Ketidak serasian
c. Ketidak serasian
b. Adaptasi bunga yang menguntungkan penyerbukan
Pada banyak tumbuhan dengan
silang
bunga sempurna pembuahan dan pembentukan buah serta biji terjadi
Pada tumbuhan yang memiliki setelah penyerbukan sendiri bunga sempurna mempunyai stamen
(keserasian sendiri). Pada tumbuhan dan pistil yang matang pada waktu
lain kadang-kadang tidak terjadi lain kadang-kadang tidak terjadi
mutu benih internal yang dilaksanakan yang sama (ketidak serasian fisiologis
produsen benih agar kemunduran atau ketidak-serasisan sendiri). genetik tidak terjadi dan benih yang
Dalam banyak hal ketidak serasian dihasilkan memiliki mutu genetik disebabkan oleh rendahnya laju
(kemurnian) yang tinggi. Adapun pertumbuhan tabung serbuk sari.
prinsip agronomik adalah tindakan budi daya produksi agar benih yasng
d. Penyerbukan angin
dihasilkan dapat maksimum, basik dalam kuantitas (jumlah) maupun
Penyerbukan dengan angin kualitas (terutama mutu fisik dan mutu merupakan proses yang paling
fisiologis benih).
mudah. Bunga tumbuhan diserbuk Pada dasarnya, usaha produksi oleh angin kecil dan kurang menarik,
atau penangkaran benih bertujuan penyerbukann angin dijumpai pada
untuk menghasilkan benih sebanyak- tumbuhan kayu dan herbal, seperti
banyaknya dengan mutu yang Conifer, Cuercus dan lain-lain. Pada
memenuhi syarat sertifikasi benih. banyak tumbuhan erkayu bunga
Benih bersertifikat merupakan benih jantan dan terkadang betina
dari suatu varietas yang telah berkelompok dalam untaian.
diketahui (telah dilepas) dan diproduksi dengan sistem
e. Musim penyerbukan
pengawasan serta standar sertifikasi benih, baik standar lapangan maupun
Di daerah empat musim terdapat laboratorium yang ketat dalam tiga kali waktu penyerbukan, yaitu
mempertahankan kemurnian varietas awal musim semi, akhir musim semi
tersebut. Untuk menghasilkan benih dan awal musim panas, serta akhir
ber-sertifikat, perlu memperhatikan musim panas dan musim gugur. prinsip-prinsip berikut ini.
Banyaknya seruk sari di udara dapat dihitung dengan cara meletakkan di
a. Persyaratan lahan produksi
udara slide mikroskop yang ditutupi
benih
oleh agar tipis atau vaselin. Serbuk sari yang melekat harus diwarnai dan
Untuk menghasilkan benih dapat dipelajari di bawah mikroskop
bermutu, tanaman harus diusahakan dan kemudian diidentifikasi melalui
secara intensif pada lahan yang ciri-ciri permukaan butir sari tersebut.
memenuhi persyaratan dan dikelola sesuai dengan keadaan agroklimat
4.4. Teknik Produksi Benih
setempat. Dua persyaratan lahan
Tanaman
yang utama bila akan memproduksi benih bersertifikat yaitu sebagai
Untuk menghasilkan benih
berikut:
bermutu (bersertifikat) minimum (a). Lahan subur dan tersedia air: melibatkan dua aspek penting, yakni
Air dapat disediakan secara teknis prinsip genetik dan prinsip agronomik.
melalui irigasi atau secara alami melalui irigasi atau secara alami
flow. Untuk itu perlu diperhatikan tanaman memasuki masa pengisian
ketentuan pelaksanaan sertifikasi biji (grain filling). Perlu diperhatikan
sebagai berikut: (a). Benih penjenis pula bahwa memproduksi benih
(BS) dapat diperbanyak kembali umumnya dilakukan di luar musim
sampai 5 kali (sampai dengan BS4). tanam (off-season) karena untuk
Pengawasan dan jaminan mutu memenuhi kebutuhan benih pada
dilakukan oleh pemulia tanaman musim berikutnya. (b). Lahan bersih
(breader) yang bersangkutan. (b). dan bebas dari varietas lain. Untuk
Benih dasar (BD) dapat diperbanyak menghindari percampuran varietas,
kembali sampai 5 kali (sampai dengan sejarah lahan, yakni catatan urutan
BD4). (c). Benih pokok (BP) dapat jenis dan varietas tanaman yang
diperbanyak kembali sampai 5 kali pernah ditanam, perlu diperhatikan.
(sampai dengan BP4). (d). Benih Secara umum, dalam satu lokasi
sebar (BR) dapat diperbanyak kembali lahan produksi benih tidak dapat
sampai 5 kali (sampai dengan BR4) ditanami dua varietas berbeda dari
Selain aspek benih sumber, jenis tanaman yang sama secara
produksi benihpun perlu berturut karena akan menimbulkan
memperhatikan aspek sumber benih, penyerbukan silang. Adanya tanaman
yakni lembaga atau institusi yang voluntir juga merupakan kontaminan.
menghasilkan benih sumber. Hal ini Selain dari dalam lahan, percampuran
penting karena dalam skema sistem pun dapat terjadi dari pertanaman
perbenihan di Indonesia, telah sejenis yang berbeda varietas yang
ditentukan lembaga-lembaga yang ada di sekitar lahan produksi. Cara
berkompeten untuk memproduksi menghindarinya dengan melakukan
setiap jenjang kelas benih isolasi waktu atau isolasi jarak.
bersertifikat.
Untuk kesuksesan produksi
b. Benih Sumber
benih dalam hal kemurnian benih, pada umumnya proses produksi
Benih sumber atau benih yang terisolasi. Isolasi uang umum akan digunakan untuk memproduksi
digunakan adalah isolasi waktu dan benih haruslah bermutu tinggi dan
jarak.
jelas asal-usulnya. Syarat mutu bagi Isolasi waktu ataupun isolasi jarak benih bersertifikat antara lain murni
merupakan tindakan perlindungan (sesuai dengan sifat-sifat induknya),
terhadap pertanaman benih dari sehat (bebas dari hama maupun
penyerbukan silang oleh varietas lain, penyakit), bersih (bebas dari kotoran
baik dari dalam maupun sekitar lahan maupun campuran varietas lain), dan
produksi. Isolasi diterapkan apabila memiliki daya tumbuh yang tinggi.
pada satu areal pertanaman terdapat Benih sumber yang digunakan dalam
kemungkinan terjadinya penyerbukan produksi benih harus berasal dari
silang. Jika kemungkinan kelas yang lebih tinggi seperti dalam
penyerbukan silang tidak terjadi maka sistem alur perbanyakan mono
isolasi tidak perlu dilakukan.
Dalam isolasi waktu, waktu tanam Dalam pelaksanaannya, isolasi produksi benih dibuat berbeda dengan
sering sulit dilaksanakan karena sulit waktu tanam produksi benih dan atau
mencari lahan produksi benih yang non benih suatu varietas lain dari jenis
betul-betul ideal dan mengatur tanaman yang sama, di suatu lahan
keserempakan pola dan waktu tanam produksi yang berdekatan agar masa
petani. Oleh karenanya, isolasi yang berbunga antara kedua varietas tidak
sering dilakukan yaitu menanam dalam waktu yang bersamaan.
tanaman barier sehingga dapat Lasmanya ditentukan oleh masa
menghemat waktu (tidak perlu isolasi pembungaan varietas yang waktu) dan dapat memanfaatkan bersangkutan. Secara umum, lama
ruang antara pertanaman. Adapun isolasi waktu untuk tanaman pangan
upaya untuk menghindari sekitar 1 bulan. Dalam melakukan
percampuran varietas dari dalam isolasi waktu, dapat terjadi
lahan produksi, dilakukan roguing penanaman di luar musim tanam. Jika
(pencabutan tanaman voluntir). ini terjadi maka harus ditunjang dengan sarana atau prasarana yang
c. Dasar-dasar budidaya untuk
mampu menekan risiko kegagalan,
produksi benih
misalnya irigasi yang baik. Isolasi jarak memberi jarak antara satu
Teknik produksi benih sedikit hamparan pertanaman dan hamparan
berbeda dengan teknik produksi non- pertanaman lain dari varietas yang
benih, yakni pada prinsip genetisnya, berbeda sehingga tidak dimungkinkan
dimana aspek kemurnian genetik terjadi penyerbukan silang. Isolasi
menentukan kelulusan dalam jarak dapat berupa lahan kosong,
sertifikasi. Teknik budi daya ini secara pertanaman dari tanaman jenis lain
internal dilaksanakan oleh penangkar atau tanaman sejenis yang dijadikan
benih dalam bentuk roguing dan tanaman penghalang (barier) dan
secara eksternal dilaksanakan oleh tidak ikut dipanen sebagai benih.
