Latar Belakang Gambaran Status Nutrisi pada Pasien Kanker di Poli Penyakit Dalam Divisi Hemato-Onkologi Medik RSUP H. Adam Malik pada Bulan September – November 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian WHO,2014. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas WHO,2014. Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan seljaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuhbertambah, immortal tidak dapat mati. Sel kanker dapat menyusup ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar WHO 2014. Kanker adalah penyebab kematian kedua di Amerika Serikat, mengikuti penyakit jantung. Ada banyak penyebab kanker termasuk genetik dan faktor- faktor lingkungan. Meskipun banyak diketahui mengenai pencegahan dan terapi kanker, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab Peckenpaugh, 2005. Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang WHO, 2007. Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 Universitas Sumatera Utara penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumorkanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 5,7 setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM WHO, 2007. Angka kesembuhan secara keseluruhan pada pasien dengan keganasan melebihi 70 dan diperkirakan mencapai 85 pada tahun 2010 di negara-negara industri. Namun, 85 pada pasien yang berada pada negara-negara berkembang, dimana akses untuk mendapatkan perawatan yang memadai sangat terbatas, status kesehatan sering sekali dipengaruhi oleh penyakit-penyakit infeksi dan malnutrisi. Selain dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi perbedaan definisi mengenai status nutrisi, metode pengukuran status gizi yang bervariasi, dikatakan bahwa prevalensi kejadian malnutrisi pada saat diagnosa mencapai 50 pada pasien dengan keganasan di negara-negara berkembang Harmoko,2010. Nutrisi merupakan bagian yang penting pada penatalaksanaan kanker, baik pada pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi, pada keadaan remisi maupun untuk mencegah kekambuhan. Status nutrisi pada pasien kanker diketahui berhubungan dengan respon terapi, prognosis dan kualitas hidup. Kurang lebih 30-87 pasien kanker mengalami malnutrisi sebelum menjalani terapi. Insiden malnutrisi tersebut bervariasi tergantung pada asal kanker, misalnya pada pasien dengan kanker pankreas dan gaster mengalami malnutrisi sampai 85, 66 pada kanker paru, dan 35 pada kanker payudara Sutandyo,2009. Hariani 2006 dalam Triharini 2009 menjelaskan status nutrisi juga dapat mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Penderita dengan malnutrisi sering tidak dapat mentoleransi terapi termasuk kemoterapi dan lebih mempunyai kecenderungan mengalami lebih banyak efek samping terhadap terapi kanker. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tian,Chen Hang, 2007 dalam Universitas Sumatera Utara Triharini, 2009 tentang status nutrisi dan psikologis pada pasien kanker gastrointestinal, didapatkan hasil bahwa status nutrisi yang buruk dan kecemasan dapat mempengaruhi beratnya efek samping treatment kanker. Penilaian status gizi pada pasien yang menderita keganasan sangat penting untuk diidentifikasi sehingga dapat dilakukan penanganan malnutrisi dan juga untuk memastikan penyediaan nutrisi yang tepat untuk meningkatkan penyembuhan dan kesehatan jangka panjang pasien. Berat badan menjadi terlalu rendah atau berlebih mempunyai hubungan dengan penanganan yang baik dan mortalitas. Perubahan dalam metabolisme nutrisi dan komposisi tubuh pada pasien yang mengalami keganasan terjadi sebagai hasil dari penyakit keganasan itu sendiri dan terapi yang dilakukan Harmoko,2010.. Status gizi pasien yang menderita keganasan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, efek dari pengobatan, kualitas hidup dan kelangsungan hidup penderita sehingga pengetahuan mengenai status gizi pada pasien yang menderita keganasan sangat penting untuk diketahui Sutandyo,2009. Menurut Ottery 1994 dalam J Bauer et,al.2002 yang merupakan elemen essensial dari sebuah program tatalaksana nutrisi untuk pasien kanker adalah identifikasi dini terhadap pasien pada keadaan risiko tinggi untuk menentukan tingkat defisit, intervensi nutrisi yang tepat. Pendekatan komprihensif terhadap tatalaksana nutrisi dapat memberikan perbaikan dalam status nutrisi, kualitas hidup, kepuasan pasien dan hasil terapi kanker. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti status gizi pasien yang menderita keganasan hematologi di Poli Penyakit Dalam divisi Hemato-Onkologi Medik RSUP H. Adam Malik Medan. Sebagaimana juga diketahui bahwa RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan utama di Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah