Metode inkuiri dalam pembelajaran tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XII semester II.

(1)

ABSTRAK

Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmand Tohari bagi siswa kelas XII semester II dapat dilakukan melalui beberapa langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Dari hasil analisis data dan pembahasan ditemukan dua tema dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tema pertama adalah mengenai konflik antara pemuda desa dengan lurah desanya, dan tema kedua adalah tentang percintaan antara laki-laki dan perempuan. Tema pertama merupakan tema utama (tema mayor), sedangkan tema kedua merupakan tema tambahan (tema minor). Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga termasuk dalam pengklasifikasian jenis tema fisik, jenis tema sosial, jenis tema egoik. Terdapat pula beberapa amanat di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II dapat diterapkan. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA bagi siswa kelas XII semester II. Materi yang digunakan di dalam RPP sesuai dengan KI dan KD yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Dalam RPP peneliti memilih KD 3.3, yaitu menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.


(2)

ABSTRACT

Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Inquiry Method in Learning Theme and Message of Di Kaki Bukit Cibalak Novel by Ahmad Tohari for Literature Learning in Senior High School Class XII Second Semester. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research analyzes the implementation of inquiry method in teaching literature in high school to find the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. The aims of this research is to describe the implementation of inquiry method in literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester.

The type of this research was descriptive qualitative research. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Di Kaki Bukit Cibalak novel which describes the theme and message. Data sources in this research were obtain from Di Kaki Bukit Cibalak novel. Data gathering technique in this research used reading and recording technique. The instrument of this research was the researcher herself.

The result of this research showed that the implementation of inquiry method toward literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for senior high school’s students in clas XII of second semester could apply through some steps which was included in inquiry method. From the result of analysis data and discussion, it was found two themes in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. First theme was about the conflict between the swain and the headman, and the second theme was the romance between the man and woman. The first theme was major theme and the second theme was minor theme. Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari was included in the classification of physic theme, social theme, and egoic theme. There are also several messages in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. Based on data analysis and discussion, the researcher can conclude that implementation of inquiry method toward learing literature to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester can be applied. Related to learning in school, the researcher arranged the syllabus and teaching plan which could be used as material for literature learning in senior high school for students in class XII of second semester. The material which was used in the teaching plan was suitable with KI and KD in 2013 Curriculum. In the teaching plan, the researcher chose KD 3.3; which was analyzing history story, news, advertisement, editorial/opinion, and fiction both in oral and written. The syllabus and teaching plan could be one of the alternatives in literature learning in senior high school of class XII second semester by using inquiry method.


(3)

METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK

KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

SESILIA INDAH LISTYORINI NIM. 121224038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK

KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII SEMESTER II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

SESILIA INDAH LISTYORINI NIM. 121224038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberikan

kelancaran, serta sebagai sumber kekuatan dan pengharapan.

2. Mereka yang sangat aku sayangi, kedua orang tuaku. Aloysius Joko Purwono, S.Pd. dan G. Retno Giriwati, S.Kep., serta kedua adikku, Albertus Agung Prasetyo dan Maria Indah Pratiwi yang senantiasa memberikan doa, semangat, dan penghiburan.

3. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan penghiburan.


(8)

v MOTO

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

(Matius 21: 22)

“Segala yang dibutuhkan adalah keyakinan dan kepercayaan.” (Peter Pan/Peter Pan)

“Percayalah bahwa kamu bisa, maka kamu akan akan bisa melakukannya.” (Mulan/Princess Stories)

“Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari Tuhan, dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada

waktu yang telah Ia tetapkan.” (Anonim)

“Nikmati setiap prosesnya, karena semua ada waktunya. Mungkin kita ingin tepat pada waktunya, tetapi Tuhan telah merencanakan waktu yang tepat untuk kita.”


