mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. pada tahapan ini, siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai
apa yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang
materi presentasi.
D. Konsep Pembelajaran
Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan suatu hal yang dipandang secara
ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah
pembelajaran. Melalui landasan ilmiah yang disebut dengan konsep dasar inilah maka semua pihak akan memahami apa itu pembelajaran.
E. Pembelajaran Sastra Di SMA
1. Tahap pembelajaran sastra di SMA
Menurut Moody
dalam Rahmanto,1992:27
pemilihan bahan
pembelajaran sastra harus didasarkan pada tiga aspek penting, yaitu bahasa, psikologi, dan latar belakang kebudayaan para siswa.
a.Bahasa Bahasa sebuah karya sastra yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran
sastra harus sesuai dengan tingkatan sekolah siswa. Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari kosa kata baru, tata bahasa, pengertian isi wacana,
ungkapan dan referensi yang ada. Kejelian dalam menentukan kriteria bahan pembelajaran sastra tersebut akan berdampak pada pemahaman
siswa terhadap karya sastra yang sedang diajarkan. b. Psikologi
Perkembangan psikologi masing-masing anak tentu berbeda. Dalam memilih bahan bahan pembelajaran sastra, tahap-tahap perkembangan
psikologis ini memiliki pengaruh yang besar terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan
psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan
pemahaman situasi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, karya sastra yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran disarankan
mampu mewakili tingkat psikologis anak, sehingga anak didik akan lebih mudah memahami isi karya sastra tersebut.
Moody dalam Rahmanto, 1992:30 membagi tahapan psikologis anak menjadi empat tahapan, yaitu sebagai berikut.
1Tahapan pengkhayal 8sampai 9 tahun. Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata
tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan. 2Tahap romantik 10 sampai 12 tahun.
Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Meski pandangannya tentang dunia ini masih
sangat sederhana, tetapi pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan.
3Tahap realistik 13 sampai 16 tahun. Sampai tahap ini anak-anak sudah benar
–benar terlepas dari dunia fantasi, dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-
benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah
– masalah dalam kehidupan yang nyata.
4Tahap generalisasi umur 16 tahun dan selanjutnya. Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal
praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak
dengan menganalisis
suatu fenomena.
Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan
merumuskan penyebab utama fenomena itu yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran filsafat untuk menentukan keputusan-
keputusan moral. 2.
Latar belakang budaya Menurut Moody dalam Rahmanto, 1992 :31, latar belakang karya
sastra bisa meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungan, seperti geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda,
pekerjaan, kepercayaan, cara berfikir, seni, olaraga, hiburan, moral dan etika. Menurutnya, siswa akan tertarik pada karya-karya sastra dengan
latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan
mereka. Dengan demikian, ketetapan pemilihan bahan pembelajaran sastra yang sesuai dengan latar belakang budaya menjadi kunci sukses dalam
mendidik anak. 3.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.
Dalam kaitannya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD berbagai mata
pelajaran, untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana guru dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber pelajaran.
a. Ruang lingkup silabus Ruang lingkup silabus adalah bagian-bagian yang terdapat dalam
silabus yang menjadi gambaran umum bentuk materi yang harus diajarkan kepada peserta didik. Silabus dalam kurikulum 2013 mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu dan sumber belajar. Ketujuhnya merupakan
ruang lingkup silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, pengembangannya diserahkan kepada satuan pendidikan masing-masing
dengan memperhatikan kompetensi maupun kebutuhan daerah setempat. Ketujuh ruang lingkup tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1Kompetensi inti Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program.
2Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi
inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. 3Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah setiap materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Materi pembelajaran ini harus mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebab, materi
pembelajaran dibuat untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 4Kegaiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antar -peserta didik,antar peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan.
5Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik . fungsi
penilaian adalah memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkeseimbangan.
6Alokasi waktu Alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap
kompetensi yang akan dicapai . Alokasi waktu tersebut ditentukan berdasarkan keluasan materi yang diajarkan.
7Sumber belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek , dan bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran . Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam ,
sosial, dan budaya.
b Prinsip-prinsip pengembangan silabus
Prinsip pengembangan silabus meliputi: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual, dan kontekstual, serta efektif
dan efisien. Untuk lebih jelas dapat diperhatikan melalui uraian sebagai berikut :
1 Ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam kurikulum
2013 ilmiah dapat dimaknai bahwa setiap materi yang
dikembangkan dalam bentuk silabus harus mempunyai nilai- nilai kebenarannya.
2 Relevan, yaitu ruang lingkup kedalaman, tingkat kesukaran
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, misalnya tingkat
perkembangan intelektual, sosial,emosional dan spritual peserta didik.
3 Fleksibel, yaitu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.
4 Kontinuitas, yaitu setiap program pembelajaran yang
dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.
5 Konsisten, yaitu antara kompetensi inti , kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten
dalam membentuk kompetensi peserta didik. 6
Memadai, yaitu ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
7 Aktual dan kontekstual, yaitu ruang lingkup kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, sistem penilaian yang dikembangkan memerhatikan perkembangan IPTEK dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata , dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
8 Efektif, yaitu memerhatikan keterlaksanaan silabus tersebut
dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditentukan. 9
Efisien, yaitu upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil
atau kompetensi standar yang ditetapkan
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sehingga akan menghasilkan data deskriptif berupa data yang telah dikategorikan. Hasil dari
data tersebut akan menghasilkan gambaran-gambaran yang nantinya dipergunakan dalam pembelajaran sastra melalui novel sebagai media
pembelajaran. Penelitian menggunakan pendekatan pragmatik dilakukan dengan menginterpretasikan dan menganalisis data-data yang berkaitan
dengan pembelajaran novel Gadis Pencari Tuhan karya Theresia Ametembun terkait dengan metode saintific.
Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus. Menurut Pradopo 2007:162,
pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam
hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, etika , agama, maupun tujuan yang lain.
B. Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan- kutipan bagian tertentu dari novel Gadis Pencari Tuhan yang mengandung
metode saintifik dan isi novel secara keseluruhan guna mengetahui relevansinya untuk dijadikan bahan pengajaran sastra di SMA. Data yang