ukur Tanah, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.

Pemahaman tanah sebagai media tumbuh tanaman pertama kali dikemukakan oleh Dr. H.L. Jones dari Cornell University Inggris, yang mengkaji hubungan tanah pada tanaman tingkat tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian yang seekonomis mungkin. Kajian tanah dari aspek ini disebut edaphologi (edaphos = bahan tanah subur), namun pada realitasnya kedua definisi selalu terintegrasi. Kajian Edaphologi ini antara lain meliputi Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah dan Bioteknologi Tanah, sedangkan yang merangkum kajian Pedologi dan Edaphologi sekaligus antara lain meliputi Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Tata Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai: "Lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembang sistem perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasiaktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman", yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai: "Lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembang sistem perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasiaktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman", yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas

Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu sebagai (1). Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama. (2). Penyokong tegak- tumbuhnya trubus (bagian atas) tetanaman. (3). sebagai penyerap zat- zat yang dibutuhkan tanaman. (4). Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara. (5). Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti (a). zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-asam organik khas). (b). antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hamapenyakit tanaman di dalam tanah. (c). senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industri berbahaya; serta. (d). Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman.

Fungsi-fungsi tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan, papan dan sandang bagi manusia (juga bagi hewan) ini membawa konsekuensi bahwa seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tentang: (1) tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus

memahami, (2) fungsi tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama dan penyakit dan dampak negatif pestisida limbah industri berbahaya tersebut. Oleh karena itu, dalam buku ini dituturkan dalam kerangka pengertian fenomena ini.

b. Profil Tanah Secara vertikal tanah

berdifferensiasi membentuk horizon- horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda- beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap: (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral non bahan induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 100-120 cm disebut sebagai profil tanah.

Profil Tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C- R. Empat lapisan teratas, yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-

A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah

Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O - A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O - A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang

Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah ini antara lain adalah untuk mengetahui (1). Kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk berpenetrasi, makin dangkal berarti makin tipis sistem perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik penanamannya. (2). Kelengkapan atau differensiasi horizon pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap atau makin berdiferensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur tanah, namun kelengkapan atau diferensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi. Pada tanah-tanah muda seperti Regosol, yang banyak terdapat di sekitar Indralaya, 0I Sumatera Selatan, profilnya dapat tanpa horizon. Pada tanah dewasa seperti andosol, yang banyak terdapat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, Sumatera Selatan, profilnya lengkap seperti sketsa pada Gambar 1.1. di atas, sedangkan pada tanah-tanah tua seperti Podsolik di sekitar Palembang dan Prabumulih serta tanah latosol di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, yang telah tererosi berat atau telah mengalami pencucian intensif mempunyai profil yang umumnya tanpa atau sedikit lapisan olah (horizon 0 dan A).

Warna tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarna gelap berarti banyak

mengandung bahan; organik tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara intensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berarti berBOT (bahan organik tanah) rendah atau telah mengalami pelindian hara intensif, sehingga relatif miskin. Tanah yang berwarna homogen bersih menunjukkan sirkulasi udara (aerasi) dan airnya (drainase) baik, berarti kadar oksigennya cukup, sehingga proses oksidasi berjalan baik, sedangkan tanah yang berwarna tak bersih atau bebercak menunjukkan aerasi dan drainasenya tidak baik, sehingga proses oksidasi dan reduksinya terjadi secara bergantian. Proses reduksi yang lama pada tanah kering berkadar besi tinggi akan menimbulkan bercak-bercak senyawa ferro yang berwarna kekuningan, sedangkan proses oksidasi yang lama pada tanah rawa akan menghasilkan senyawa ferri yang berwarna kecoklat- merahan.