BPSB dalam bentuk pengawasan di Jarak isolasi tersebut ditentukan oleh
lapang. Adapun teknik budi daya tipe (jenis) dan cara penyerbukan dari
mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman yang bersangkutan. Isolasi
panen antara teknik budi daya jarak untuk tanaman dengan
produksi benih dan non benih secara penyerbukan silang (misalnya jagung,
relatif sama.
isolasi jarak 200 m) askan lebih jauh Produksi benih biasanya diawali dibandingkan tanaman dengan
dengan perkecambahan benih, penyerbukan sendiri (misalnya padi,
pesemaian, pembibitan, penanaman, isolasi jarak 3 m). Demikian pula,
pemeliharaan, panen dan isolasi jarak untuk tanaman dengan
pascapanen, pengolahan benih, penyerbukan yang dibantu oleh angin
pengeringan, pengujian benih, (misalnya jagung) lebih jauh dibanding
sertifikasi dan pengepakan benih. tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga.
1) Pengolahan tanah, menentukan
kebutuhan unsur hara yang
komposisi media tanam,
dipersyaratkan.
mencampur media dan
Media tanah dan kompos yang
mengisi media ke dalam
tealh sisiapkan harus dicampur
polybag.
dengan merata agar kondisi media tanam seragam baik secara fisik,
Pengolahan tanah pada dasarnya kimia dan biologis. Sara encampu bertujuan untuk menggemburkan,
media tanam dapat dilakukan secara memperbaiki struktur tanah,
manual dan mekanik. Pencampuran meningkatkan aktivitas organisme
secara manual dapat dilakuan dengan tanah, serta menciptakan aerasi yang
bantuan alat sekop dan cangkul. Para baik. Selain itu, pengolahan tanah
petani pengangkar biasanya dapat juga bermanfaat dalam
melakukan pencampuran sebagai mengendalikan gulma dan berikut: karung tanah dicampur satu membebaskan lahan dari sisa-sisa
karung kompos lalu diaduk sampai tanaman atau benih tanaman yang
rata, kegiatan ini dilakukan berulang- ada. Untuk itu, hendaknya cukup
ulang sampai volume media tanam tersedia waktu antara saat
diperkirakan mencukup untuk mengisi pengolahan tanah dan waktu tanam
polybag.
sehingga benih gulma dan tanaman Pencampuran media tanam dapat dari pertanaman sebelumnya tumbuh
dilakukan dengan mesin pengaduk dan dapat dicabut.
media atau mixer. Dengan alat ini Untuk memproduksi benih-benih
petani tinggal memasukkan tanah kecil (10 gram benih ≥ 1.000 benih,
setengah dari volume mixer dan biasanya diawali dengan kompos setengah dari volume mixer. perkecambahan benih, pesemaian,
Tutup kap penutup sampai rata. pembibitan, penanaman, Sambungkan kabel mixer ke arus pemeliharaan, panen dan listrik dan media tanam akan pascapanen, pengolahan benih,
tecampur dengan sempurna dan ada pengeringan, pengujian benih,
kemungkinan lebih homogen dari sertifikasi dan pengepakan benih.
pada pencampuran dengan cara Proses penyiapan polybag untuk
manual.
pembibitan dimulai dengan menentukan komposisi media
Media yang sudah siap untuk pembibitan. Pada umumnya
digunakan diangkut dengan gerobak komposisi media yang diharapkan
(jika lokasi antar lokasi media dan adalah mempunyai kandungan hara
tempat pembibitan berdekatan). makro dan mikrto, mangandung
Apabila penyiapan media berjauhan bahan organik, aerasi baik dan dapat
dengan tempat pembibitan, maka menyimpan air dengan afisien. Untuk
disarankan untuk mengangkut media media pembibitan para petani
dengan kendaraan roda empat. Hal penangkar benih biasanya menyiapka
ini dilakukan untuk memudahkan komposisi media tanah: kompos (1: 1)
pekerja dalam mengisi polybag. dan biasanya telah memenuhi standar
Media tanam akan diisikan ke Setelah jarak tanam ditentukan, polybag. Para petani biasanya
kebutuhan benih setiap hektar dapat menyiapkan kotak kayu untuk
ditentukan. Kebutuhan benih memberdirikan polybag atau kaleng
dipengaruhi oleh: (1). Jarak tanam atau botol plastik. Polybah dibuka
atau populasi tanaman per hektar. mulutnya dan diletakkan pada
(2). Ukuran atau bobot benih per peralatan yang disebutkan. Setelah
1.000 butir. (3). Daya tumbuh polybag berdiri pada tempatnya, maka
(kecambah) benih.
media pembibitan disiramkan ke atas Jatak tanam antar tanaman pada polybag terbuka sampai penuh,
umunya dapat ditentukan berdasarkan kemudian masing=masing polybah
kanopi dari varietas tanaman yang dirapikan dan disiram dengan air.
dibudidayakan. Ukuran atau bobot benih per 1000 gram, biasanya tertera pada kemasan (label) benih. Keterangan ini terdapat pada kemasan apabila benih varietas tanaman mempunyai perfomansi biji berukur kecil seperti benih kubis, sawi, wortel, tomat, cabai, bunga krisan dan lain-lain. Keterangan
Posisi wadah dengan polybag pembibitan tentang daya tumbuh (daya pada saat mengisi polybag
kecambah) tertera pada label kemasan. Ketiga keterangan di atas
2) Penanaman selalu terdapat pada label benih-benih tanaman yang bersertifikat.
Penanaman dilakukan secara Penghitungan kebutuhan benih beraturan untuk memudahkan
sangat penting dilakukan agar pemeliharaan (pemupukan, penangkar dapat menyediakan benih
pengendalian hama dan penyakit), secara tepat jumlah sehingga tidak pembersihan tanaman (pengendalian
ada kelebihan pembelian benih dan gulma), dan pelaksanaan roguing.
input produski benih menjadi efektif Jarak tanam yang digunakan dapat
dan efisien. Kekurangan penyediaan disesuaikan dengan jenis atau
benih akan menyebabkan varietas tanamannya, tingkat
ketidakseragaman penanaman kesuburan lahan, serta ketersediaan
sedangkan kelebihan penyediaan air dan sinar matahari. Jarak tanam
benih merupakan pemborosan. yang rapat dilakukan jika kesuburan
Perkiraan kebutuhan benih per hektar tanah mendukung dan kompetisi antar
dapat dihitung dengan rumus : tanaman tidak sampai pada taraf yang
merugikan. Jarak tanam rapat
dilakukan untuk memaksimalkan
sumber daya yang tersedia dalam
rangka mendapatkan hasil (produksi) yang maksimal.
B = 10.000 X 100/p x100/q X 100/r X s/1000 X t X 1 g
Keterangan :
B = Benih yang diperlukan per hektar (gram) p = Jarak antar barisan (cm) q = Jarak rumpun tanaman dalam barisan (cm) r
= Daya kecambah benih (%) s = Bobot 1.000 butir benih (gram) t
= Jumlah tanaman per rumpun
3) Pemeliharaan tanaman ditingkatkan dengan pemu-pukan kalsium (Ca).
Pemeliharaan tanaman dalam budi daya meliputi pemupukan,
Penyiangan penyiangan (pengendalian gulma), pengendalian hama dan penyakit,
b)
Penyiangan dilakukan untuk serta pengairan dan pengelolaan air.
membebaskan lahan dari gulma dan Teknik pemeliharaan tanaman
tanaman lainnya. Gulma dan tanaman hendaknya disesuaikan dengan fase
lain dapat berfungsi sebagai pertumbuhan tanaman sehingga
kompetitor dalam mendapatkan air, tindakan yang diberikan tepat dan
hara, dan energi matahari. Selain itu, efisien.
gulma atau tanaman lain juga dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit
a) Pemupukan tertentu atau memungkinkan terjadinya penyer-bukan silang
Pemupukan dilakukan untuk dengan tanaman benih. Pengendalian memperbaiki ketersediaan hara dalam
gulma dapat dilakukan secara manual tanah. Pada awal pertumbuhan
(dengan cara mencabut), mekanis vegetatif, kebutuhan tanaman akan
(menggunakan alat), dan kimiawi hara (terutama nitrogen) sangat besar.
