20
Menurut Kusnadi 2005:304, menyatakan bahwa fungsional dalam keaksaraan berkaitan erat dengan fungsi dan atau
tujuan dilakukannya pembelajaran di dalam pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajar benar – benar
bermakna atau bermanfaat. Menurut Fauzi Eko Prayono, dkk 2008:6 Pendidikan
keaksaraan merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal dimana sebagian besar sasaran atau warga belajar yang mengikuti
adalah orang dewasa. Pendapat lain tentang program keaksaraan fungsional bahwa Program keaksaraan fungsional adalah program
pemberantasan buta aksara yang substansi belajarnya disesuaikan dengan kebutuhan dan minat warga belajar berdasarkan potensi
lingkungan yang ada di sekitar kehidupan warga belajar Sihombing, 1999:21
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa program keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk
layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung
serta mendukung program penuntasan buta aksara di Indonesia. Selain itu masyarakat juga diharapkan mempunyai keterampilan
sehingga mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Istilah keaksaraan fungsional menekankan pada suatu kemampuan
untuk dapat mengatasi suatu kondisi baru yang tercipta oleh
21
lingkungan masyarakat, agar warga belajar dapat memiliki kemampuan fungsional berfungsi bagi diri dan masyarakatnya.
c. Pengertian Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
Pembelajaran keaksaraan fungsional merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam
membaca, menulis, berhitung dan mengembangkan
keterampilannya untuk meningkatkan kualitas hidup. Hal ini berkaitan erat dengan minat dan kebutuhan warga belajar, fungsi
dan tujuan dilakukannya pembelajaran keaksaraan fungsional, serta adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar – benar bermakna
atau bermanfaat fungsional bagi peningkatan mutu dan taraf kehidupan warga belajar dan masyarakatnya.
Melalui kegiatan pembelajaran, tutor perlu membantu warga belajar dalam mengembangkan kemampuannya. Menurut
Kusnadi 2005: 80-81 untuk menjamin agar pengetahuan yang diajarkan dalam suatu pembelajaran kesaksaraan benar – benar
fungsional sesuai dengan kebutuhan perorangan peserta didik atau masyarakat, maka kriteria atau ukuran berikut perlu diperhatikan :
1 Kesadaran, warga belajar atau peserta didik, baik perorangan maupun kelompok, hendaklah disadarkan
terhadap keadaan dimana mereka hidup dan bekerja.
2 Fungsionalitas, program keaksaraan hendaklah berkaitan secara praktis dengan lingkungan hidup, pekerjaan, dan
situasi kelarga warga belajar. 3 Fleksibilitas, program keaksaraan hendaklah
memungkinkan untuk dimodifikasi, ditambah dan dikurangi sehingga menjadi responsif terhadap kebutuhan warga
belajar dan persyaratan lingkungan hidup.
22
4 Keanekaragaman, hendaknya program keaksaraan cukup beragam untuk dapat menampung minat dan kebutuhan
kelompok tertentu, seperti petani, pekerja atau buruh, perempuan dan sebagainya.
5 Ketetapan hubungan belajar, pengalaman, kemampuan, potensi, minat dan kebutuhan warga belajar, hendaknya
mempengaruhi hubungan tutor dan warga belajar, dibangun pada hal – hal yang telah diketahui dan dapat dilakukan
oleh warga belajar.
6 Berorientasi tindakan, program keaksaraan hendaknya bertujuan untuk memobilisasi warga belajar melakukan
tindakan atau berbuat untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Menurut Goody and Wat dalam Kusnadi 2005:16 berpendapat bahwa dengan belajar keaksaraan, proses – proses
kognitif dari orang yang baru melek aksara akan menjadi lebih baik. Bhola dalam Kusnadi 2005 setuju dengan pendapat itu
dengan mengatakan “apapun tujuannya, atau dimana pun itu diajarkan, keaksaraan memberikan potensi kepada setiap manusia
untuk mengembangkan kemampuan – kemampuannya. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keaksaraan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membaca, menulis, berhitung dan
memperoleh keterampilan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembelajaran keaksaraan fungsional menekankan
pada suatu kemampuan untuk dapat mengatasi suatu kondisi baru yang tercipta oleh lingkungan masyarakat agar warga belajarnya
memiliki kemampuan fungsional.
23
2. Tujuan Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
Saat ini dunia telah sepakat untuk memandang ketunaaksaraan sebagai ancaman terhadap kemajuan kesejahteraan umat. Ancaman itu
bukan saja bagi bangsa yang bersangkutanindividu yang bersangkutan namun juga bagi seluruh bangsa dan masyarakat akan
terkena pengaruhnya baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dunia bersepakat untuk menempatkan upaya pemberantasan
ketunaaksaraan sebagai tugas utama. Namun demikian pendidikan keaksaraan sering dipandang rendah dan kurang mendapat tanggapan
wajar. Hal ini tentu disebabkan karena belum munculnya kesadaran tentang manfaat pendidikan keaksaraan.
Maka tujuan pendidikan keaksaraan fungsional adalah membantu warga belajar mencari dan menggunakan bahan calistung
sendiri untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan berbahasa Indonesia yang
dilengkapi dengan keterampilan fungsional sesuai dengan kehidupannya sehari – hari Sujarwo, 2008.
Menurut Kusnadi 2005: 197-198 tujuan pendidikan keaksaraan antara lain :
a. Memanfaatkan kemampuan bacanya, untuk memperoleh informasi dan ide – ide baru.
b. Memanfaatkan informasi yang dibacanya untuk memperbaiki dan memecahkan masalahnya.
c. Memanfaatkan keterampilan menulisnya yang menggambarkan pengalaman, peristiwa – peristiwa,
kegiatan yang dilakukan, membuat rencana, dapat
24
melaksanakan rencana tersebut, dan menulis proposal guna memperoleh dana.
d. Memanfaatkan keterampilan berhitungnya untuk mengatur keuangan, menentukan batas tanah dan melakukan
perhitunga – perhitungan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – harinya.
e. Berdiskusi dan menganalisis, masalah dan sumber – sumber, kemudian digunakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya. f. Mencoba ide – ide baru yang dipelajari dari membaca,
menulis, menganalisis dan berdiskusi dengan orang llain. g. Melaksanakan kegiatan belajar secara mandiri.
h. Menerapkan pengetahuan baru meningkaykan mutu kehidupannya, dan dapat berusaha dengan menggunakan
pembukuan yang teratur. Pendidikan keaksaraan fungsional merupakan pengembangan
dari program pemberantasan buta huruf. Tujuan dari program tersebut ialah untuk meningkatkan keaksaraan dasar warga masyarakat buta
aksara warga belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan hidupnya Sihombing 1999:21. Program keaksaraan fungsional juga bertujuan
untuk membelajarkan warga belajar agar mereka memiliki dan dapat mengembangkan nilai – nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan individu, masyarakat, lembaga, dan pembangunan bangsa menuju masa depan yang lebih
baik Kusnadi, 2005 : 242. Pendidikan keaksaraan juga sering dinilai sangat berpengaruh
terhadap kecakapan mental, hal ini berarti bahwa pendidikan keaksaraan dapat meningkatkan pengetahuan warga belajar, dapat
merubah sikap individu serta dapat meningkatkan keterampilan bagi warga belajarnya. Gerakan nasional percepatan buta aksara ini
menjadi sangat penting dan strategis, mengingat kondisi keaksaraan