Tujuan Investasi Tipe Investasi Keuangan Sikap Investor Terhadap Resiko Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

29 Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Tandelilin, 2001:3

2.2.2.2 Tujuan Investasi

Tujuan investasi adalah Tandelilin, 2001:4 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan investor. 2. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. 3. Mengurangi tingkat investasi. 4. Dorongan untuk menghemat pajak.

2.2.2.3. Tipe Investasi Keuangan

 Investasi langsung direct investment, investasi yang dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan, misalnya tabungan dan deposito Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan, misalnya T-bill, saham- saham dan opsi.  Investasi tidak langsung indirect investment, investasi yang dapt dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan perusahaan lain. 30

2.2.2.4. Proses Investasi

Menurut Husnan 1998:12, proses investasi menunjukan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas seperti seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi dilakukan. Proses tersebut adalah : 1. Menentukan kebijakan investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. 2. Analisis sekuritas Pemodal melakukan analisis dengan menggunakan analisis fundamental atau teknikal. Dalam penelitian ini, menggunakan analisis fundamental untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. 3. Pembentukan portofolio merupakan identifikasi sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. 4. Melakukan revisi portofolio Merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya 5. Evalusi kinerja portofolio Pemodal melakukan penelitian terhadap kinerja portofolio baik dalam aspek tingkat keuntungan yang didapat ataupun resiko yang ditanggung. 31 2.2.3. Resiko 2.2.3.1. Pengertian Resiko Investasi resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expeted return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata actual return. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat resikonya. Abdul Halim, 2002 : 38. Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi. Tandelilin, 2001: 48 Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah ketidak tentuan atas investasi yang akan diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan, dalam hal ini yaitu terjadinya penyimpangan antara actual return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan expected return.

2.2.3.2. Sikap Investor Terhadap Resiko

Menurut Halim 2002:38, sikap investor terhadap resiko dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Investor yang suka terhadap resiko risk seeker Adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang beda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang lebih besar. 32 2. Investor yang netral terhadap resiko risk neutrality Investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian untuk setiap tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan resiko. 3. Investor yang tidak suka dengan resiko risk averter Investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang kecil.

2.2.3.3. Jenis Resiko

Menurut Suharli et al. 2005:104 mengatakan bahwa resiko dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Resiko sistematis Resiko sistematis adalah resiko yang tidak dapat diversifikasikan dihindarkan, disebut juga resiko pasar. Resiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan perekonomian secara makro, resiko tingkat bunga, resiko politik, resiko inflasi, resiko nilai tukar dan resiko pasar. Parameter yang digunakan dalam pengukuran resiko ini adalah Beta. 2. Resiko tidak sistematis Resiko tidak sistematis merupakan resiko yang berpengaruh khusus pada sebuah asset tunggal atau sebuah asset kelompok kecil, dan resiko tidak sistematis merupakan resiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. 33

2.2.4. Return Saham

Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian return yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa dividen tunai atau adanya perubahan harga saham pada suatu periode, Ross 2002. Return suatu saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen. Menurut Brigham et al. 1999 : 192, pengertian dari return adalah “measure the financial performance of an investment”. Pada penelitian ini, return digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan. Home dan Wachoviz 1998 : 26 mendifinisikan return sebagai : ”return as benefit which related with owner that includes chas dividend last year which is paid, together with market cost appreciation or capital gain which is realization in the end of the year ”. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividend an capital gainloss. Menurut Jogiyanti 2003:109, jenis return ada 2 macam, yaitu : 1. Return realisasi, merupakan return yang telah terjadi 34 2. Return ekspektasi, merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus Ross et al, 2003:238 : 1 1 1     t t P P P Ri Keterangan : Ri = Return saham P t = Harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t-1 Selain return saham terdapat juga return pasar Rm yang dapat dihitung dengan rumus Jogianto, 2003:232 : 1 1     t t t IHSG IHSG IHSG Rm Keterangan : Rm = Return pasar IHSG t = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSG t-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1 35 2.2.5. Laporan Keuangan 2.2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut Munawir 1995: 2 Laporan keuangan diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan.Hanafi dan Abdul Halim, 1995 : 62.

2.2.5.2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Menurut Hanafi1995:12-20, bentuk-bentuk laporan keuangan ada tiga yaitu : 1. Neraca Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang meliputi asset sumber daya perusahaan dan klaim atas asset tersebut meliputi hutang dan saham sendiri. Asset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman hutang dan dari penyertaan pemilik perusahaan modal. 36 Neraca terdiri atas 2 sisi : a Aktiva, yang menunjukkan aktiva atau harta yang dimiliki perusahaan. Komponen aktiva dalam neraca terdiri dari : aktiva lancar, investasi, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva lain-lain. b Pasiva, yang menunjukkan dari mana dana untuk memperoleh aktiva tersebut. Komponen pasiva dalam neraca terdiri dari : kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas. 2. Laporan laba – rugi Merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Tujuan dari laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung. Kemampuan perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dari operasinya. 3. Laporan aliran kas Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari ketiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. 37

2.2.5.3. Tujuan Pelaporan Keuangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2009

0 2 77

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

Pengaruh Economic Value Added (Eva) Dan Market Value Added (Mva) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Diperdagangkan Di Bursa Efek Indonesia

2 3 6

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16