(bahan kimia). Penggunaan bahan Adapun pupuk fosfor (P) dan kalium
kimia untuk mengendalikan gulma (K) dibutuhkan tanaman pada fase
hendaknya selektif agar tidak reproduktif, terutama masa membahayakan tanaman yang pembungaan dan pengisian benih
diusahakan dan sumber plasma (grain filling). Dosis pupuk hendaknya
nuftah lainnya, serta tidak mencemari disesuaikan dengan ting-kat
lingkungan (terutama air). Pada saat kesuburan tanah. Selain untuk
penyiangan, biasanya juga dilakukan pertumbuhan tanaman, pupuk pun
pembumbunan (pendangiran) untuk berpengaruh terhadap produksi dan
memperbaiki aerasi di daerah sekitar mutu benih. Protein benih padi dapat
perakaran tanaman. ditingkatkan dengan pemupukan N dan bobot benih padi dapat perakaran tanaman. ditingkatkan dengan pemupukan N dan bobot benih padi dapat
Hama dan penyakit di lapang benih, air tidak diperlukan lagi. selalu ada sehingga perlu Penyediaan air bagi tanaman dikendalikan agar pertanian dapat dapat dilakukan secara teknis melalui mencapai produksi yang tinggi. irigasi atau secara alami dari hujan. Namun, pengendalian tersebut Pada musim kemarau atau bila tidak hendaknya dilakukan sedini mungkin hujan, pengairan dilakukan dengan dengan senantiasa memperhatikan penyiraman. Penyiraman sebaiknya batas ambang ekonomisnya, yakni dilakukan pada pagi atau sore hari, tingkat populasi dan intensitas jangan dilakukan pada siang hari serangan yang membahayakan karena berpengaruh buruk terhadap proses pertumbuhan dan tanaman, yakni terjadi peningkatan perkembangan tanaman. laju transpirasi secara mendadak. Pengendalian hama dan penyakit Sebelum melakukan kegiatan dapat dilakukan secara preventif dan produksi benih. Harus dilakukan kuratif. Cara preventif (pencegahan) terlebih sahulu pengecekan sumber dengan membuat pertumbuhan air dan jaringan irigasi. Apabila lahan tanaman sesehat mungkin, misalnya produksi berada pada lahan sawah memberi pupuk yang seimbang dan dengan pengairan teknis, maka melakukan sanitasi lingkungan. Cara kondisi sumber air dan jaringan irigasi kuratif adalah cara pemberantasan diprediksi tidak akan ada masalah. terhadap hama dan penyakit, seperti Apabila fasilitas tersebut tidak ada, penggunaan pestisida, gropyokan maka sumber air biasanya ditampung untuk pemberantasan tikus, dan pada drum atau bak penampungan eradikasi (pencabutan dan yang dilapisi plastik yang disiapkan di pembuangan) tanaman yang sekitar lokasi budidaya. terserang. Karena penggunaan bahan Apabila produksi benih dilakukan kimia cukup mengandung risiko maka pada skala luas, biasanya jaringan dian-jurkan pestisida yang digunakan irigasi secara teknik harus disiapkan berbahan organik. pada saat pembuatan bedengan
sakaligus dengan pebuatan saluran.
d) Pengairan, pengecekan sumber Pada sistem ini saluran dapat dialiri air dan pengelolaan air. sehingga dapat dilakukan penyiraman
Kegiatan ini bertujuan untuk dengan sistem lep. Hal yang harus menyediakan air bagi tanaman dalam
diperhatikan adalah kemiringan jumlah yang tepat, sesuai dengan fase
jaringan irigasi harus diperhitungkan pertumbuhan dan perkembangannya.
agar air dapat mengalir dengan baik Pada tahap pertumbuhan vegetatif
pada semua lahan budidaya. sampai inisiasi bunga, air diperlukan dalam jumlah banyak. Pada tahap
pembungaan, air diperlukan dalam jumlah sedang. Pada tahap pembentukan dan perkembangan pembungaan, air diperlukan dalam jumlah sedang. Pada tahap pembentukan dan perkembangan
Roguing bertujuan untuk menjaga dan penyakit, gulma-gulma berbahaya kemurnian benih. Cara dicabut dan dimusnahkan. Melakukan pelaksanaannya dengan mencabut
roguing di lahan yang luas cukup tanaman yang tidak dikehendaki,
menyulitkan. Oleh karenanya, seperti tanaman yang berpotensi
dibutuhkan metode yang cukup untuk terjadinya penyerbukan silang
representatif melalui pengacakan dengan varietas tanaman yang
sampel di lapang. Ada beberapa diusahakan atau tanaman yang
macam pola pelaksanaan roguing berpotensi menghasilkan benih
(lihat gambar Usulan Jalur perjalanan campuran varietas lain. Roguing
dalam melakukan roguing). Pola A biasanya dilakukan sebelum lahan
dapat menjamah lahan pertanaman diperiksa oleh tim sertifikasi dari
sekitar 75%, pola B mampu BPSB. Pelaksanaan roguing
menjamah lahan seluas 60-70%, pola mengikuti waktu dan frekuensi
C (cara acak) dan pola D (searah pemeriksaan lapangan oleh petugas
jarum jam) memungkinkan seluruh pengawas sertifikasi benih, yaitu saat
(100%) pertanaman terjamah, pola E tanaman umur 4 minggu setelah
mampu menjamah lahan sebesar tanam, pada fase berbunga, dan
85%, dan pola F hanya mampu menjelang panen. Jika menjamah pertanaman sebesar 60% memungkinkan, roguing dapat
dari luas lahan keseluruhan. dilakukan setiap saat tidak hanya
Pemanenan
pada saat menjelang pemeriksaan Penanganan pascapanen dapat oleh BPSB. Roguing dilaksanakan
dilakukan dengan baik, tidak merusak dengan mencocokkan deskripsi
benih yang masih berkadar air tinggi, tanaman di lahan dengan deskripsi
maka panen pada saat benih masak varietas tanaman yang diusahakan.
fisiologis adalah pilihan yang tepat. Tanaman yang tidak sesuai dengan
Beberapa keuntungan panen yang deskripsi tanaman yang diusahakan
dilakukan pada saat benih mencapai harus dicabut dan dimusnahkan.
masak fisiologis antara lain: (a). Roguing dilakukan dengan
Benih belum mengalami deteriorasi berjalan secara sistemik sehingga
(kemunduran). (b). Mempercepat setiap tanaman dapat terlihat dan
program pemuliaan tanaman karena diamati. Roguing hendaknya
segera diperoleh data viabilitas dan dilakukan sepagi mungkin dan arah
vigor maksimum dari varietas yang berjalan sebaiknya tidak menghadap
dikembangkannya. matahari, karena silau akan
Gambar 4.9 .
Beberapa alternatif jalur perjalanan untuk melakukan kegiatan roguing.
(c) Menghemat waktu dan mengurangi Kondisi iklim pada selang waktu kehilangan benih di lahan, serta. (d).
antara masak fisiologis dan panen Perkecambahan benih di lapang dapat
sangat berpengaruh terhadap dihindari.
viabilitas benih, daya kecambah, Oleh karena kadar air benih pada
vigor, maupun daya simpan benih. saat masak fisiologis masih cukup
Cuaca pada areal produksi yang tidak tinggi (50-60%) sehingga rentan
menguntungkan dapat menurunkan terhadap kerusakan mekanik, maka
mutu benih yang dihasilkan. panen dapat dilakukan beberapa hari setelah masak fisiologis. Waktu panen ini pun jugam mempunyai risiko.
f) Pengolahan Benih
d. Alur umum pengolahan benih
Pengolahan benih merupakan Benih masuk ke unit pengolahan tahap transisi antara produksi dan
benih umumnya dalam bentuk calon penyimpanan atau pemasaran benih.
benih, misalnya benih jagung masih Tahap ini cukup menentukan karena
dalam tongkol, benih kedelai dan benih dapat tidak bermanfaat jika
kacang hijau masih dalam polong. salah dalam pengolahannya.
Selain dalam bentuk calon benih, Prinsip umum pengolahan benih
kadar airnya juga masih sangat tinggi. adalah memproses calon benih
Oleh karenanya, pengolahan benih menjadi benih dengan tetap
yang dilakukan sebagai berikut. mempertahankan mutu yang telah dicapai. Pengolahan benih tidak dapat
1) Pembenihan dan prapembersihan meningkatkan mutu benih secara individual, tetapi secara populatif.
Kegiatan pembenihan meliputi Secara populatif, mutu benih dapat
pengeringan (drying) dan perontokan ditingkatkan melalui dua cara yaitu :
(threshing) pada kacang-kacangan (a). Separation, yakni memisahkan
dan padi atau pemipilan (shelling) benih dari sumber kontaminan seperti
pada jagung. Setelah pengolahan benih gulma, benih tanaman lain, dan
tersebut, dilakukan pemisahan benih kotoran benih. (b). Upgrading, yakni
dari kotoran sisa polong, tongkol, atau memilah benih dari benih yang kurang
jerami (disebut pre-cleaning). Selama bermutu, misalnya berukuran kecil
proses pembenihan dan pra- atau tidak seragam.
pembersihan, benih disimpan Dengan pemisahan dan
sementara secara curah dan pemilahan benih, akan diperoleh
tumpukan (bulk storage). benih yang murni dan hidup (pure life seed) dengan total jumlah yang lebih
2) Pembersihan
rendah dari jumlah benih hasil panen. Perbandingan jumlah benih hasil
Proses pembersihan (cleaning) pengolahan dengan jumlah calon
benih diawali dengan pemisahan benih hasil panen dinamakan
benih dari kotoran (sampah). rendemen. Nilai rendemen sangat
Pembersihan ini dapat menggunakan ditentukan oleh jenis benih dan
ayakan (saringan) atau alat pembersih efektivitas pengolahan. Semakin
benih dengan sistem pengayakan dan efektif pengolahan yang dilakukan,
hembusan udara, seperti air screen semakin tinggi nilai rendemen yang
cleaner. Setelah bersih dari kotoran, berarti semakin kecil nilai kehilangan
benih memasuki proses sortasi dan pascapanennya (post harvest losses).
upgrading, yaitu benih dipisahkan dari Adapun efektivitas pengolahan
benih varietas lain, benih gulma, serta ditentukan oleh alur (jalur) pengolahan
benih yang berviabilitas rendah (kecil, dan penggunaan alat-alat pengolahan
pecah, dan tidak seragam). benih yang tepat.
