Tujuan Pelaporan Keuangan Pengertian Economic Value Added EVA

37

2.2.5.3. Tujuan Pelaporan Keuangan

Menurut Djarwanto PS 1996, tujuan pelaporan keuangan adalah : 1. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. 2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan. 3. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba perusahaan. 4. Menyajikan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan- perubahan harta dan kewajiban, serta mengungkapkan lain-lain informasi yang sesuai dengan keperluan pemakai.

2.2.5.4. Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Munawir 1995 : 2-4 pengguna laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Pemilik perusahaan, sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang pemimpinnya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manager biasanya dinilai diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan diperlukan untuk 38 menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang akan dimilikinya. 2. Manager atau pimpinan perusahaan a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan b. Untuk menentukan mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajad keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. 3. Para investor, berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa laporan tersebut para investor akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya. 4. Para kreditur dan bankers, berkepentingan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dan beban-beban bunganya, juga untuk mengetahui apakah kredit yang akan dibeikan itu cukup mendapatkan jaminan dari perusahaan tersebut, yang digambarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapat keuntungan dimasa datang. 39 5. Pemerintah, berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan .

2.2.6. Economic Value Added EVA

2.2.6.1. Pengertian Economic Value Added EVA

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan telah berkembang suatu pendekatan yang disebut dengan economic value added EVA. EVA diperkenalkan pertama kali oleh Stren Stewart Co. sebuah perusahaan konsultan manajemen yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. Pendekatan EVA lebih akurat dan komprehensif dibanding dengan pendekatan konvensional terdahulu yang tidak menggambarkan kondisi keuangan perusahaan sebenarnya. Menurut Shawn Tully mengutip Willian Smithbury, CEO Queker Oats :” EVA make manager act like shareholders. It’s the true corporate faith for the 1990’s ” Shawn Tully, 1993 :38. Dengan EVA, manajer akan memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal, sehingga nilai perusahaan dapat di maksimumkan. Siddharta Utama 1997:12 mengutip dari Lehnn dan Makhija 1996 bahwa hasil penelitian di Amerika ternyata menunjang digunakan EVA sebagai pengukur terbaik untuk kinerja perusahaan. Mereka menemukan bahwa dibandingkan dengan pengukur lainnya, EVA mempunyai hubungan paling erat dengan tingkat pengembalian saham. 40 Konsep EVA adalah konsep yang dipakai untuk menilai kinerja perusahaan. Konsep ini muncul pada tahun 1989 dan mendapatkan perhatian serius oleh para praktisi bisnis pada tahun 1993. menurut Gatot Widayanto 1993:51 adalah : “Nitami dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan, kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana kreditur dan pemegang saham. Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang whigted dari struktur modal yang ada. Untuk itulah perlu pemahaman mengenai konsep ongkos modal coast of capital, karena nilai tambah ekonomis NITAMI berangkat dari konsep ini”. Menurut Tandelilin 2001: 195, EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah value added bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik efektif dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan, maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne 2001: 32, dalam pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut: Penjualan Bersih xxx Biaya operasi xxx - Laba operasi sebelum pajak EBIT xxx Pajak xxx - Laba operasi bersih sesudah pajak NOPAT xxx Biaya modal modal yang diinvestasikan x biaya modal xxx - EVA xxx 41 Dimana total biaya modal dihitung sebagai berikut :  Jika EVA 0, maka telah terjadi penambahan nilai ekonomi ke dalam perusahaan bisnis tersebut.  Jika EVA = 0, maka artinya adalah bahwa secara ekonomis perusahaan “impas” karena semua laba yang digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditor maupun pemegang saham.  Jika EVA 0, maka tidak memberikan nilai tambah ke dalam perusahaan tersebut karena laba yang tersedia tidak bias memenuhi harapan-harapan penyandang dana terutama pemegang saham. Widayanto 1993: 31 menyatakan langkah-langkah untuk menghitung economic value added adalah : 1. menghitung biaya hutang modal 2. menghitung biaya modal saham 3. menghitung struktur permodalan perusahaan 4. menghitung biaya modal tertimbang 5. menghitung economic value added EVA Adapun kelebihan, kekurangan dan strategi kenaikan EVA menurut Amirullah 1999:76 : Kelebihan EVA : 1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja operasional bisa berdiri sendiri tanpa perlu ukuran angka yang lain. 2. EVA fokus penilaian kerja perusahaan pada penciptaan nilai perusahaan dan meningkatkan nilai pemegang saham, sehingga para manajer akan 42 berpikir dan bertindak sebagai halnya pemegang saham. Manajer memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat di maksimumkan. 3. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. Secara ekplisif memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dimana biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi bila dibandingkan tingkat biaya modal atas hutang karena faktor resiko yang tinggi sehingga dana ekuitas tidak lagi dipandang sebagai dana murah. 4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan. Kelemahan EVA : 1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu . Sementara nilai suatu perusahaan adalah merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan mempunyai EVA tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan rendah karena EVA dimasa mendatang negative. Sebaliknya perusahaan dengan kegiatan yang memerlukan pengembalian yang cukup lama, EVA pada awal tahun negative sedangkan EVA akhir proyek adalah positif karena 43 penjualan aktiva pada akhir masa sewa. Oleh karena itu penggunaan EVA tahu tertentu untuk menilai kinerja, kurang tepat. 2. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan belum go public, sulit untuk dilakukan dengan tepat. Strategi kenaikan EVA Dalam system EVA untuk menciptakan nilai pemegang saham, perusahaan harus menghasilkan untuk melebihi biaya modal di segala unit bisnisnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pihak manajemen memanfaatkan profitabilitas untuk jangka pendek tetapi betul-betul memperhatikan pertumbuhan EVA untuk waktu yang akan datang sehingga peningkatan EVA secara terus-menerus. Ada tiga strategi untuk menaikkan EVA yaitu : 1 Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan profitable growth. Hal ini bias dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi 2. Strategi pencipta nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi operating efficiency . Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal. 3. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan rationalize and exit unrewarding business, ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktifitas yang 44 menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

2.2.6.2. Konsep Biaya Modal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2009

0 2 77

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

Pengaruh Economic Value Added (Eva) Dan Market Value Added (Mva) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Diperdagangkan Di Bursa Efek Indonesia

2 3 6

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16