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmand Tohari bagi siswa kelas XII semester II dapat dilakukan melalui beberapa langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Dari hasil analisis data dan pembahasan ditemukan dua tema dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tema pertama adalah mengenai konflik antara pemuda desa dengan lurah desanya, dan tema kedua adalah tentang percintaan antara laki-laki dan perempuan. Tema pertama merupakan tema utama (tema mayor), sedangkan tema kedua merupakan tema tambahan (tema minor). Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga termasuk dalam pengklasifikasian jenis tema fisik, jenis tema sosial, jenis tema egoik. Terdapat pula beberapa amanat di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II dapat diterapkan. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA bagi siswa kelas XII semester II. Materi yang digunakan di dalam RPP sesuai dengan KI dan KD yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Dalam RPP peneliti memilih KD 3.3, yaitu menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.


(12)

ix ABSTRACT

Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Inquiry Method in Learning Theme and Message of Di Kaki Bukit Cibalak Novel by Ahmad Tohari for Literature Learning in Senior High School Class XII Second Semester. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research analyzes the implementation of inquiry method in teaching literature in high school to find the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. The aims of this research is to describe the implementation of inquiry method in literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester.

The type of this research was descriptive qualitative research. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Di Kaki Bukit Cibalak novel which describes the theme and message. Data sources in this research were obtain from Di Kaki Bukit Cibalak novel. Data gathering technique in this research used reading and recording technique. The instrument of this research was the researcher herself.

The result of this research showed that the implementation of inquiry method toward literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for senior high school’s students in clas XII of second semester could apply through some steps which was included in inquiry method. From the result of analysis data and discussion, it was found two themes in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. First theme was about the conflict between the swain and the headman, and the second theme was the romance between the man and woman. The first theme was major theme and the second theme was minor theme. Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari was included in the classification of physic theme, social theme, and egoic theme. There are also several messages in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. Based on data analysis and discussion, the researcher can conclude that implementation of inquiry method toward learing literature to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester can be applied. Related to learning in school, the researcher arranged the syllabus and teaching plan which could be used as material for literature learning in senior high school for students in class XII of second semester. The material which was used in the teaching plan was suitable with KI and KD in 2013 Curriculum. In the teaching plan, the researcher chose KD 3.3; which was analyzing history story, news, advertisement, editorial/opinion, and fiction both in oral and written. The syllabus and teaching plan could be one of the alternatives in literature learning in senior high school of class XII second semester by using inquiry method.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberikan jalan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) dalam Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan pendampingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan, dan memotivasi penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

4. Septina Krismawati, S.S., M.A. yang dengan sabar, tulus dan ikhlas berkenan memberi pengarahan dan masukan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan tulus dan ikhlas mendidik, membimbing, mengarahkan, memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Segenap karyawan sekretariat PBSI, terutama R. Marsidiq yang telah membantu memberikan pelayanan dengan baik, memberikan informasi dan pengarahan dalam hal administrasi.

7. Kedua orang tua penulis, Aloysius Joko Purwono, S.Pd. dan G. Retno Giriwati, S.Kep., yang senantiasa memberikan doa, semangat, motivasi, dukungan, kasih sayang, dan kepercayaan kepada penulis.


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

HALAMAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Penyajian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI.... ... 11

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

B. Kajian Teori ... 15

1. Metode Inkuiri ... 15

a. Konsep Pembelajaran Inkuiri ... 15

b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ... 17


(16)

xiii

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 19

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri ... 20

f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 22

2. Novel ... 23

a. Pengertian Novel ... 23

b. Unsur-Unsur Novel ... 24

1) Tema... 25

a) Jenis Tema ... 26

b) Penafsiran Tema ... 27

2) Amanat ... 29

3. Pengajaran Sastra di SMA ... 30

4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 31

5. Silabus ... 33

a. Komponen Silabus ... 33

6. RPP ... 34

b. Komponen RPP ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian ... 37

C. Data dan Sumber Data ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 39

G. Penyajian Data ... 40

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 41

A. Deskripsi Data ... 41

B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari ... 42


(17)

xiv

Cibalak ... 59

b. Analisis dan Pembahasan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak ... 80

C. Langkah-Langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri dalam Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari ... 104

