Pengertian Pembelajaran Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Keaksaraan Fungsional

18 yang bersangkutan yang memutuskan perubahan – perubahan apa yang hendak mereka ciptakan untuk kebudayaan mereka, termasuk budaya baca tuliskeaksaraan Kusnadi, 2005:7-8. Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu prioritas nasional dengan terget menurunkan jumlah orang dewasa buta huruf sebesar 50 pada tahun 2009. Tujuan utama pendidikan keaksaraan adalah membelajarkan warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca – tulis – hitung calistung dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari – hari. Pendidikan keaksaraan adalah upaya pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia dengan kandungan nilai fungsional, bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan penghidupan kaum buta aksara Sujarwo, 2008. Keaksaraan merupakan hak asasi manusia untuk kemajuan masyarakat di seluruh dunia. Buta aksara merupakan masalah utama, bukan hanya di negara sedang berkembang tatapi juga di negara industri. Hal ini merupakan dampak dari kemiskinan, pengangguran, pertikaian dan tekanan, serta struktur sosial. Semua itu akan berdampak pada individu dan pada masyarakat. Keaksaraan bukan hanya kemampuan baca-tulis-hitung, tetapi juga dalam rangka memenuhi kebutuhan di era yang ini. semua itu memerlukan pengetahuan, keahlian, dan pemahaman sebagai 19 upaya untuk mencapai keaksaraan dasar. Tujuan dari keaksaraan itu sendiri adalah bagaimana mengupayakan kemampuan, pemahaman, dan penyesuaian diri guna mengatasi kondisi hidup dan pekerjaannya. Keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan luar sekolah yang belum dan ingin memiliki kemampuan ca-listung, dan setelah mengikuti program ini hasil belajarnya mereka memiliki “baca-tulis-hitung” dan menggunakan serta berfungsi bagi kehidupannya Kusnadi, 2005:77. Keaksaraan fungsional adalah suatu pendekatan atau cara untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, berfikir, mengamati, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari – hari dan lingkungan sekitar warga belajar Sujarwo, 2008. Menurut Napitupulu dalam Kusnadi 2005:77 “keaksaraan didefinisikan secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua di dalam dunia yang berubah cepat, merupakan hak asasi manusia”. Lebih lanjut dikatakan bahwa: “Di dalam setiap masyarakat, keaksaraan merupakan keterampilan yang diperlukan pada dirinya dan salah satu fondasi bagi keterampilan – keterampilan hidup orang lain.” Di samping itu, keaksaraan merupakan katalisator untuk berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat, serta merupakan sarana untuk belajar sepanjang hayat.” 20 Menurut Kusnadi 2005:304, menyatakan bahwa fungsional dalam keaksaraan berkaitan erat dengan fungsi dan atau tujuan dilakukannya pembelajaran di dalam pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajar benar – benar bermakna atau bermanfaat. Menurut Fauzi Eko Prayono, dkk 2008:6 Pendidikan keaksaraan merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal dimana sebagian besar sasaran atau warga belajar yang mengikuti adalah orang dewasa. Pendapat lain tentang program keaksaraan fungsional bahwa Program keaksaraan fungsional adalah program pemberantasan buta aksara yang substansi belajarnya disesuaikan dengan kebutuhan dan minat warga belajar berdasarkan potensi lingkungan yang ada di sekitar kehidupan warga belajar Sihombing, 1999:21 Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa program keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta mendukung program penuntasan buta aksara di Indonesia. Selain itu masyarakat juga diharapkan mempunyai keterampilan sehingga mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Istilah keaksaraan fungsional menekankan pada suatu kemampuan untuk dapat mengatasi suatu kondisi baru yang tercipta oleh