22 melakukan suatu gerakan motorik tertentu yang terkoordinasi sebelum proses
mielinasi tercapai. d.
Umum ke khusus, yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus. Gerakan secara menyeluruh dari badan terjadi lebih dahulu
sebelum gerakan bagian-bagiannya. Hal ini disebabkan karena otot-otot besar gross muscles berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan otot-otot
halus fine muscles. e.
Dimulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi. Anak lahir di dunia telah memiliki gerak refleks, seperti menangis bila lapar, haus,
sakit, atau merasa tidak enak. Refleks tersebut akan berubah menjadi gerak yang terkoordinasi bertujuan.
f. Bersifat chepalo caudal direction, artinya bagian yang mendekati kepala
berkembang lebih dahulu daripada otot kaki. g.
Bersifat proximo distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh tulang belakang berkembang lebih dahulu daripada otot jari.
h. Koordinasi bilateral menuju crosslateral, artinya bahwa koordinasi organ
yang sama berkembang lebih dahulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan. Contoh pada saat anak TK melempar bola tenis, tangan
kanan terayun diserati ayunan kaki. Bagi orang dewasa justru kaki kiri maju diikuti ayunan tangan.
3. Prinsip Perkembangan Motorik
Elizabeth B. Hurlock 1978: 151 menyebutkan lima prinsip perkembangan motorik, yaitu:
23 a.
Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf.
b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.
c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.
d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik.
e. Adanya perbedaan laju perkembangan motorik pada setiap
individu. Selain kelima prisip tersebut, Sumantri 2005: 48 juga mengemukakan
bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik anak usia dini yang normal adalah terjadi suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa
pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak yang sesuai dengan masa
perkembangannya.
4. Tujuan Perkembangan Motorik Halus
Yudha M Saputra dan Rudyanto 2005: 115 menjelaskan tujuan dari keterampilan motorik halus yaitu.
a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi
Sejalan dengan hal tersebut MS Sumantri 2005: 146 mengemukakan tujuan pengembangan motorik halus menurut anak usia 4-6 tahun adalah sebagai
berikut. a.
Mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan. b.
Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. c.
Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia 4-6 tahun adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota
24 tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai
persiapan untuk pengenalan menulis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
keterampilan motorik halus yaitu anak dapat memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan dan mengkoordinasikan antara mata dan tangan sebagai
persiapan untuk pengenalan menulis serta mengendalikan emosi.
5. Ragam Kegiatan Keterampilan Motorik Halus