3) Perlakuan benih dan
e. Alat dan mesin pengolahan
pengemasan
benih
Perlakuan benih (seed treatment) Secara umum, alat dan mesin adalah pemberian bahan kimia dalam
pengolahan yang paling dibutuhkan rangka melindungi benih dari hama
yaitu alat pembenihan (conditioning dan penyakit, baik yang terbawa
dan pre-cleaning), alat pengering, alat benih, serangan yang mungkin terjadi
pembersih, serta alat perlakuan dan di penyimpangan maupun serangan di
pengemasan. Alat-alat tersebut dapat lapang produksi. Hal penting yang
berupa mesin pengolah benih yang diperhatikan di dalam memberikan
dijalankan secara mekanik atau alat perlakuan benih adalah jenis dan
sederhana yang dijalankan secara dosis pestisida yang digunakan agar
manual. Pemilihan jenis alat pengolah tidak meracuni benih.
benih tersebut sangat ditentukan oleh Pengemasan bertujuan untuk
kemampuan penangkar, jenis dan nilai melindungi benih dari pengaruh
komoditas, tingkat mutu dan efisiensi kelembaban udara dan pencampuran
yang diinginkan, pertimbangan antar lot (kelompok) benih. Jenis
keuntungan usaha, dan ada atau kemasan benih dapat dikelompokkan
tidaknya sumber listrik atau mesin menjadi 3, yakni kemasan porus,
diesel.
resisten dan kedap. Kemasan porus adalah kemasan yang tembus air sehingga tidak mampu melindungi
1) Alat pengering benih (seed drier) benih dari pengaruh kelembapan udara luar. Contohnya, kertas dan
Pengeringan benih dapat kain blacu. Kemasan resisten adalah
dilakukan secara alami dengan panas kemasan yang tahan terhadap
matahari atau secara buatan dengan tembusan air, tetapi dalam jangka
bantuan alat pengering (seed drier). panjang kemasan menjadi porus.
Pengeringan secara alami mempunyai Contoh kemasan seperti ini yaitu
kendala seperti turun hujan, suhu kantong plastik. Adapun kemasan
yang tidak dapat dikontrol, diperlukan kedap adalah kemasan yang tidak
pembalikan benih, dan kapasitas tembus air. Contohnya botol (gelas)
lantai jemur yang terbatas. Kendala dan kaleng (drum). Jenis kemasan ini
tersebut tidak dijumpai bila mampu mempertahankan kadar air
pengeringan dilakukan dengan alat benih dalam jangka waktu yang lama.
pengering. Secara prinsip, sistem Bila menggunakan kemasan kedap,
pengeringan buatan menggunakan kadar air benih harus rendah untuk
kompor api atau heater sebagai menghindari pengaruh buruk dari
sumber panas dan kipas (fan) sebagai akumulasi produk respirasi benih di
tenaga penggerak aliran udara. dalam kemasan.
Kapasitas alat dan lama pengeringan perlu diketahui agar tidak terjadi overload atau penundaan Kapasitas alat dan lama pengeringan perlu diketahui agar tidak terjadi overload atau penundaan
dihasilkan lebih bersih. Faktor penting Meski penggunaan drier memiliki
yang perlu diperhatikan dalam meng- berbagai keunggulan dibandingkan
gunakan alat perontok dan pemipil pengeringan alami, tetapi benih hasil
adalah kecepatan putar silinder dan pengeringan dengan matahari
jumlah paku yang berpotensi merusak memiliki mutu fisik yang lebih baik,
benih secara mekanik. Semakin cepat terutama warna dan baunya. Benih
putaran silinder dan semakin banyak yang dikeringkan secara alami
paku yang dipasang, semakin cepat memiliki warna yang lebih cerah dan
pula proses perontokan atau tidak berbau, sedangkan benih hasil
pemipilan benih, tetapi potensi pengeringan buatan memiliki warna
kerusakan mekanik yang yang sedikit kusam dan berbau
ditimbulkannya juga semakin besar. (terutama bila menggunakan alat
Alat pembenihan yang paling berbahan bakar minyak tanah).
sederhana adalah tangan, seperti Terdapat berbagai tipe drier
memipil jagung dan mengupas benih seperti tunnel drier, batch drier, bin
kacang tanah. Cara ini adalah cara drier, column seed drier dan continous
yang paling kecil kerusakan flow tower drier. Penggunaan masing-
mekaniknya, tetapi membutuhkan masing tipe antara lain tergantung
waktu lama dan khusus untuk benih pada jumlah lot benih, serta alat
jagung, kadar air benih harus cukup penanganan dan transportasi yang
rendah (kering pipil).
digunakan. Benih tanaman pangan, seperti kedelai dan jagung,
3) Alat pembersih benih dikeringkan dengan batch drier. Adapun benih yang diproduksi dalam
Alat pembersih merupakan alat jumlah banyak dikeringkan dengan bin
untuk membersihkan benih dari drier atau continous flow drier.
sumber-sumber kontaminan dan benih yang tidak bermutu melalui
2) Alat pembenihan pengayakan (penyaringan, screening) dan peniupan benda-benda yang tidak
Alat pembenihan adalah alat yang diperlukan dengan blower. Alat digunakan untuk memisahkan benih
pembersih benih tradisional berupa dari struktur buah. Jenis dan tipe alat
nyiru atau tampah. Cara yang digunakan berbeda untuk
menggunakannya dengan setiasp jenis benih. Namun, secara
menggerakkan ke atas dan ke bawah, umum alat pembenihan terdiri dari
lalu memutarnya sambil ditiup. silinder yang memiliki gigi (paku) yang
Hasilnya diperoleh benih yang bersih. dapat diputar sehingga mampu
Kekurangan dari penggunaan alat ini merontok atau memipil benih. Tenaga
adalah dibutuhkan waktu yang lama yang digunakan untuk memutar
dan tenaga kerja yang banyak. silinder perontok dapat berasal dari
Meskipun demikian risiko kerusakan tenaga mekanik atau tenaga listrik.
benih sangat kecil.
Ada pula mesin yang dilengkapi
Alat pembersih benih modern dikelompokkan menjadi 3 kelompok, (berbasis mesin) ada banyak tipe dan
yaitu faktor benih, lingkungan fisik jenisnya. Alat pembersih yang paling
penyimpanan, dan faktor organisme banyak digunakan sebagai pembersih
hidup yang ada di dalam ruang dasar (utama) adalah air scree
simpan. Ketiga faktor tersebut saling cleaner. Alat tipe ini menggunakan
berinteraksi baik secara langsung kombinasi dari aliran udara dan
maupun tidak langsung. saringan untuk memisahkan benih berdasarkan ukuran, berat jenis dan
a) Faktor Benih
resistensi terhadap aliran udara. Air screen cleaner tipe kecil terdiri dari 2
Kondisi benih merupakan faktor saringan dengan 3-4 aspirator. Cara
yang sangat berpengaruh terhadap kerja alat ini terdiri dari tiga tahap,
daya simpannya. Tiap jenis atau yakni (1) saringan atas (scalping
varietas benih memiliki daya simpan screen) menahan benih dan benda
tersendiri, sebagai contoh benih padi yang berukuran besar, (2) aliran udara
memiliki umur simpan yang lebih lama (aspirating air) memisahkan benih dari
dibandingkan benih kedelai walaupun benda-benda yang ringan, (3)
faktor lainnya sama. Kondisi benih saringan bawah (graded screen)
tersebut dipengaruhi oleh: memilah dan menahan benih yang
• faktor genetik,
bersih. Alat pembersih benih lain yaitu • faktor perlakuan sebelum benih spesific gravity separator untuk
disimpan, seperti kondisi memilah benih berdasarkan berat
lapangan selama pertanaman jenisnya, diseparasi untuk memilah
(kesuburan lahan, tingkat hama benih berdasarkan ukurannya, dan
dan penyakit, iklim); kondisi spiral separator untuk memilah benih
lingkungan selama benih dalam berdasarkan bentuknya.
pemasakan, pemanenan; dan perlakuan pengolahan benih dari
f. Penyimpanan Benih
calon benih menjadi benih (perontokan, pengeringan), (3)
Tujuan penyimpanan benih komposisi kimia benih, adalah mempertahankan daya hidup
• struktur fisik benih, (daya simpan) benih selama mungkin.