D. Silabus ... 106

E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 106

Bab IV PENUTUP ……… ... 108

A. Simpulan……. ... 108

B. Implikasi……. ... 109

C. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ………. ... 112

LAMPIRAN ………. ... 115


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 115 Lampiran 2. RPP ... 121 Lampiran 3. Bagian Kesembilan Novel Di Kaki Bukit Cibalak


(19)

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan potensi siswa. Dalam pembelajaran diperlukan suatu proses yang relevan demi tercapainya pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah. Masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini, salah satunya mengenai penggunaan metode pembelajaran yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siregar, 2011: 80). Pemilihan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Realitanya, saat ini masih ada beberapa guru yang kurang memperhatikan penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang bersifat tradisional seperti ceramah masih menjadi metode pembelajaran yang dominan dalam proses pembelajaran di kelas.

Selain itu, masalah yang masih sering muncul dalam dunia pendidikan saat ini adalah kurangnya minat membaca dan minimnya rasa ingin tahu siswa terhadap suatu informasi. Akibatnya, ketika siswa diberi suatu pertanyaan yang belum pernah ia ketahui sebelumnya, siswa cenderung diam dan tidak mencoba menjawab. Siswa lebih senang menunggu guru memberikan informasi terkait dengan bahan pembelajaran daripada mencari tahunya terlebih dahulu. Padahal,


(21)

saat ini dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif. Paling tidak, siswa telah memiliki pengetahuan mengenai pembelajaran yang akan dibahas di kelas.

Pemilihan metode pembelajaran sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Hal tersebut betujuan menarik minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagai calon guru, diharapkan mampu menemukan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode pembelajaran berbasis inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195). Dengan menggunakan metode inkuiri, diharapkan peserta didik mampu terlibat aktif dalam suatu proses pembelajaran, serta mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dalam suatu proses pembalajaran. Selain itu, dengan menggunakan metode pembelajarn inkuiri, dapat meningkatkan minat membaca peserta didik.

Pembelajaran sastra tidak pernah lepas dari pelajaran Bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Hal ini dibutikan bahwa konten pembelajaran sastra dapat diselipkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Terlebih dalam kurikulum 2013 yang pembelajarannya lebih menekankan pada pembentukan sikap. Pembelajaran sastra dapat menjadi salah satu konten yang dapat diberikan.

Berbicara mengenai sastra, yang timbul dalam benak sebagian orang adalah berbicara pula tentang fiksi. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi tiga genre, yakni novel atau roman, cerita pendek, dan novelette (novel pendek). Novel


(22)

dalam arti luas berarti cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Novel juga menyuguhkan tokoh dan serangkaian peristiwa yang disusun dalam sebuah latar dan alur yang urut dan berkesinambungan.

Dalam dunia pendidikan, novel dapat menjadi sarana untuk memperkaya bacaan siswa. Novel dapat pula digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pengajaran sastra adalah cukup mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing secara perseorangan (Rahmanto, 1988: 66). Pemilihan novel yang akan digunakan sebagai media pembelajaran sastra perlu dipertimbangkan, tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Sebagai contoh, dalam penelitian ini peneliti menggunakan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sebagai media pembelajaran sastra. Dengan menggunakan novel tersebut, kiranya dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sastra.

Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari menceritakan mengenai kecurangan politik yang terjadi di Desa Tanggir. Cerita berawal dari penggambaran perubahan yang terjadi di Desa Tanggir yang dulunya sangat alami, dan khas alam pedesaan, kemudian berubah menjadi suasana yang kacau dan bising. Ditambah pula dengan penyimpangan yang terjadi dalam bidang politik yang dilakukan oleh lurah baru Desa Taggir membuat desa tersebut menjadi tidak berkembang. Dari kejadian itu, sosok Pambudi muncul sebagai


(23)

tokoh yang sangat menentang kecurangan-kecurangan yang terjadi di desa tersebut.

