48 faktor, dan dampak pengasuhan anak pada keluarga pedagang kaki lima di
Jalan Jendaral Sudirman, Purbalingga.
2. Wawancara
Wawancara menurut Moleong 2005: 186 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh 2 pihak, yaitu
pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. Wawancara dapat diartikan sebagai suatu tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik guna mendapatkan
informasi yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang tidak terlihat maupun yang tampak, Sutrisno Hadi, 1981: 142.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam indepth interview. Wawancara model ini tidak menggunakan struktur yang ketat,
namun dengan strategi untuk menggiring pertanyaan yang semakin memusat sehingga informasi yang diperoleh dan dikumpulkan cukup
memadai. Dalam wawancara juga dibantu dengan interview guide, yaitu pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan terlebih dulu secara sistematis, untuk kemudian dipergunakan sebagai panduan dalam melaksanakan wawancara. interview guide dalam
penelitian ini bersifat fleksibel, artinya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan atau responden akan berkembang dan tidak
hanya terpancang pada pertanyaan saja.
49 Wawancara dilakukan terhadap 7 keluarga pedagang kaki lima di
Jalan Jendral Sudirman, Purbalingga. Dalam wawancara, peneliti menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan bagaimana pengasuhan anak
yang dibeikan pada keluarga pedagang kaki lima. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam keluarga
pedagang kaki lima agar dapat memperoleh informasi tentang pengasuhan anak, faktor-faktor yang mempengaruhi pengasuhan anak, dampak dari
pengasuhan anak pada keluarga pedagang kaki lima, karakteristik dan pendidikan orang tua, pembagian tangung jawab ayah dan ibu, serta
masalah sosial ekonomi keluarga pedagang kaki lima.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses pengambilan data dengan melihat dokumen-dokumen yang ada di keluarga pedagang kaki lima atau sering
disebut juga catatan peristiwa yang sudah berlalu. Adapun data ini meliputi data riwayat hidup, arsip-arsip, serta gambar-gambar yang
relevan dengan penelitian ini Sugiyono, 2005: 82. Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya
memperoleh data. Kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat dijadikan atau dipakai untuk menjelaskan kondisi didokumentasikan oleh
peneliti. Dalam hal ini menggunakan dokumen terdahulu misalnya berupa foto-foto kegiatan, catatan kegiatan dan berbagai informasi yang
dipergunakan sebagai pendukung hasil penelitian.