• dormansi dan benih keras, Dalam penyimpangan, faktor-faktor
• tingkat kemasakan benih, yang berpengaruh terhadap daya
• tingkat kerusakan benih, dan (8) simpan benih dioptimalkan agar
kadar air benih.
prosers kemun-duran dapat ditekan
seminimum mungkin.
b) Faktor lingkungan fisik ruang penyimpanan
1) Faktor yang mempengaruhi daya
simpan benih Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi daya simpan benih di
Faktor yang mempengaruhi daya dalam penyimpanan yaitu simpan benih, secara umum
kelembapan, temperatur, dan komposisi gas di ruang simpan. Kelembaban ruang simpan akan berpengaruh terhadap kadar air benih dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme. Karena bersifat higroskopis, benih mudah menyerap atau melepaskan uap air tergantung kelembapan ruangan. Melindungi benih dari pengaruh kelembapan dengan cara menggunakan kemasan yang resisten atau kedap, menggunakan bahan penyerap kelembapan (desikan), dan mengendalikan ruangan supaya tetap kering dengan alat dehumidifier (penurun kelembapan). Suhu berpengaruh terhadap laju respirasi benih dan tingkat kadar air kesetimbangan benih. Semakin tinggi termperatur, semakin tinggi laju respirasi dan semakin tinggi kadar air kesetimbangan sehingga mempercepat kemunduran benih.
Rumusan tentang pengaruh temperatur dan kadar air benih terhadap daya simpan benih yaitu sebagai berikut : (1). Jumlah angka kelembapan dalam % dan temperatur dalam O
F tidak boleh melampaui angka 100 untuk penyimpanan benih selama 3-10 tahun. Untuk penyimpanan benih <3 tahun, angka tersebut boleh sampai 120 dengan catatan tingkat kelembapan udara tidak melebihi 60 O
f. (2). Daya hidup benih menjadi setengahnya jika temperatur dinaikkan 5 O c. Hal ini berlaku bila tempat penyimpanan dengan kelembapan 20-70% dan temperatur 0-50 O
C. (3). Daya hidup
benih menjadi setengahnya jika kadar air benih ditingkatkan 1% untuk kisaran benih berkadar air 5-14%.
Gas yang berpengaruh terhadap daya simpan benih di penyimpanan antara lain oksigen (O 2 ), karbon dioksida (CO 2 ), dan nitrogen (N 2 ). Semakin tinggi kadar O 2 di ruang penyimpanan, daya hidup benih akan semakin turun. Meningkatnya kadar
CO 2 dapat meningkatkan daya simpan benih bawang merah. Nitrogen dapat mempercepat kemunduran benih bawang merah dan sawi.
c) Jasad hidup di ruang penyimpanan
Jasad hidup yang terdapat di ruang penyimpanan benih umumnya terdiri dari cendawan, bakteri, virus, serangga, tungau, tikus, dan burung. Kerusakan yang diakibat-kan oleh jasad hidup ini umumnya secara fisik, misalnya benih berlubang atau rusak. Selain itu, adanya jasad hidup juga akan menyebabkan kondisi lingkungan kurang baik, seperti lingkungan menjadi lebih lembap dan kurang bersih yang pada akhirnya juga mempercepat kemunduran benih. Pengendalian jasad hidup tersebut dapat dilakukan dengan sanitasi atau fumigasi, yakni menutup seluruh benih dengan terpal lalu memberinya bahan fumigan seperti fostoxin.
d) Cara penyimpanan benih
Secara umum, penyimpanan benih dilakukan dengan dua sistem, yakni penyimpanan terbuka dan penyimpanan terkendali. Sistem penyimpanan terbuka berarti tidak ada perlakuan terhadap kondisi lingkungan ruang penyimpanan. Daya simpan benih tergantung padak ondisi daerah Secara umum, penyimpanan benih dilakukan dengan dua sistem, yakni penyimpanan terbuka dan penyimpanan terkendali. Sistem penyimpanan terbuka berarti tidak ada perlakuan terhadap kondisi lingkungan ruang penyimpanan. Daya simpan benih tergantung padak ondisi daerah
Penyimpanan kering dapat juga daya simpan benih akan cepat
dilakukan dengan penggunaan bahan menurun. Di daerah dengan iklim
pengemas yang rapat, seperti kantong kering dan dingin, benih bisa tahan
plastik, botol atau kaleng yang tertutup lama disimpan. Pada sistem
rapat.
penyimpanan ini, biasanya benih Kombinasi penyimpanan kering dikemas dengan wadah yang tidak
dan dingin, kelembapan maupun kedap, seperti kain blacu, karung goni,
temperatur ruang simpan di kontrol kertas semen, dan bahan porus lain.
dengan alat atau dengan cara Ssitem penyimpanan ini hanya cocok
pengemasan seperti pada kedua untuk benih yang disimpan dalam
penyimpanan di atas. Ruang simpan jangka pendek (<3 bulan).
diberi AC, dehumidifier, dan benih Pada sistem penyimpanan benih
dikemas dengan kemasan yang terkendali, lingkungan ruang
kedap. Sistem penyimpanan kering penyimpanan dikontrol atau
dan dingin merupakan sistem dikendalikan sedemikian rupa
penyimpanan terbaik yang mampu sehingga daya hidup benih dapat
memperta-hankan daya simpan benih dipertahankan sesuai dengan
hingga 10 tahun.
keinginan (lama yang diinginkan). Pada penyimpanan beku, Ada empat cara penyimpanan
temperatur dibuat sangat rendah benih dengan suhu dan kelembaban
C, kelembapan terkendali, yaitu penyimpanan secara
antara -20 o
C hingga 5 o
ruang <30%, dan digunakan kemasan dingin, penyimpanan secara kering,
benih yang rapat (kedap). penyimpanan kering dan dingin, serta
Penyimpanan ini mampu penyimpanan beku.
mempertahankan benih bertahun- Pada penyimpanan dingin,
tahun, bahkan sampai 100 tahun. temperatur ruangan diatur agar tetap
Sistem penyimpanan ini biasanya dingin dengan menggunakan AC (Air
digunakan untuk penyimpanan koleksi condition). Dalam sistem ini, benih
benih penting yang dijadikan sebagai diekmas dengan wadah yang relatif
bahan pemuliaan tanaman (plasma rapat, seperti kantong plastik, dan
nutfah).
benih dapat diperta-hankan sampai beberapa tahun, tergantung pada
4.5 Mutu Benih
tingkat kadar airnya. Pada penyimpanan kering,
Program perbenihan kelembapan ruang simpan menitikberatkan pada penggunaan dipertahankan rendah dengan
benih yang tepat muitu yang menggunakan alat pengering ruangan
ditunjukkan pada labelnya. Agar tidak dehumidifier. Benih bisa disimpan
tertipu oleh label benih, para dalam wadah sarang lalu ditempatkan
pengguna benih (terutama petani) di ruang ini. Selama perubahan
hendaknya memahami tentang mutu temperatur ruang simpan tidak
benih dan komponen-komponennya terlampau tinggi, benih bisa disimpan benih dan komponen-komponennya terlampau tinggi, benih bisa disimpan
dari data (label) daya berkecambah Secara umum, komponen mutu
dan nilai kemurniannya. Dengan benis dibedakan menjadi tiga, yaitu
demikian, dapat diperkirakan jumlah komponen mutu fisik, fisiologis, dan
benih yang akan ditanam dan benih genetik. Sekarang pasar sudah
sulaman, diperkirakan jumlah benih mendesak dimasukkannya komponen
yang akan ditanam dan benih mutu pathologis. Komponen mutu fisik
sulaman.
adalah kondisi fisik benih yang Secara fisik, benih bermutu menyangkut warna, bentuk, ukuran,
menampakkan ciri-ciri berikut: (a). bobot, tekstur permukaan, tingkat
Benih bersih dan terbebas dari kerusakan fisik, kebersihan, dan
kotoran, seperti potongan tangkai, biji- keseragaman. Komponen mutu
bijian lain, debu dan kerikil. (b). fisiologis adalah hal yang berkait-an
Benih murni, tidak tercampur dengan dengan daya hidup benih jika
varietas lain. (c). Warna benih terang ditumbuhkan (dikecambahkan), baik
dan tidak kusam. (d). Benih mulus, pada kondisi yang menguntungkan
tidak berbercak, kulit tidak terkelupas. (optimum) maupun kurang mengun-
(e). Sehat, bernas, tidak keriput, tungkan (suboptimum). Komponen
ukurannya normal dan seragam. mutu genetik adalah hal yang
Selain itu, benih dianggap berkaitan dengan kebenaran dari
bermutu tinggi jika memiliki daya varietas benih, baik secara fenotip
tumbuh (daya berkecambah) lebih dari (fisik) maupun genetiknya. Adapun
80% (tergantung jenis dan kelas mutu pathologis berkaitan dengan ada
benih) dan nilai kadar air di bawah tidaknya serangan penyakit pada
13% (tergantung jenis benihnya; benih benih serta tingkat serangan yang
kedelai mesti lebih rendah lagi). terjadi. Pada label benih, unsur-unsur
b. Kelas benih
mutu benih yang dicantumkannya meliputi kadar air, komponen benih
Benih merupakan hasil akhir dari murni, campuran varietas lain, kotoran
proses panjang yang dilakukan oleh dan daya tumbuh. Hal yang berkaitan
seorang pemulia tanaman dalam dengan ada atau tidaknya dan
merakit sebuah varietas baru. Jika besarnya serangan penyakit yang
proses penyebaran varietas baru dari terjadi, di Indonesia, belum
pemulia kepada petani dilakukan dicantumkan dalam label sertifikat
secara langsung maka jumlah benih benih.