Akan tetapi, Pambudi yang bermaksud ingin menyelamatkan desanya dari kecurangan yang dilakukan oleh lurah yang baru, malah tersingkir ke Yogyakarta. Di sana Pambudi bertemu dengan teman lama yang memintanya meneruskan belajar sambil bekerja di sebuah toko. Di toko itu pula, Pambudi mulai dekat dengan anak pemilik toko yang bernama Mulyani. Tak lama Pambudi bekerja di toko tersebut, ia pun pindah bekerja di sebuah media surat kabar. Melalui surat kabar itu, Pambudi melanjutkan perlawanannya terhadap lurah Desa Tangir yang curang, dan usahanya pun berhasil. Di sisi lain, Pambudi telah kehilangan gadis desa yang dicintainya karena sewaktu Pambudi berada di Yogyakarta, gadis itu telah dinikahi oleh lurah desa tersebut. Namun Pambudi telah mendapat gantinya, yaitu anak pemilik toko tempatnya bekerja dulu. Pambudi dan Mulyani akhirnya saling menyatakan perasaannya meski harus mengalami pergulatan batin.

Peneliti memilih novel ini karena novel ini dirasa baik jika digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Hal tersebut dilihat dari pendapat masyarakat yang telah membaca novel ini. Novel ini menceritakan mengenai masalah sosial dan politik yang masih sering terjadi hingga saat ini. Walaupun sebenarnya novel ini adalah novel lama, akan tetapi cerita yang diangkat masih sering terjadi dan dekat dengan masyarakat sekarang ini. Selain itu, banyak nilai-nilai yang dapat dipetik dari novel ini, seperti nilai-nilai sosial, nilai-nilai politik, nilai-nilai moral, dan nilai pendidikan.


(24)

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, peneliti memilih novel Di Kaki Bukit Cibalak sebagai media dalam proses pembelajaran sastra. Selain banyak nilai-nilai yang dapat diperoleh, novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Novel ini juga dapat dikatakan sebagai bacaan ringan karena jumlah halaman yang terdapat dalam novel tidak terlalu banyak, sekitar 176 halaman. Bahasa yang digunakan dalam novel ini jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pembaca mengikuti jalan cerita dalam novel ini. Walaupun novel ini adalah novel lama, novel ini telah dicetak kembali pada tahun 2014 dengan tampilan yang lebih menarik. Cerita dan pesan moral yang terdapat dalam novel ini pun dekat dengan kehidupan sehari-hari, maka baik digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran sastra di sekolah.

Alasan lain peneliti menggunakan novel ini sebagai media pembelajaran karena pengarangnya. Ahmad Tohari merupakan salah satu penulis yang dikenal oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai karyanya yang cukup terkenal, baik berupa novel ataupun cerita pendek. Ahmad Tohari merupakan penulis yang pada umumnya setiap karyanya menyoroti mengenai masalah sosial. Selain itu, Ia juga merupakan salah satu penulis yang dapat membayangkan pemandangan khas suatu pedesa dalam setiap tulisannya. Karya-karyanya yang terkenal antara lain, Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982), Litang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala (novel, 1986), Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986), Senyum Karyamin (kumpulan cerita pendek, 1989), Bekisar Merah (novel, 1993), Lingkar Tanah Lingkar Air (novel, 1995), Nyanyian Malam (kumpulan cerita pendek, 2000), Belantik (novel,


(25)

2001), Orang-orang Proyek (novel, 2002), Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerita pendek, 2004), Mata Yang Enak Dipandang (kumpulan cerita pendek, 2013).

Peneliti memilih judul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II” karena peneliti menyadari bahwa sebagai calon guru, peneliti diharapkan mampu menggunakan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta mampu mengajak peserta didiknya untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran, diharapkan dapat memacu siswa untuk lebih aktif dalam menggali informasi serta pengetahuan. Selain itu, dengan metode inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran sastra, diharapkan dapat menciptakan minat peserta didik dalam hal membaca. Alasan lain peneliti memilih judul penelitian tersebut karena peneliti menyadari bahwa sebagai calon guru, peneliti diharapkan mampu memanfaatkan berbagai media dalam preses pembelajaran di sekolah, termasuk novel yang digunakan peneliti dalam penelitian kali ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implimentasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II?


