Tujuh Kemampuan Para Peraih Prestasi dalam Mengubah Kegagalan

14 Dalam dunia pendidikan formal, pentingnya pengukuran prestasi akademik tidaklah dapat disangsikan lagi. Sebagaimana diketahui, proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang memerlukan waktu, dana dan usaha serta kerjasama berbagai pihak. Berbagai aspek dan faktor terlibat dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada pendidikan yang secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa interaksi berbagai faktor pendukung yang ada dalam sistem pendidikan tersebut. Betapa jelasnya pun suatu tujuan pendidikan telah digariskan, tanpa usaha pengukuran maka akan mustahil hasilnya dapat diketahui. Tidaklah layak untuk menyatakan adanya suatu kemajuan atau keberhasilan program pendidikan tanpa memberikan bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh. Bukti peningkatan atau pencapaian inilah yang harus diambil dari pengukuran prestasi secara terencana Arini, 2008.

2.1.2 Tujuh Kemampuan Para Peraih Prestasi dalam Mengubah Kegagalan

Menjadi Batu Loncatan Menurut Maxwell 2000 tujuh kemampuan para peraih prestasi yang membuat mereka bisa gagal, tetapi tidak memasukkannya dalam hati, dan terus maju, sebagai berikut : 1. Para Peraih prestasi menolak penolakan Orang-orang yang pantang menyerah tidak jemu-jemunya mencoba karena mereka tidak mendasarkan harga diri mereka pada peraih prestasi mereka. Mereka meletakkan dasar dari gambar diri mereka di dalam diri mereka sendiri. Seligman dalam Maxwell, 2000 saat kita gagal, kita memiliki dua pilihan untuk menyalahkan 15 diri sendiri atau menyalahkan peristiwa-peristiwa di luar diri kita. Orang yang menyalahkan peristiwa-peristiwa di luar dirinya tidak kehilangan harga dirinya ketika terjadi peristiwa-peristiwa buruk. 2. Para peraih prestasi melihat bahwa kegagalan bersifat sementara Orang yang terlalu mengambil hati pada kegagalan memandang persoalan sebagai lubang yang menjebaknya. Namun para peraih prestasi melihat bahwa setiap kesusahan bersifat sementara bukan sebagai sesuatu yang sifatnya permanen. 3. Para peraih prestasi memandang kegagalan sebagai insiden yang berdiri sendiri Jika para peraih prestasi gagal, mereka memandangnya sebagai peristiwa yang sementara sifatnya, bukan tragedi seumur hidup. Kegagalan tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Jika seseorang ingin sukses, jangan biarkan kejadian apapun merusak pandangannya terhadap dirinya sendiri. 4. Para peraih prestasi menjaga harapan tetap realistis Semakin sulit prestasi yang ingin dicapai, semakin besar persiapan mental yang dibutuhkan untuk mengatasi hambatan- hambatan serta bertekun dalam jangka panjang. Dibutuhkan waktu, upaya, serta kemampuan untuk mengatasi kemunduran, serta mampu menjalani kehidupan ini dengan harapan yang masuk akal dan tidak membiarkan perasaan mengendalikan diri kita jika ada hal-hal yang tidak berjalan dengan baik. 5. Para peraih prestasi memfokuskan perhatian pada kekuatan- kekuatan mereka Satu lagi cara peraih prestasi agar tidak memasukkan kegagalan ke dalam hati adalah dengan memfokuskan perhatian pada kekuatan-kekuatannya dengan mengembangkan serta memaksimalkan kekuatan-kekuatan yang ada dalam dirinya. 6. Para peraih prestasi menggunakan berbagai cara untuk meraih prestasi Para peraih prestasi bersedia menggunakan berbagai cara untuk menghadapi persoalan. Itu penting dalam setiap bidang kehidupan. Menurut Brian dalam bukunya The Psychology of Achievement, para peraih prestasi terus mencoba dan menyesuaikan diri hingga menemukan sesuatu yang mendatangkan hasil bagi mereka. 7. Para peraih prestasi mudah bangkit kembali Semua para peraih prestasi memiliki kemampuan untuk mudah bangkit kembali setelah membuat sesuatu kekeliruan, kesalahan, atau kegagalan. Para peraih prestasi dapat terus maju meski apapun yang terjadi karena mereka ingat bahwa kegagalan tidaklah membuat mereka menjadi orang gagal. 16 Dengan demikian tujuh kemampuan para peraih prestasi dalam mengubah kegagalan menjadi batu loncatan adalah para peraih prestasi menolak penolakan, para peraih prestasi melihat bahwa kegagalan bersifat sementara, para peraih prestasi memandang kegagalan sebagai insiden yang berdiri sendiri, para peraih prestasi menjaga harapan tetap realistis, para peraih prestasi memfokuskan perhatian pada kekuatan-kekuatan mereka, para peraih prestasi menggunakan berbagi cara untuk meraih prestasi, dan para peraih prestasi mudah bangkit kembali.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar di

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Stres Akademik dalam Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Psikologi UKSW

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Body Dissatisfaction Melalui Bibliokonseling untuk Mahasiswi BK FKIP UKSW Angkatan 2013-2015

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Terapi Musik untuk Menurunkan Kecemasan Menyusun Skripsi pada Mahasiswa BK-FKIP UKSW T1 132010089 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

0 0 5

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kesadaran Multikultural Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Angkatan 2013 Melalui Paket Kesadaran Multikultural T1 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Optimisme Akademik dengan Adversity Quotient pada Siswa SMP

0 0 31