yang tersedia tidak mencukupi kebutuhans seluruh petani.
a. Kriteria benih bermutu
Untuk mengatasi keterbatasan jumlah benih hasil pemuliaan ini, Penggunaan benih bermutu
dibutuhkan kegiatan perbanyakan dalam budi daya akan meningkatkan
benih atau produksi benih. Sistem efektivitas dan efisiensi karena
perbanyakan benih dilakukan secara populasi tanaman yang akan tumbuh
berjenjang dengan selalu berjenjang dengan selalu
3) Benih pokok (BP= stock seed, dan kualitas benih dari varietas yang
(SS))
dihasilkan pemulia tanaman. Benih hasil produksi ini kemudian
Benih pokok merupakan F1 dari dikelompokkan kedalam kelas-kelas
benih dasar atau F2 dari benih sesuai dengan tahapan generasi
penjenis. Produksi benih pokok tetap perbanyakan dan tingkat standar
mempertahankan identitas dan mutunya, melalui suatu prosedur yang
kemurnian varietas serta memenuhi diatur dalam aturan sertifikasi benih.
standar peraturan perbenihan maupun Dari sistem dibagi menjadi empat.
sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok diproduksi oleh Balai Benih ataui
1) Benih penjenis (BP = breeder pihak swasta yang terdaftar dan diberi seed: (BS))
label sertifikasi berwarna ungu.
4) Benih sebar (BR=extension seed diawasi oleh pemulian tanaman dan
Benih penjenis diproduksi dan
(ES))
atau oleh instansi yang menanganinya (Lembaga Penelitian atau Perguruan
Benih sebar merupakan F1 benih Tinggi). Benih ini sebagai sumber
pokok. Produksinya te-tap untuk perbanyakan benih dasar.
mempertahankan identitas maupun Khusus untuk benih penjenis tidak
kemurnian varietas dan memenuhi dilakukan sertifikasi tetapi diberikan
standar peraturan perbenihan maupun label warna putih.
sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok dan benih sebar umumnya
2) Benih dasar (BD = foundation diperbanyak oleh Balai Benih atau seed (FS))
penangkar benih dengan mendapatkan bimbingan,
Benih dasar merupakan turunan pengawasan dan sertifikasi dari pertama (F1) dari benih penjenis.
BPSB. Benih sebar diberi label Benih ini diproduksi dan diawasi
sertifikasi berwarna biru.
secara ketat oleh pemulia tanaman Untuk benih palawija, selain benih sehingga kemurnian varietasnya
sebar berlabel biru juga terdapat benih dapat dipertahankan. Benih dasar
sebar berlabel hijau yang merupakan diproduksi oleh Balai Benih (terutam
keturunan dari benih sebar berlabel Balai Benih Induk, BBI) dan proses
biru. Produksi tetap mempertahankan produksinya diawasi dan disertifikasi
identitas dan tingkat kemurnian oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi
varietas.
Benih (BPSB). Benih dasar ini diberi Dalam rangka memenuhi label sertifikasi berwarna putih.
kebutuhan benih bermutu yang terus meningkat, sementara jumlah benih bermutu yang beredar belum sesuai dengan yang dibutuhkan maka dimungkinkan untuk diproduksi benih berlabel merah jambu (LMJ).
Pengadaan benih LMJ tidak melalui seperti padi dan jagung. Adapun benih proses sertifikasi, tetapi tetap
yang memiliki indeks penangkaran memenuhi standar laboratorium untuk
rendah dapat menggunakan pelabelan. Selain dengan perbanyakan pola alur perbanyakan pengkelasan benih, upaya ganda seperti pada kedelai. Pada pemenuhan kebutuhan benih
sistem alur perbanyakan benih alur bersertifikat juga dilakukan dengan
tunggal, tiap kelas benih diperbanyak strategi alur perbanyakan benih. Benih
untuk menghasilkan kelas benih di dengan indeks penangkaran tinggi
bawahnya sehingga F3 dari benih menggunakan strategi perbanyakan
penjenis adalah kelas benih sebar. pola alur pernabanyakan tunggal,
Benih penjenis (Breeder seed) Benih penjenis (Breeder seed)
Benih dasar (Foundation seed) Benih dasar (Foundation seed)
Benih pokok (Stock seed) Benih pokok (Stock seed)
Benih sebar (Extension seed) Benih sebar (Extension seed)
Petani Petani
Gambar 4.11. Alur perbanyakan benih sistem polygeneration flow
Gambar 4.12.
Alur perbanyakan benih sistem monogeneration flow – transisi
Adapun pada sistem alur perbanyakan perbanyakan transisi pun dikenal pula ganda, setiap kelas benih dapat
dalam perbanyakan benih kacang- diperbanyak untuk menghasilkan
kacangan. Pada sistem alur kelas benih yang sama dengan
perbanyakan ini, benih diperbanyak maksimal generasi diperbanyak 4 kali.
secara alur generasi tunggal sampai Dengan demikian, F3 dari kelas benih
dengan kelas benih pokok dan penjenis bukan benih sebar,
slenajutnya benih diperbanyak secara melainkan benis penjenis ke-3 yang
alur ganda untuk menghasilkan kelas dapat dijadikan sebagai bahan
benih sebar. Hal ini pun diterapkan perbanyakan kelas benih penjenis ke-
dengan pertimbangan kebutuhan
4 atau kelas benih dasar. benih di lapang sehingga tidak perlu Penerapan sistem alur benih F4. perbanyakan benih selalu mempertimbangkan aspek volume
b. Faktor yang Mempengaruhi
kebutuhan benih dan indeks
Mutu Benih
penangkaran benih. Oleh karenanya, penerapan alur generasi ganda tidak
Mutu benih merupakan harus sampai generasi ke-4, tetapi
perpaduan dari karakter genetik dan dapat hanya sampai generasi ke-3
pengaruh lingkungan. Adapun faktor- atau ke-2 bila kebutuhan benih telah
faktor yang berpengaruh terhadap tercukupi.
mutu benih antara lain faktor genetika, Selain dikenal dua sistem alur
faktor lingkungan dan faktor status perbanyakan benih, sebagai strategi
benih (kondisi fisik dan fisiologis perbanyakan benih, sistem alur
benih).
1) Faktor genetik maka varietas yang ditanam hendaknya. Hal ini untuk menghindari
Genetik merupakan faktor adanya tanaman voluntir hasil bawaan yang berkaitan dengan
penyerbukan silang antara tanaman komposisi genetika benih. Setiap jenis
sebelumnya (yang berbeda varietas) atau varietas memiliki identitas genetik
dengan pertanaman yang ada. yang berbeda. Sebagai contoh, mutu
Adanya tanaman voluntir dapat daya simpan benih kedelai lebih
mengakibatkan mutu (genetis) benih rendah dibanginkan dengan mutu
menjadi rendah. Jika penanaman daya simpan benih jagung, kekuatan
yang berbeda varietas tidak bisa daya tumbuh (vigor) dan produksi
dihindari, lahan masing-masing benih jagung hibrida lebih tinggi dari
varietas harus diisolasi. benih jagung biasa (komposit).
Isolasi yang dilakukan meliputi Demikian pula padi var. Peta memiliki
isolasi jarak maupun isolasi waktu. mutu daya simpan yang lebih baik dari
Jarak antarblok pertanaman produksi benih padi var. Chainan. Semua
benih diatur agar tidak terjadi perbedaan tersebut diakibatkan
penyerbukan silang, begitu juga waktu perbedaan gen yang ada di dalam
tanamnya.
benih. Berkaitan dengan waktu tanam, hal terpenting adalah memperkirakan
2) Faktor lingkungan bahwa saat panen benih tidak dilakukan pada musim hujan.
Faktor lingkuingan yang Sebaliknya, selama fase pertumbuhan berpengaruh terhadap mutu benih
(fase vegetatif) curah hujan berkaitan dengan kondisi dan
hendaknya cukup memadai. perlakuan selama prapanen,
Kesalahan dalam menentukan waktu pancapanen, maupun saat pemasaran
tanam bisa mengakibatkan proses benih. Faktor-faktor tersebut adalah
pembentukan dan perkembangan sebagai berikut :
benih kurang sempurna (terutama fase pengisian biji/grain filling)
a) Lokasi produksi dan waktu tanam sehingga kuantitas maupun kualitas benih menjadi rendah.