(26)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pembelajaran sastra. Selain itu, memberikan wawasan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menarik dengan menggunakan metode inkuiri dalam rangka meningkatkan prestasi siswa.

2. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak berikut.

a. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa. Selain itu, untuk merangsang siswa supaya aktif dalam setiap pembelajaran terutama dalam pembelajaran sastra.

b. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan motivasi bagi guru sebagai fasilitator yang baik untuk menciptakan suasana


(27)

belajar yang menyenangkan. Selain itu, dapat menambah alternatif bahan pembelajaran secara khusus dalam pembelajaran sastra.

c. Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti lain, khususnya pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri atau dengan metode lainnya.

E. Definisi Istilah

Berikut adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Metode inkuiri

Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195).

2. Novel

Novel dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro, 2007: 10).

3. Tema

Tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang


(28)

menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko dan Rahmanto, 1986: 142).

4. Amanat

Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton (Wiyatmi, 2006: 49).

5. Pengajaran Sastra

Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1). 6. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014: 61).

7. RPP

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014: 61).

F. Sistematika Penyajian

Hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.


(29)

Bab II merupakan landasan teori. Dalam bagian ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sistematika pada bagian ini terdiri penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori.

Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bagian ini dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, penyajian data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang deskripsi data dan analisis data. Segala hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan secara terperinci pada bagian ini.

Bab V merupkan penutup dari penelitian ini. Bagian ini berisikan simpulan dari seluruh isi penelitian ini dan saran.


(30)

(31)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti memperoleh tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Judul-judul penelitian tersebut adalah (1)

“Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA pada

Siswa Kelas V SDN 5 Mayonglor Kabupaten Jepara” yang diteliti oleh Bahrudin Ardi, A. Ma, (2) “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh Novel Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Delsiana Yos Sudarso Ngaga, dan (3) “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang Karya Nh. Dini untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Maria Srilestari Handayani Lalong.

Penelitian pertama merupakan penelitian Ardi (2013) yang ingin melihat bahwa dengan menggunakan metode inkuiri terdapat peningkatan dalam keterampilan guru, aktifitas siswa, dan hasil belajar siswa pada kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri. Jenis penelitian yang dilakukan oleh Ardi merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi.


(32)

Relevansi penelitian Ardi (2013) dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas. Adapun perbedaan penelitian Ardi dengan penelitian peneliti adalah subjek penelitian yang dilakukan Ardi adalah siswa kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang diimplementasikan dalam pemebelajaran sastra di SMA kelas XII semester II. Pembelajaran yang diajarkan juga berbeda. Ardi menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA, sedangkan peneliti menggunakannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam bidang sastra. Selain itu, terdapat perbedaan jenis penelitian. Penelitian Ardi berjenis penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian peneliti berjenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan Ardi dengan cara tes dan wawancara, sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik baca dan catat.

Penelitian kedua merupakan penelitian Ngaga (2015) yang membahas tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ngaga menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI Semester I. Dalam penelitiannya, Ngaga membahas tentang novel, alur, tokoh dan penokohan dalam sebuah novel, konsep pembelajaran konteksual yang di dalamnya terdapat metode inkuiri, pembelajaran sastra di SMA, silabus, dan RPP. Jenis penelitian yang dilakukan oleh Ngaga berjenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode deskriptif, dan teknik baca dan


(33)

catat. Ngaga menggunakan novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar sebagai subjek penelitiannya.

