Lingkungan Biologi Lingkungan sosial ekonomi-budaya

faktor-faktor yang lain, termasuk siklus pertumbuhan parasit di dalam nyamuk, penyebaran nyamuk, dan musim penularan.

7. Sinar Matahari

Pengaruh sinar matahari dapat berbeda-beda terhadap pertumbuhan larva nyamuk. Beberapa jenis Anopheles menyukai tempat yang terbuka dan tempat yang teduh. An. punctulatus dan An. hyrcanus lebih menyukai tempat yang terbuka sedangkan An. sundaicus lebih menyukai tempat yang teduh, dan An. barbirostis dapat hidup baik ditempat yang terbuka maupun yang teduh Harijanto, 2000.

2. Faktor Kimia Lingkungan

Lingkungan kimiawi adalah bagian dari lingkungan yang terdiri dari bahan kimia, mencakup seluruh gejala kimia yang terjadi di lingkungan, baik yang ditimbulkan oleh proses alamiah atau hasil aktivitas manusia yang berlebihan. Lingkungan kimiawi kadar garam dan pH air di tempat perindukan berpengaruh terhadap nyamuk pra dewasa pada stadium akuatik. An.sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar antara 12-18 dan tidak berkembang pada kadar garam 40. An.letifer dapat hidup di tempat dengan pH air yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif 2003 menjelaskan bahwa larva Anopheles memiliki toleransi terhadap pH antara 7,91 sampai dengan 8,09, hal ini juga didukung oleh penelitian Raharjo dkk 2003 dimana pH tempat perindukan nyamuk Anopheles pada musim kemarau berkisar antara 6,8 – 8,6. Effendi 2003 juga menjelaskan bahwa sebagian besar biota akuatik menyukai pH antara 7- 8,5. Berdasarkan karakteristik lingkungan bahwa pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi jasad renik. Perairan asam kurang baik untuk perkembangbiakan bahkan cenderung mematikan organisme. Pada pH rendah keasaman yang tinggi kandungan oksigen terlarut akan berkurang sebagai akibat konsumsi oksigen menurun dan menjadi penyebab matinya organisme air.

3. Lingkungan Biologi

22 Lingkungan biologi adalah segala sesuatu yang bersifat hidup seperti tumbuh- tumbuhan, hewan, termasuk mikroorganisme. Lingkungan biologi sebagai tempat perindukan vektor adalah lingkungan flora tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan tumbuhan lainnya yang dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan makhluk lainnya, dan lingkungan fauna ikan pemakan larva, ternak besar berkaitan dengan jumlah gigitan nyamuk. Tanaman air bukan saja menggambarkan sifat fisik, tetapi juga menggambarkan susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak ditemui lumut perut ayam Heteromorpha dan lumut sutera Enteromorpha kemungkinan dilagun tersebut ada larva An. Sundaicus. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah Plocheilus panchax Panchax sp, Gambusi sp, Oreochromis niloticus nila merah, Oreochromis mossambica mujair, akan mempengaruhi populasi.

4. Lingkungan sosial ekonomi-budaya

Lingkungan sosial ekonomi-budaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap penularan penyakit malaria. Yang termasuk dalam lingkungan sosial ekonomi adalah status kepemilikan rumah, status pendidikan, penghasilan, gizi dan tempat perindukan buatan manusia pembangunan bendungan, penambangan, pemukiman baru. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor lingkungan sosial-budaya adalah yang berkaitan dengan perilaku atau gaya hidup yaitu kebiasaan berada di luarrumah pada malam hari, dimana vektornya lebih bersifat eksofili dan eksofagi, penggunaan kelambu dan pemasangan kawat kasa pada ventilasi, persepsi masyarakat serta penggunaan repellent. Pengaruh faktor ini seringkali lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya dalam penularan penyakit malaria. Upaya pencegahan penyakit malaria salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan masyarakat, dan tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masyarakat adalah perubahan perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat, artinya perilaku yang mendasarkan pada prinsip-prinsip sehat atau kesehatan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus direncanakan dengan 23 menggunakan strategi yang tepat disesuaikan dengan kelompok sasaran dan permasalahan kesehatan masyarakat yang ada. Strategi tersebut mencakup metodecara, pendekatan dan tekhnik yang mungkin digunakan untuk mempengaruhi faktor predisposisi, pemungkin dan penguat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku. Strategi yang tepat agar masyarakatmudah dan cepat menerima pesan diperlukan alat bantu yang disebut peraga. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Praktik atau perilaku keluarga terhadap upaya mengurangi gigitan nyamuk malaria adalah:

a. Kebiasaan menggunakan kelambu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kelambu secara teratur pada waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria. Penduduk yang tidak menggunakan kelambu mempunyai resiko 6,44 kali terkena malaria.

b. Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk

Untuk menghindarigigitan nyamuk digunakan obat semprot, obat poles atau obat nyamuk bakar sehingga memperkecil kontak dengan nyamuk.

c. Kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari

Nyamuk penular malaria mempunyai keaktifan menggigit pada malam hari. Menurut Lestari 2007 nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pukul 21.00-03.00. 2.3. Keadaan Geografi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang letaknya berada pada jarak 120 Km ke arah Barat dari Ibu Kota propinsi. Secara Astronomi terletak diantara 7 .12’–70.31’Lintang Selatan dan 109 .29’–109 .45’.50’’ Bujur Timur. Dibatasi oleh 4 Kabupaten di sebelah Utara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, Timur Kabupaten Wonosobo, Selatan Kabupaten Kebumen, dan Barat Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Dengan luas wilayah kurang lebih 1,069.71 Km 2 atau 106.970,997 Ha atau sekitar 3,29 dari Luas Wilayah Propinsi Jawa Tengah 3,25 Juta Ha. 24