Lokasi produksi benih dipilih lahan yang subur, tidak merupakan
b) Teknik budidaya sumber investasi hama dan penyakit, serta sumber kontaminan terhadap
Semua tindakan dalam teknik varietas tanaman yang akan
budi daya produksi benih akan diproduksi. Dalam memilih lokasi
berpengaruh langsung terhadap mutu produksi, senantiasa memperhatikan
benih. Dari mulai tingkat kesuburan sejarah lahan dan kondisi pertanaman
lahan dan teknik pemupukan, jarak sekitar lahan.
tanam, status serangan hama dan Jika lahan produksi harus
penyakit serta pengendaliannya, ditanami jenis komoditas yang sama
kondisi gulma, pengelolaan air, dengan pertanaman sebelumnya
sampai perlindungan tanaman dari sampai perlindungan tanaman dari
d) Penimbunan dan penanganan teknik budi daya produksi benih perlu
hasil
berpedoman pada kaidah-kaidah sertifikasi benih.
Ketika dipanen, kadar air benih masih relatif tinggi dan masih dalam
c) Waktu dan cara panen bentuk calon benih (masih dalam malai, di dalam polong kelobot, atau
Dalam pembentukannya, benih struktur pembungkus benih lainnya). mengalami beberapa stadia, yaitu
Keadaan tersebut membawa stadia pembentukan, stadia matang
konsekuensi pada tingginya proses morfologis, stadia perkembangan
metabolisme yang terjadi di dalam benih, dan stadia masak fisiologis.
benih, tingginya tingkat kepekaan Pada stadia masak fisiologis, bobot
benih terhadap benturan dengan alat- kering benih mencapai maksimum dan
alat (mesin) pengolahan pada benih telah lepas dari tanaman
pascapanen, serta tingginya potensi induknya. Pada saat itu kadar air
serangan hama dan penyakit. Oleh benih cukup tinggi sehingga tidak
karenanya, sistem penimbunan dan cukup aman terhadap kerusakan
penanganan hasil sangat berpengaruh mekanik pada saat panen maupun
pada kualitas benih yang akan pascapanen. Oleh krenanya, saat
dihasilkan.
panen yang sering dilakukan yaitu Penimbunan hasil yang baik beberapa hari setelah masak
ditujukan untuk menghindari terjadinya fisiologis, sampai kadar air benih
proses metabolisme anaerobik pada cukup aman untuk panen dan
benih. Tempat penimbunan hasil penanganan pasca panen. Bahkan
hendaknya cukup luas dan utnuk beberapa kasus, jika kondisi
mempunyai sirkulasi udara yang baik. lingkungan memungkinkan (tidak ada
Jika tempat penimbunan berupa ruang hujan, gangguan hama dan penyakit
terbuka, perlu digunakan alas dan serta benih rontok), benih tidak
penutup timbunan benih yang kedap dipanen. Tindakan ini merupakan
air, seperti terpal plastik, untuk tindakan pengeringan dan menghindari pengembunan pada penyimpanan benih di lapangan.
malam hari.
Agar benih tidak rusak pada saat Berkaitan dengan penanganan panen, hendaknya digunakan alat
hasil, benih hendaknya sesegera panen yang tidak menimbulkan
mungkin diproses untuk menghindari kerusakan mekanik (fisik) benih.
dampak buruk. Semakin cepat proses Panen secara manual atau
penanganan benih, semakin baik menggunakan alat panen sederhana
mutu benih yang dihasilkan karena merupakan cara panen terbaik karena
memperkecil energi yang terbuang tidak menimbulkan kerusakan fisik
akibat proses metabolisme benih yang berarti, meski cara ini kurang
selama di dalam penimbunan. efisien.
3) Faktor fisik dan fisiologis benih dan mutu benih dari pengaruh- pengaruh lingkungan luar
Faktor ini berkaitan dengan (kelembaban udara, suhu ruangan, performa benih seperti tingkat
dan hama serta penyakit). Kadar air kemasakan, tingkat kerusakan
benih sangat penting untuk mekanis, tingkat keusangan
dipertahankan karena peningkatan 1% (hubungan antara vigor awal dan
nilai kadar air akan mampu lamanya disimpan), tingkat kesehatan,
menurunkan daya simpan benih ukuran dan berat jenis, komposisi
menjadi setengahnya. Kadar air dapat kimia, struktur, tingkat kadar air, dan
dipertahankan dengan kemasan yang dormansi benih.
kedap udara luar, seperti plastik polietilin, atau benih disimpan dalam
a) Tingkat kemasakan benih ruangan yang kering, misalnya di atas para-para dapur. Pendistribusian
Panen yang dilakukan sebelum benih tidak sampai merusak kemasan masak fisiologis akan menghasil-kan
benih. Apabila kemasannya rusak, benih yang kurang bermutu. Oleh
kadar air benih akan berubah dan karenanya, pemanenan benih pada
memungkinkan tercampurnya antara tingkat kemasakan yang tepat
satu kelompok benih (dari satu sangatlah penting dalam kemasan) dengan kelompok benih lain mendapatkan tingkat mutu benih
(dari kemasan aslinnya). (awal) yang tinggi dan mutu daya simpan benih yang panjang.
d) Tingkat kesehatan benih
b) Tingkat keusangan benih Tingkat kesehatan berkaitan dengan ada tidaknya serangan dan Tingkat vigor awal tidak dapat
tingkat serangan hama dan penyakit. dipertahankan karena benih akan
Serangan hama dari penyakit dapat mengalami proses kemunduran
terjadi sejak benih masih berada di secara kronologis. Sifat kemunduran
lapang sampai di ruang penyimpanan. ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat
Mutu benih yang terserang hama balik atau diperbaiki secara sempurna.
dan atau penyakit akan menurun. Kerusakan yang ditimbulkan oleh
c) Tingkat kerusakan benih hama dapat secara langsung, yakni benih dimakan atau struktur, terutama
Tingkat kerusakan benih pada embrio, rusak (sehingga benih tidak umumnya dapat diidentifikasi dari laju
mampu berkecambah secara normal). kemunduran mutu benih. Hal ini
Dapat pula benih rusak secara tidak dapat diperkecil dengan melakukan
langsung, yakni hama sebagai penanganan dan pengolahan,
pembawa penyakit. Adapun penyimpanan, serta pendistribusian
kerusakan yang ditimbulkan penyakit, benih secara baik. Pengemasan dan
selain menimbulkan lingkungan penyimpanan benih hendaknya
penyimpanan yang tidak optimum, mampu menjaga tingkat kadar air
cendawan umumnya menghasilkan cendawan umumnya menghasilkan
(protein seed). Benih dikatan akan menurunkan aktivitas enzim
berlemak jika memiliki kandungan tatkala benih dikembahkan.
lemak antara 18-50%, dikatakan berprotein jika kandungan proteinnya
e) Ukuran dan berat jenis benih 18-50% dan kandungan lemak <18%, sedangkan dikatakan berpati jika kan-
Ukuran dan berat jenis benih dungan patinya >50% dengan sangat berkaitan dengan posisi bnenih
kandungan lemak dan protein <18%. di dalam buah dan posisi buah pada
Komposisi kimia benih tanaman. Butiran benih padi yang
berhubungan dengan mutu daya terletak di ujung malai memiliki ukuran
simpannya. Di tempat terbuka, benih dan berat jenis yang lebih besar
berpati dan berprotein mempunyai dibandingkan butiran benih pada
daya simpan lebih lama dibandingkan pangkal malai. Hal ini disebabkan
benih berlemak. Hasil penguraian benih-benih di ujung malai lebih
lemak tak jenuh di dalam benih akan dahulu terbentuk dan berkembangl.
menghasilkan asam lemak bebas, lalu Sebaliknya benih-benih yang berada
terurai menjadi radikal bebas yang di pangkal dan tengan tongkol jagung
akan merusak fungsi enzim di dalam memiliki ukuran dan berat jenis yang
proses meta-bolisme benih. Pada lebih tinggi dibandingkan dengan
akhirnya benih cepat mengalami benih di ujung tongkol. Hal ini pun
kemunduran.
disebabkan benih pada pangkal dan tengah tongkol lebih dahulu terbentuk
Struktur benih dan berkembang. Fenomena yang sama pun terjadi pada benih kedelai,
g)
Struktur benih sangat berkaitan benih yang berasal dari polong di
dengan sistem penyebaran benih pangkal batang memiliki ukuran dan
(seed dispersal, misalnya dilengkapi berat jenis yang relatif lebih besar
sayap sehingga mudah menyebar) dibanding benih-benih yang berasal
dan mempunya fungsi sebagai dari polong di ujung batang. Benih-
pelindung (protecting structure) dari benih dengan ukuran dan berat jenis
kerusakan fisik dan mekanik. Sistem lebih besar, pada varietas yang sama
pelindung ini bisa terkait dengan dan tingkat kadar air yang sama,
struktur fisik benih (bentuk dan diduga memiliki mutu fisiologis yang
ukuran), tetapi juga bisa terkait lebih tinggi karena benih tersebut
dengan berat benih. memiliki jumlah cadangan makanan
Atas dasar ini, benih yang lebih banyak.
dikategorikan dalam lima kelompok yaitu :
f) Komposisi kimia benih • weight protected seed (benih yang dilindungi oleh beratnya Berdasarkan komposisi kimia ini,
yang ringan).
benih dibedakan menjadi benih • structure protected seed (benih berpati (starchi seed), benih berlemak
dilindungi oleh struktur fisiknya).
