Analisis dan Pengujian Hipotesis

78 Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2006 hingga tahun 2008 Debt to Equity Ratio PT Indomobil Sukses International Tbk mencatat nilai tertinggi sebesar 20.9, 27.04 , 17.78 . Sedangkan pada tahun 2006 return PT.Nipress Tbk mencatat nilai terendah yaitu sebesar 0.53 . Tahun 2007 PT Multistrada Arah Sarana Tbk mencatat nilai terendah yaitu sebesar 0.4 . Tahun 2008 PT Astra Otoparts Tbk mencatat nilai terendah yaitu sebesar 0.45 .

4.4 Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.4.1 Asumsi-asumsi Klasik Regresi

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan pengujian pada Economic Value Added, Market Value Added, dan Debt to Equity Ratio apakah berpengaruh terhadap Return Saham yang dimiliki tiga belas perusahaan yang diteliti dan terdaftar pada di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Mengingat analisis rasio keuangan sangat luas cakupannya, maka peneliti membatasi pada analisis rasio melalui regresi linier berganda. Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE Best Linier Unlimited Estimator, artinya pengambilan keputusan Uji F dan Uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linear yaitu:  Tidak boleh ada autokorelasi atau autokolerasi negative  Tidak boleh ada multikolinearitas.  Tidak boleh ada heteroskedastisitas. 79

1. Autokorelasi

Pada hasil analisa data yang diperoleh melalui uji asumsi klasik tentang autokorelasi dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Model Summary b .656 a .431 .363 .294712 2.706 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, DER, EVA, MVA a. Dependent Variable: RETURN SAHAM b. Sumber data: Hasil analisa SPSS Dari tabel model summary diatas diketahui nilai D-W sebesar 2.706, sedangkan alat deteksi yang dijadikan acuan angka D-W di bawah –2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, maka dapat dinyatakan terdapat autokorelasi negative antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan demikian model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang autokorelasi.

2. Multikoliniearitas

Pada hasil analisa data yang diperoleh melalui uji asumsi klasik dengan menggunakan multikolinearitas dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Coefficients a .043 .073 .585 .564 .000 .000 .067 .422 .676 .911 1.098 .001 .000 .814 4.120 .000 .584 1.713 -.027 .011 -.478 -2.479 .020 .613 1.630 Constant EVA MVA DER Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RETURN SAHAM a. Sumber data: Hasil analisa SPSS 80 Dari tabel koefisien diatas diketahui nilai multikolinear untuk EVA X 1 dalam VIF sebesar 1.098 sedangkan toleransinya sebesar 0.911 hal ini menunjukkan nilai VIF dan toleransi masih kurang dari 10, maka dapat dinyatakan tidak terdeteksi multikolinearitas antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan demikian model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang multikolinearitas. Untuk nilai multikolinear MVA X 2 dalam VIF sebesar 1.713 dan nilai toleransinya sebesar 0.584 hal ini menunjukkan nilai VIF dan toleransi masih kurang dari 10, maka dapat dinyatakan tidak terdeteksi multikolinearitas antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan demikian model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang multikolinearitas. Untuk nilai multikolinear DER X 3 dalam VIF sebesar 1.630 dan nilai toleransinya sebesar 0.613 hal ini menunjukkan nilai VIF dan toleransi masih kurang dari 10, maka dapat dinyatakan tidak terdeteksi multikolinearitas antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan demikian model regresi memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang multikolinearitas.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi 81 heteroskedastisitas Santoso, 2002:208. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat di deteksi dengan : a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu seperti titik-titik point- point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah : r s = 1 – 6   1 N N d 2 2 i   Keterangan : d i = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb: 82 Tabel 4.7 Nonparametric Correlations Correlations 1.000 .125 .036 -.066 . .519 .852 .736 29 29 29 29 .125 1.000 .226 -.035 .519 . .238 .857 29 29 29 29 .036 .226 1.000 .079 .852 .238 . .685 29 29 29 29 -.066 -.035 .079 1.000 .736 .857 .685 . 29 29 29 29 Correlation Coeffi Sig. 2-tailed N Correlation Coeffi Sig. 2-tailed N Correlation Coeffi Sig. 2-tailed N Correlation Coeffi Sig. 2-tailed N EVA MVA DER Unstandardized Res Spearmans r EVA MVA DER Unstandardiz ed Residual Sumber data: Hasil analisa SPSS Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2 dan X3, TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya,nilai Sig lebih besar dari 0,05 maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4.4.2 Pengujian Hipotesis

Hasil dari dokumentasi data perusahaan yang dikumpulkan dan setelah itu ditabulasi kemudian diolah melalui analisa regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan pertimbangan hasil regresi linier berganda yang selengkapnya bisa dilihat pada lampiran, maka dapat dijelaskan pengaruh EVA X 1 , MVA X 2 , DER X 3 , terhadap Return Saham Y dengan pengujian hipotesa, melalui analisis sebagai berikut: 83

a. Analisa Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2009

0 2 77

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

Pengaruh Economic Value Added (Eva) Dan Market Value Added (Mva) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Diperdagangkan Di Bursa Efek Indonesia

2 3 6

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16