Relevansi penelitian Ngaga (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA. Persamaan lain adalah kesaman jenis penelitian, metode dan teknik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah baca dan catat. Adapun perbedaan, yaitu terletak pada topik yang dicari dalam pembelajaran sastra. Ngaga menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari alur, tokoh dan penokohan dalam novel, sedangkan penelitian peneliti menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel. Subjek penlitian Ngaga adalah novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Jenjang kelas yang digunakan juga berbeda. Ngaga menggunakan jenjang SMA kelas XI semester I, yang sesuai dengan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan jenjang SMA kelas XII semester II, yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

Penelitian ketiga merupakan penelitian Lalong (2015) yang membahas tentang implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran tema dan amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini untuk siswa SMA kelas XI semester I. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi pendekatan kontekstual terhadap pembelajaran tema dan amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini dalam pembelajaran


(34)

sastra di kelas XI semester I dapat dilakukan. Dalam penelitian ini, Lalong membahas tentang pendekatan kontekstual, novel, tema dan amanat, pembelajaran sastra di SMA, silabus dan RPP. Jenis penelitian Lalong berjenis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif, dan teknik baca dan catat. Lalong memilih novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini sebagai subjek penelitiannya.

Relevansi penelitian Lalong (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan suatu metode pembelajaran dalam pembelajaran tema dan amanat suatu novel. Persamaan lain adalah kesaman jenis penelitian, metode dan teknik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah baca dan catat. Adapun perbedaan, yaitu terletak pada metode pembelajaran yang digunakan. Lalong menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan peneliti menggunakan metode inkuiri. Perbedaan selanjutnya terletak pada subjek penlitian. Subjek penelitian lalong adalah novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Jenjang kelas yang digunakan juga berbeda. Lalong menggunakan jenjang SMA kelas XI semester I, yang sesuai dengan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan jenjang SMA kelas XII semester II, yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah sama-sama memilih metode inkuri sebagai metode pembelajaran. Antara Lalong (2015) dengan


(35)

peneliti sama-sama memilih pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel. Persamaan lain adalah sama-sama menggunakan novel sebagai subjek penelitiannya. Jenis penelitian, metode, dan teknik yang digunakan juga sama.

Perbedaan yang peneliti temukan antara penelitian Ardi (2015) dengan penelitian peneliti terdapat dalam masalah yang dibahas, jenis penelitian, metode serta tekniknya. Subjek penelitian Ardi dengan peneliti juga berbeda. Pembelajaran yang digunakan juga berbeda. Perbedaan penelitian Lalong (2015) dengan penelitian peneliti terletak pada jenis metode pembelajarannya. Perbedaan penelitian Ngaga (2015) dengan penelitian peneliti terletak pada pembelajarannya. Walaupun sama-sama menggunakan novel sebagai subjek penelitiannya, antara penelitian Lalong, Ngaga, dan peneliti memilih judul yang berbeda. Jenjang pendidikan dan kurikulum yang dipilih juga berbeda. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan peneliti, berbeda dengan penelitian sebelumnya.

B. Kajian Teori 1. Metode Inkuiri

a. Konsep Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sund (dalam al-Tabany, 2014: 78), discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry yang berarti „pertanyaan‟, atau „pemeriksaan‟, „penyelidikan‟. Gulo (dalam al-Tabany, 2014: 78) menyatakan metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang


(36)

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pendapat tersebut hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2010: 371) bahwa pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Menurut Sanjaya (2012: 195), metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti „saya menemukan‟.

Sanjaya (2012: 195) juga mengatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Dalam metode pembelajaran inkuiri siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas ditekankan kepada siswa secara maksimal untuk mencari dan


(37)

menemukan jawaban dari permasalahan dalam proses pembelajaran. Guru bertugas untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2012: 197), yang meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang disampaikan.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.


(38)

3. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inkuiri terletak pada kemampuan siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Dalam pembelajaran berbasis inkuiri ini, yang menjadi perhatian utama, yaitu proses pemetaan masalah dan kedalaman pemahaman atas masalah yang menghasilkan penyajian solusi atau jawaban yang valid dan meyakinkan. Siswa bukan hanya mampu untuk menjawab pertanyaan „apa‟, tetapi juga mengerti jawaban dari pertanyaan „mengapa‟ dan „bagaimana‟ (Anam, 2015: 8-9). Pembelajaran berbasis inkuiri sendiri bertujuan mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan penemuan-penemuan, baik yang berupa penyempurnaan dari yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya (Anam, 2015: 9). Di sisi lain, Trianto (2007: 135) berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif.


