KEBUTUHAN NUTRISI CARA PEMBERIAN NUTRISI

dan penurunan nafsu makan. Untuk mendapatkan data ini secara kuantitatif dapat dengan cara menanyakan nafsu makan mereka berdasarkan skor 0-7 0= tidak ada nafsu makan, 1= nafsu makan sangat kecil, 2= nafsu makan kecil, 3= nafsu makan cukup, 4= nafsu makan baik, 5= nafsu makan sangat baik, 6= nafsu makan luar biasa, 7= selalu lapar Reksodiputro,2009. B. Pemriksaan Fisik Pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan antropometri dilakukan keseluruhan meliputi berat badan, tinggi badan, tebal lemak subkutis, wasting jaringan, edema atau asites, tanda-tanda defisiensi vitamin dan mineral, serta status fungsional pasien. Harus diperhatikan apabila ditemukan adanya muscle wasting dan hilangnya jaringan lemak merupakan tanda lanjut dari malnutrisi Reksodiputro,2009. C. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium meliputi albumin, prealbumin, transferin, imbang nitrogen 24 jam, kadar Fe, pemeriksaan sistem imun yaitu limfosit total, fungsi hati dan ginjal, kadar elektrolit, dan mineral serum. Pemeriksaan C reactive protein CRP serum sebagai data dasar dapat mengidentifikasikan pasien yang mengalami penurunan status nutrisi. Hal ini berhubungan dengan adanya respon inflamasi aktif dan dikenali sebagai prekursor kaheksia Reksodiputro,2009.

2.9. KEBUTUHAN NUTRISI

Nutrisi yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan nutrisi secara individual baik jumlah maupun komposisinya. Kebutuhan nutrisi pasien kanker sangat individual dan berubah-ubah dari waktu kewaktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan Peckenpaugh, 2005. A. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi dapat ditentukan dengan menghitung keluaran energi basal atau laju metabolisme basal, menggunakan formula Harris-Bennedict yang Universitas Sumatera Utara dimultiplikasikan dengan faktor aktivitas dan faktor stres. Secara umum dianjurkan kebutuhan energi dan protein sama dengan stress sedang, untk tumor solid sekitar 0-20. Metode lain untuk menghitung energi dengan cara yang lebih mudah dan praktis untuk digunakan diklinik adalah sebagai berikut: untuk mempertahankan status gizi, asupan kalori dianjurkan25-35 kalkgBB sedangkan untuk menggantikan cadangan tubuh dianjurkan 40-50 kalkgBB Peckenpaugh, 2005. B. Kebutuhan Protein Sebagian besar pasien kanker mempunyai imbang nitrogen yang negative. Oleh karena itu dukungan nutrisi harus dapat memenuhi kebutuhan sintesa protein dan menurunkan degradasi protein. Kebutuhan protein untuk pasien kanker dengan adanya peningkatan kebutuhan atau pasien dengan hipermetabolisme atau wasting yang berat dianjurkan 1,5-2 grkgBB Peckenpaugh, 2005. C. Kebutuhan Lemak Sedangkan kebutuhan lemak dapat diberikan antara 30-50 dari kebutuhan kalori total Peckenpaugh, 2005.

2.10. CARA PEMBERIAN NUTRISI

Terapi nutrisi tergantung dari kondisi pasien, status nutrisi, dan lokasi tiumor serta insikasi terapi untuk pasien. Strategi dukungan nutrisi tergantung dari masalah nutrisi yang dihadapi dan derajat deplesi Sutandyo,2009. A. Nutrisi Oral Bila memungkinkan nutrisi secara oral merupakan pilihan utama untuk dukungan nutrisi. Namun pada pasien kanker yang mengalami anoreksia, mual perubahan rasa kecap dan disfagia pemberian makanan per oral dapat menjadi masalah dan perlu perhatian khusus. Sebagian besar pasien dapat mentoleransi makanan dengan porsi kecil dan sering. Untuk dapat meningkatkan asupan Universitas Sumatera Utara makanan pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman berkalori tinggi. Pada pasien dengan gangguan menelan, makanan dapat diberikan dalam bentuk lunak atau cair dengan suhu kamar atau dingin Sutandyo,2009. B. Nutrisi Enteral Bila asupan nutrisi melalui oral tidak adekuat, maka pemberian nutrisi dilakukan dengan cara lain. Pasien kanker dengan fungsi saluran cerna yang masih baik, pemberian nutrisi enteral bisa melalui nasogastrik, lambung, duodenum, atau jejunum teragantung lokasi kanker, dan pemberiannya dapat dilakukan secara bolus, intermitten, atau kontinu. Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan fungsi usus, lebih murah, kurang invasive dan kurang risiko dibanding parenteral Sutandyo,2009. C. Nutrisi Parenteral Pemberian nutrisi parenteral pada pasien kanker memberikan risiko namun pada keadaan tertentu cara pemberian nutrisi ini perlu dipertimbangkan. Nutrisi parenteral dipertimbangkan bila fungsi saluran cerna tidak dapat digunakan atau jika terapi nutrisi enteral tidak dapat mencapai nutrisi yang adekuat. Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang tidak dapat mentolerir penggunaan saluran cerna akibat mual, muntah, obstruksi dan malabsorpsi. Pasien kanker yang mendapat nutrisi parenteral perlu dipantau dengan ketat untuk mencegah komplikasi Sutandyo,2009. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian