29 2
psikologis, peserta didik yang lulus tes psikologis adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius IQ
≥ 140 atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan
kategori cerdas IQ ≥ 125 yang ditunjang oleh kreativitas dan
keterkaitan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata
b. Informasi data subyektif
Dalam pedoman penyelenggaraan percepatan belajar Depdiknas 2003: 38, Informasi data subyektif yaitu nominasi yang diperoleh dari diri
sendiri self nomination, teman sebaya
peer nomination
sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan.
c. Kesehatan fisik
Dalam pedoman penyelenggaraan percepatan belajar Depdiknas 2003: 38, Kesehatan fisik yang ditunjukan dengan surat keterangan sehat
dokter.
d. Kesediaan calon siswa percepatan dan persetujuan orangtua
Dalam pedoman penyelenggaraan percepatan belajar Depdiknas 2003: 38, Kesediaan calon siswa percepatan dan persetujuan orangtua,
yaitu pertanyaan tertulis dari pihak penyelenggaraan program percepatan belajar untuk siswa dan orangtua tentang hak dan kewajiban serta hal-hal
yang dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta program percepatan belajar.
4. Model Penyelengaraan Kelas Akselerasi
Terdapat model penyelenggaraan kelas akselerasi yang dikemukakan oleh pakar dan Depdiknas, namun pada dasarnya pengertian bentuk
30 penyelenggaraan tersebut sama. Menurut Iif Khoiru A, dkk 2011: 60, bentuk
penyelenggaraan akselerasi terbagi atas. a.
Program khusus, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa bersama dengan siswa berkemampuan biasa.
b. Kelas khusus, siswa yang memiliki kemampuan luar biasa ditempatkan
pada kelas khusus. c.
Sekolah khusus, siswa yang belajar di sekolah ini adalah mereka yang hanya memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Bentuk penyelenggaraan tersebut senada dengan Clark dalam pedoman penyelenggaraan program percepatan belajar Depdiknas, 2003: 28-29 yaitu
kelas regular, kelas khusus, dan sekolah khusus, sebagai berikut.
a. Kelas regular Depdiknas 2003: 28, kelas regular, dimana siswa yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istemewa tetap berada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas regular model inklusif; Bentuk penyelenggaraan
pada kelas regular dapat dilakukan dengan model sebagai berikut. 1
Kelas regular dengan kelompok
cluster
, siswa dengan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain
normal di kelas regular dalam kelompok khusus. 2
Kelas regular dengan
pull out
, siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain normal
di kelas regular namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas ke ruang sumber ruang khusus untuk belajar mandiri, danatau
belajar dengan guru pembimbing khusus.
3 Kelas regular dengan cluster dan
pull out
, siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain
normal di kelas regular ke ruang sumber ruang khusus untuk belajar mandiri, belajar kelompok, danatau belajar dengan guru
pembimbing khusus.
b. Kelas khusus
Depdiknas 2003: 29, kelas khusus, di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas khusus.