(39)

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri

Menurut Hosnan (2014: 342), ada lima prinsip yang harus diperhatikan ketika menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam sebuah proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

2. Prinsip interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan pendidik bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3. Prinsip bertanya

Peran pendidik yang harus dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah pendidik sebagai penanya, sebab kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan pendidik untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

4. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat jumlah fakta, melainkan belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.


(40)

5. Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas pendidik adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Sanjaya (2012: 199), berpendapat bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi dalam pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Melalui proses ini siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Teka teki


(41)

yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak (berhipotesis) suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.


(42)

f. Kelebihan dan Kekurang Metode Inkuiri

Suatu metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam suatu proses pembelajaran. Begitu pula dengan metode inkuiri ini. Berikut merupakan beberapa keunggulan yang dimiliki metode pembelajaran inkuiri menurut Shoimin (2014:86).

1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inkuiri ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.


(43)

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

2. Novel

a. Pengertian Novel

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita pendek kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, yang kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa‟ (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007: 9). Dalam istilah Indonesia novella memiliki arti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 2007: 9).

Novel mempunyai kesempatan lebih banyak dalam mengetengahkan ide, lengkap dengan uraian dan jabaran, menjadikan jenis karya sastra ini tak ubahnya menyajikan kehidupan yang utuh. Tarigan (2012: 16) menyatakan, novel adalah suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan, representatif dalam suatu alur. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur-unsur yang lengkap. Novel ditulis dalam bentuk naratif yang mengandung suatu konflik dalam kisah kehidupan tokoh-tokoh ceritanya. Di dalamnya disuguhkan serangkaian peristiwa yang disusun dalam sebuah latar dan alur yang urut serta berkesinambungan.


(44)

Novel juga dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro, 2007). Novel kerap disebut sebagai suatu karya yang menceritakan bagian kehidupan seseorang, seperti masa menjelang perkawinan; masa percintaan; atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya. Hal ini membuat novel dapat dijadikan inspirasi oleh pembacanya. Selain dapat memberikan inspirasi kepada pembaca, novel juga dapat memberikan kesenangan bagi pembacanya melalui penggambaran kehidupan para tokohnya.

b. Unsur-Unsur Novel

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang sifatnya artistik. Sebagai karya fiksi, novel dibangun oleh unsur-unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Nurgiyantoro (2007: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya sastra fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Nurgiyantoro (2007: 23) mengemukakan unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur tersebut menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita.


(45)

Unsur-unsur yang dimaksud, misalnya peristiwa, cerita, alur (plot), penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang memengaruhi bangunan-bangunan cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya (Nurgiyantoro, 2007: 23). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai unsur intrinsik dalam novel, khususnya tema dan amanat karena dalam praktinya terkadang siswa masih kebingungan dalam menentukan tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh sebab itu, peneliti memilih tema dan amanat sebagai bagian yang hendak diteliti. Di bawah ini akan diuraikan pengertian tema dan amanat.

1) Tema

Tema berasal dari kata tithnai (bahasa Yunani) yang berarti menempatkan, meletakan. Jadi, menurut arti katanya „tema' dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang ditempatkan (Keraf dalam Wahyuningtyas, 2011: 2). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan tema adalah pokok pikiran; dasar percakapan (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya).

Hartoko dan Rahmanto (1986: 142), mengemukakan tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik,


(46)

dan situasi tertentu. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu.

