TERAPI NUTRISI Gambaran Status Nutrisi pada Pasien Kanker di Poli Penyakit Dalam Divisi Hemato-Onkologi Medik RSUP H. Adam Malik pada Bulan September – November 2014

2.8. TERAPI NUTRISI

Tujuan terapi nutrisi : • Mempertahankan atau memperbaiki status gizi • Mengurangi gejala sindrom kaheksia kanker • Mencegah komplikasi lebih lanjut yaitu deplesi sistem imun, infeksi, atau sepsis akibat malnutrisi • Mamanuhi kecukupan mikronutrien Reksodiputro,2009.

2.8.1. Penilaian Status Nutrisi

Penilaian status nutrisi pada pasien kanker perlu dilakukan selain untuk mengetahui status pasien juga agar intervensi nutrisi dapat diberikan secara adekuat. Terdapat beberapa faktor penilaian nutrisi yang spesifik untuk pasien kanker, yaitu kehilangan berat badan yang tidak dikehendaki involutary weight loss, perbandingan berat badan aktual dengan berat badan sebelum sakit atau berat badan ideal, anoreksia dan asupan makanan, pengukuran antropometri, biomarker biokimia dan seluler Reksodiputro,2009. A. Anamnesis Kehilangan berat badan yang tidak dikehendaki merupakan indikator kunci adanya malnutrisi pada pasien kanker. Laju kehilangan berat badan juga sangat penting. Pasien harus selalu ditanyakan berat badannya biasanya sebelum sakit, jika ditemukan adanya kehilangan berat badan yang tidak dikehendaki atau jika ada penurunan nafsu makan dari biasanya. Jika terjadi kehilangan berat badan lebih dari 5 dari berat badan biasanya sebelum sakit dalam 6 bulan, maka harus selalu dicurigai adanya kaheksia terutama jika disertai dengan muscle wasting. Sedangkan jika kehilangan berat badan yang tidak dikehendaki sebanyak 10 menunjukkan adanya malnutrisi berat dan sindrom kaheksia-anoreksia mulai ditegakkan Reksodiputro,2009. Penilaian terhadap pola diet berupa asupan makanan dan minuman terakhir, asupan sebelumnya, dan segala perubahan yang terjadi. Informasi ini bisa di dapatkan dengan pertanyaan mengenai hilangnya nafsu makan secara subyektif Universitas Sumatera Utara dan penurunan nafsu makan. Untuk mendapatkan data ini secara kuantitatif dapat dengan cara menanyakan nafsu makan mereka berdasarkan skor 0-7 0= tidak ada nafsu makan, 1= nafsu makan sangat kecil, 2= nafsu makan kecil, 3= nafsu makan cukup, 4= nafsu makan baik, 5= nafsu makan sangat baik, 6= nafsu makan luar biasa, 7= selalu lapar Reksodiputro,2009. B. Pemriksaan Fisik Pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan antropometri dilakukan keseluruhan meliputi berat badan, tinggi badan, tebal lemak subkutis, wasting jaringan, edema atau asites, tanda-tanda defisiensi vitamin dan mineral, serta status fungsional pasien. Harus diperhatikan apabila ditemukan adanya muscle wasting dan hilangnya jaringan lemak merupakan tanda lanjut dari malnutrisi Reksodiputro,2009. C. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium meliputi albumin, prealbumin, transferin, imbang nitrogen 24 jam, kadar Fe, pemeriksaan sistem imun yaitu limfosit total, fungsi hati dan ginjal, kadar elektrolit, dan mineral serum. Pemeriksaan C reactive protein CRP serum sebagai data dasar dapat mengidentifikasikan pasien yang mengalami penurunan status nutrisi. Hal ini berhubungan dengan adanya respon inflamasi aktif dan dikenali sebagai prekursor kaheksia Reksodiputro,2009.

2.9. KEBUTUHAN NUTRISI