Dimensi-dimensi Adversity Quotient Adversity Quotient

24 sekedar untuk hidup. Semangat kerja yang minim, tidak berani mengambil resiko dan cenderung tidak kreatif, menolak kesempatan, mengabaikan. Menutupi atau meninggalkan dorongan inti yang memanusiawi untuk mendaki, meninggalkan hal yang ditawarkan oleh kehidupan, tidak memiliki visi dan misi yang jelas serta berkomitmen rendah ketika menghadapi tantangan didepan. 2. Campers pekemah adalah tipe individu yang berhenti dan tinggal di tengah pendakian, mendaki secukupnya dan berhenti kemudian mengakhiri pendakiannya. Sekalipun tipe ini berbeda dengan tipe quitters, namun pendakian yang tidak selesai ini selalu dianggap sebagai “kesuksesan, sehingga tidak ada lagi keinginan untuk mencapai kesuksesan yang sesungguhnya. Fokusnya berpaling untuk kemudian menikmati kenyamanan dari hasil yang sudah dicapai sebagai tempat persembunyian dari situasi yang tidak bersahabat. 3. Climbers pendaki tipe individu yang tidak menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, masib buruk atau nasib baik, melainkan terus mendaki. Climber adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan lainnya menghalangi pendakian. Dengan demikian, tiga tipe kepribadian dari adversity quotient adalah quitter pecundang, campers pekemah, climbers pendaki.

2.2.4 Dimensi-dimensi Adversity Quotient

Stoltz 2000 menyatakan bahwa adversity quotient manusia terdiri atas empat dimensi yang singkat dengan CO ₂ RE yaitu control kendali, origin asal-usul dan ownership pengakuan, reach jangkauan, endurance daya tahan. 1 Control Dimensi ini mempertanyakan, berapa banyak kendali yang dirasakan seseorang terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan? Kata kuncinya adalah merasakan. Dimensi ini adalah suatu awal yang penting, mereka yang adversity quotient nya lebih tinggi merasakan kendali yang lebih besar atau peristiwa pendakian dan relatif kebal terhadap ketidakberdayaan, sementara orang yang adversity quotient nya lebih rendah cenderung lemah atau dalam kehidupannya daripada seseorang yang memiliki adversity quotient yang lebih rendah dan 25 mereka yangadversity quotientnya lebih tinggi cenderung melakukan berhenti. 2 Origin dan Ownership Dimensi ini mempertanyakan sejarah dimana individu mengendalikan diri untuk memperbaiki situasi yang dihadapi, tanpa memperdulikan penyebabnya. Individu yang memiliki skor Ownership yang tinggi akan mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan, apapun penyebabnya. Adapun individu yang memiliki skor Ownership sedang memiliki tanggung jawab atas kesulitan yang terjadi, tetapi mungkin akan menyalahkan diri sendiri atau orang lain ketika ia lelah. Sedangkan individu yang memiliki skor Ownership yang rendah akan menyangkal tanggung jawab orang lain atas kesulitan yang terjadi. 3 Reach Dimensi ini mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang? Individu yang memiliki skor R yang rendah maka, semakin besar kemungkinannya menganggap peristwa buruk sebagai bencana, dengan membiarkannya meluas sehingga mengambil kebahagiaan dan ketenagan pikiran seseorang. Sebaliknya, semakin tinggi skor R, semakin besar kemungkinan membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. 4 Endurance Dimensi terakhir ini mempertanyakan dua hal yang berkaitan berapa lamakah kesulitan akan berlangsung dan berapa lamakah penyebab kesulitan akan berlangsung. Jika skor E seseorang rendah, semakin besar kemungkinan orang tersebut menganggap kesulitan atau penyebab-penyebabnya akan berlangsung lama. Sebaliknya, semakin tinggi skor E seseorang, akan memperbesar kemungkinan seseorang menganggap kesulitan yang dihadapinya akan berlangsung dalam waktu singkat atau sementara.Berdasarkan penilitian Seligman, riset tentang teori atribusi, sebagaimana dilakukan oleh Johnson dan Biddle dalam Stoltz, 2000 yang diterapkan di dalam olahraga, ditemukan bahwa individu yang melihat kemampuan mereka sebagai penyebab kegagalan penyebab yang stabil, cenderung kurang bertahan bila dibandingkan dengan orang yang mengaitkan kegagalan dengan usaha penyebab yang sifatnya sementara. Jadi dimensi adversity quotient baik itu control kendali, origin dan ownership asal-usul dan pengakuan, maupun reach jangkauan, endurance daya tahan dapat mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan. 26

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi adversity quotient

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Stres Akademik dalam Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Psikologi UKSW

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Body Dissatisfaction Melalui Bibliokonseling untuk Mahasiswi BK FKIP UKSW Angkatan 2013-2015

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Terapi Musik untuk Menurunkan Kecemasan Menyusun Skripsi pada Mahasiswa BK-FKIP UKSW T1 132010089 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

0 0 5

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kesadaran Multikultural Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Angkatan 2013 Melalui Paket Kesadaran Multikultural T1 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Optimisme Akademik dengan Adversity Quotient pada Siswa SMP

0 0 31