Protokol Opsional Pertama dan Protokol Opsional Kedua

menyetujui, 0 menolak dan 8 abstain. DUHAM memuat pokok-pokok hak asasi dan kebebasan fundamnetal manusia sebagai standart acuan pencapaian bersama bagi semua rakyat dan bangsa. Dokumen tersebut merupakan kesempatan bersama yang merujuk sebagai Magna Charta Internasional dalam hak-hak asasi manusia. Mengklaim suatu hak sebagai hak asasi manusia sama artinya dengan menegaskan bahwa orang memiliki hak itu sebagai pribadi bukan sebagai warga negara. Sejumlah besar hak yang umumnya tidak diklasifikasikan sebagai hak ekonomi memang dapat mendatangkan implikasi-implikasi bagi apa yang diperbolehkan atau yang diharuskan dalamm bidang ekonomi. Misalnya hak atas kebebasan berkumpul akan melindungi pertemuan-pertemuan untuk membahas rencana pendirian serikat buruh baru, dan hak atas pendidikan. 57 Protokol Opsional Pertama Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik memungkinkan Komite Hak Asasi Manusia, yang didirikan berdasarkan Kovenan tersebut, menerima dan membahas komunikasi dari para individu yang menyatakan dirinya korban pelanggaran hak apapun dalam kovenan ini. Berdasarkan Pasal 1 Protokol Opsional, Negara Kovenan yang juga menjadi Negara Pihak Protokol, mengakui kompetensi Komite Hak Asasi Manusia utnuk menerima dan membahas komunikasi dari individu yang berada di bawah wilayah hukumnya, yang menyatakan dirinya korban pelanggaran hak oleh Negara yang

D. Protokol Opsional Pertama dan Protokol Opsional Kedua

57 Ibid Hal.215-216 Universitas Sumatera Utara diatur dalam kovenan. Para individu yang membuat pernyataan tersebut, dan telah menggupayakan segala bentuk penyelesaian secara domestik, berhak menyampaikan komunikasi tertulis kepada komite Pasal 2. Komunikasi yang telah diputuskan dapat diterima Komite di samping Pasal 2, Pasal 3 dan 5 [2] mengatur syarat-syarat penerimaan komunikasi untuk diperhatikan oleh Negra Pihak yang diduga telah melanggar ketentuan dalam Kovenan. Dalam jangka waktu enam bulan, Negara tersebut harus memberikan penjelasan atau pernyataan tertulis kepada Komiter yang menjelaskan tentang masalah tersebut dan menunjukkan upaya penyelesaian apapun yang telah dilakukannya apabila ada. Komite Hak Asasi Manusia akan membahas komunikasi yang diterima dalam sebuah rapat tertutup, dengan memperhatikan informasi tertulis yang diberikan kepadannya oleh individu dan Negara Pihak yang bersangkkutan. Komite kemudian menyampaikan pandangannya kepada Negara Pihak dan individuu Pasal 5. Ringkasan kegiatan Komite didasarkan pada Protokol Opsional akan dimasukkan dalam laporan yang diserahkan oleh Komite setiap tahunnya kepada Majelis Umum melalui Dewan Ekonomi dan Sosial Pasal 6. Protokol Opsional Pertama Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik mulai berlaku bersamaan dengan Kovenan, setelah menerima sedikitnya 10 dokumen ratifikasi atau aksesi sebagaimana dipersyaratkan. Hingga 30 September 1995, 85 Negara Pihak Kovenan juga telah menjadi Pihak Protokol Opsional Pertama. Protokol Opsional Kedua Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik yang bertujuan menghapuskan hukumann mati, ditetapkann oleh Majelis Umum dalam resolusi 44128 tertanggal 13 Desember 1989. Berdasarkan Pasal 1, tidak Universitas Sumatera Utara seorangpun dalam wilayah hukum suatu Negara Pihak Protokol ini dapat dihukum mati. Berdasarkan Pasal 3 Protokol, Negara-negara Pihak harus mencantumkan informasi tentang upaya-upaya yang diambil untuk mewujudkan Protokol, dalam laporan yang diserahkan kepada Komite Hak Asasi Manusia. Pasal 5 Protokol Opsional Kedua menyebutkan bahwa sehubungan dengan suatu negara yang menjadi Pihak Protokol Opsional Pertama, kompetensi Komite Hak Asasi Manusia untuk meneriam dan membahas komunikasi dari individu yang berada di bawah wilayah hukum Negara tersebut mencakup pula ketentuan yang ada dalam Protokol Opsional Kedua, kecuali jika Negara Pihak yang bersangkutan telah membuat pernyataan yang sebaliknya pada saat ratifikasi atau aksesi. Berdasarkan Pasal 6, ketentuan dalam Protokol Opsional Kedua berlaku sebgai ketentuan tambahan bagi Kovenan. Protokol Opsional Kedua Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik yang bertujuan menghapuskan hukuman mati berlaku pada 11 Juli 1991 setelah menerima sedikitnya 10 dokumen ratifikasi atau aksesi sebagaimana dipersyaratkan. Hingga 30 September Protokol telah diratifikasi oleh 28 negara.

E. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Kekejaman lainnya, Perlakuan atau