• loose filled seed (benih dilindungi berkait erat dengan mutu fisik, oleh ruangan yang cukup longgar
fisiologis, dan patologis. Proses panen antara benih dan kulit buah).
dan perontokan yang dilakukan pada • naked fruit (buah terbuka), serta
benih berkadar air tinggi akan • naked seed (benih terbuka).
mengakibatkan benih memar. Sebaliknya, jika terlalu kering, proses
Berdasarkan kategori tersebut, perontokan dapat mengakibatkan padi tergolong structure protected
benih retak. Demikian pula dalam seed, jagung tergolong naked fruit,
proses pengeringan, benih berkadar kacang tanah tergolong loose filled
air tinggi yang dikeringkan dengan seed, sedangkan kacang hijau dan
suhu tinggi (kecepatan pengeringan kedelai tergolong naked seed.
tinggi) dapat terjadi pengerasan pada Struktur benih berkaitan dengan
kulit benih. Dalam kondisi ini, benih mutu benih, yaitu semakin terbukanya
belum kering, tetapi tampak seolah- struktur benih maka semakin tinggi
olah telah kering karena air di dalm nilai indeks kerusakannya. Hal ini
benih tidak dapat diuapkan akibat kulit berarti indeks kerusakan benih
yang keras. Demikian juga, dengan (damage susceptibility index; DSI)
pemberian bahan kimia pada kedelai lebih tinggi dari benih jagung,
beberapa jenis benih (seperti DSI benih jagung lebih tinggi dari
pemberian Ridomil pada benih benih padi. Selain itu kombinasi
jagung). Jika masih berkadar air antara komposisi kimia dan struktur
tinggi, bahan kimia yang akan benih dapat menduga tingkat
terabsorbsi benih melebihi batas kerusakan dan kemunduran benih
aman sehingga dapat meracuni benih. seperti yang tertera pada tabel 1.
Kadar air benih sangat berpengaruh pada penyimpanan. Pengaruh
h) Tingkat kadar air benih tersebut bisa bersifat langsung, yaitu berlangsungnya metabolisme benih,
Kadar air benih merupakan faktor maupun tidak langsung, yakni yang sangat berpengaruh terhadap
memberikan kondisi yang optimum mutu benih. Kadar air benih sangat
Tabel 4.1 Indeks kerusakan dan kemunduran benih berkaitan dengan komposisi
kimia dan struktur benih
Komposisi Kimia Benih Benih
Benih Berlemak
Benih Berprotein Benih Berpadu
1. Padi (structure protected
4 seed, DSI = 2)
2. Kacang tanah belum
18 dikupas (loose filled seed, DSI=3)
3. Kacang tanah kupas
30 (naked seed, DSI=5)
4. Jagung (naked fruit, DSI=4)
30 DSI=5) Sumber: Potts, 1972
5. Kedelai (naked seed,
untuk perkembangbiakan hama dan
i) Dormansi benih
penyakit. Kadar air yang tinggi menyebabkan laju respirasi benih
Dormansi benih merupakan menjadi tinggi sehingga sejumlah
kondisi benih yang tidak mampu energi di dalam benih hilang.
berkecambah meski kondisi Respirasi tersebut juga menghasilkan
lingkungannya optimum untuk produk yang tidak diperlukan, seperti
perkecambahan. Berbeda dengan gas karbondioksida, air, dan panas.
dormansi adalah guiescence. Dalam keadaan seperti ini benih
Guiescence adalah kondisi benih yang mengalami kemunduran. Produk
tidak berkecambah karena tidak respirasi tersebut selanjutnya
tersedia lingkungan yang optimum merupakan stimulan untuk untuk perkecambahan. peningkatan laju respirasi berikutnya.
Dormansi benih dibedakan Dengan demikian, lajur respirasi
menjadi dua, yaitu dormansi primer semakin meningkat dan akibatnya
dan dormansi sekunder. Dormansi lajur kemunduran benih semakin
primer adalah sifat dormansi yang meningkat pula. Selain stimulan
timbul karena sifat fisik dan fisiologis terhadap laju kemunduran benih,
benih. Dormansi primer dibedakan produk respirasi tersebut juga
menjadi exogenous dormancy dan merupakan kondisi optimum untuk
endogenous dormancy. Exogenous perkembang-biakan cendawan. dormancy umumnya terjadi karena Cendawan akan aktif dan berkembang
sifat kulit benih. Klulit benih menjadi biak secara cepat pada tingkat kadar
penghalang masuknya air dan atau air benih 13-18%. Adapun hubungan
gas kedalam benih dalam proses kadar air dengan kondisi fisik dan
perkecambahan sehingga proses fisiologis benih dapat dilihat pada
perkecambahan tidak terjadi. Selain tabel 4.2.
itu kulit benih juga menjadi itu kulit benih juga menjadi
dibersihkan dair benih. perkecambahan. Tipe dormansi ini
Dormansi sekunder adalah terjadi pada benih yang berkulit keras
dormansi yang disebabkan oleh tidak (hardseed), seperti pada benih legum.
tersedianya salah satu faktor yang Dormansi ini dapat dipatahkan dengan
berpengaruh bagi perkecambahan memberi perlakukan terhadap kulit
tertentu. Meski sifat dormansi sangat benih agar menjadi permeable
berkaitan dengan sifat genetik, tetapi (mudah dilalui) air dan gas, seperti
dormansi benih (terutama dormansi pelukaan kulit dan perendaman dalam
sekunder) dapat pula disebabkan oleh air panas.
faktor lingkungan dan atau faktor Endogenous dormancy terjadi
pengelolaan dalam proses produksi, berkaitan dengan sifat internal
pengolahan, dan penyimpanan benih. (endogen) fisiologis benih, seperti
Kondisi iklim yang kering dan panas kondisi embrio yang belum masak
sangat kondusif untuk menghasilkan (rudimentary embryo) dan tidak
benih yang berkulit keras (hardseed). seimbangnya komposisi zat pengatur tumbuh didalam embrio sehingga
Hubungan antara dormansi proses perkecambahan (terutama
benih dan mutu benih terkair dengan aktivasi enzim dan respirasi)
mutu daya simpan benih. Benih terhambat dan akhirnya gagal
dorman akibat kekerasan kulit benih berkecambah.
secara umum diyakini memiliki daya Tipe dormansi ini terjadi pada
simpan yang lebih panjang benih-benih yang mengalami after
dibandingkan benih yang tidak ripening (embrio masak setelah
memiliki sifat kulit benih keras. Namun panen), sperti padi, dan benih-benih
demikian nilai positif dormansi benih yang mengandung zat penghambat
ini menuntut penanganan yang tepat tumbuh (growth inhibitor), seperti
saat benih harus dikecambahkan tomat. Mematahkan tipe dormansi ini
karena dibutuhkan teknik pematahan dengan pemberian zat perangsang
dormansi yang tepat pula. tumbuh atau dengan pencucian agar
Tabel 4.2. Hubungan kadar air dengan kondisi fisik dan fisiologi benih
Kadar Air (%) Kondisi Fisik dan Fisiologi Benih
30-80 Belum siap dipanen 18-40
Benih sudah masak fisiologis. Kecepatan respirasi benih relatif tinggi. Benih peka terhadap gangguan yang berasal dari lapangan. Benih peka terhadap hama, patogen, faktor fisik dan mekanik.
13-18 Laju respirasi benih masih tinggi. Benih peka terhadap serangan hama, patogen, faktor fisik dan mekanik.
10-13 Benih aman untuk disimpan selama 6-18 bulan. Benih masih peka terhadap beberapa serangga hama dan kerusakan mekanik.
8-10 Benih aman untuk disimpan selama 1-3 tahun. Benih cukup tahan terhadap serangan patogen, tetapi masih peka terhadap beberapa hama dan kerusakan mekanik.
4-8 Benih aman untuk disimpan dalam wadah tertutup dan kedap udara.
0-4 Benih terlalu kering sehingga kondisi benih dalam keadaan rusak. 33-66
Benih akan berkecambah setelah mengimbibisi air sampai kadar air benih 33-66%