Tema merupakan makna cerita, tema pada dasarnya merupakan sejenis komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit (Wiyatmi, 2006: 42). Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur lainnya. Selain itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau meresponsi pengarang terhadap pengalaman totalnya dengan jagat raya (Sayuti, 2000: 192).

a) Jenis Tema

Tema dalam karya sastra menurut Waluyo (2011: 8) dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu: (1) tema yang bersifat fisik; (2) tema organik; (3) tema sosial; (4) tema egoik (reaksi pribadi); dan (5) tema devine (Ketuhanan). Tema yang bersfiat fisik menyangkut inti cerita yang bersangkut paut dengan kebutuhan fisik manusia, misalnya tentang cinta, perjuangan mencari nafkah, hubungan perdagangan, dan sebagainya. Tema yang bersifat organik atau moral, menyangkut soal hubungan antara manusia, misalnya penipuan, masalah keluarga, problem politik, ekonomi, adat, tatacara, dan sebagainya. Tema yang bersifat sosial berkaitan dengan problem kemasyarakatan. Tema egoik atau reaksi individual, berkaitan dengan protes pribadi kepada ketidakadilan, kekuasaan yang berlebihan, dan pertentanga individu. Tema devine (Ketuhanan) menyangkut renungan yang bersifat religius hubungan manusia dengan Sang Khalik.

Selain lima jenis tema yang dikemukakan oleh Waluyo, terdapat pula dua jenis tema yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2007: 82), yaitu (1) tema utama


(47)

(tema mayor), (2) tema tambahan (tema minor). Makna cerita dalam sebuah karya fiksi-novel, mungkin saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya lebih dari satu interpretasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya menemukukan tema utama cerita. Tema utama (tema mayor) adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Menentukan tema utama sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai, di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang bersangkutan. Makna yang hanya terdapat dalam bagian-bagian tertentu cerita dapat diidentifikasi sebagai makna tambahan. Makna-makna tambahan inilah yang dapat disebut sebagai tema-tema tambahan atau tema minor. Banyak sedikitnya tema minor, tergantung pada banyak sedikitnya makna tambahan yang dapat ditafsirkan dari sebuah cerita novel (Nurgiyantoro, 2007: 82-83).

b) Penafsiran Tema

Menentukan sebuah tema dalam sebuah novel bukanlah hal yang mudah. Walaupun penulisan novel telah didasarkan pada tema atau ide tertentu, namun tema tidak dapat ditemukan secara eksplisit. Tema hadir dalam dan bersamaan dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Waluyo (2011: 9) mengemukakan adanya lima cara penafsiran tema antara lain sebagai berikut: (1) jangan sampai bertentangan dengan setiap rincian cerita; (2) harus dapat dibuktikan secara langsung dalam teks; (3) penafsiran tema tidak hanya berdasarkan perkiraan; dan (4) tema cerita berkaitan dengan rincian cerita yang ditonjolkan.


(48)

Hal tersebut sama dengan pendapat yang dikemukan oleh Stanton. Dalam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan rinci Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007) mengemukakan ada sejumlah kriteria yang dapat diikuti seperti berikut.

Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting. Hal tersebut disebabkan pada detil cerita yang menonjol itulah yang dapat diidentifikasi sebagai masalah atau konflik utama yang pada umumnya merupakan sesuatu yang ingin disampaikan.

Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra, merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan sebagai sesuatu yang ingin disampaikan.

Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema tidak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang kurang dapat dipercaya. Penentuan tema dari kerja yang demikian kurang dapat dipertanggungjawabkan karena kurangnya bukti empiris.

Keempat, penafsiran tema sebuah novel harus mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita. Penunjukkan tema sebuah cerita haruslah dapat dibuktikan dengan data atau detil


(49)

cerita yang terdapat dalam cerita itu, baik yang berupa bukti-bukti langsung, maupun tak langsung (Nurgiyantoro, 2007: 87-88).

2) Amanat

Dalam sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Hal itulah yang disebut dengan amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita diberi jalan keluarnya oleh pengarang, jalan keluar itu disebut dengan amanat (Sudjiman, 1991: 57).

Amanat disebut sebagai pesan yang mendasari cerita yang ingin disampaikan pengarang kepada para pembaca. Menurut Wiyatmi (2006:49), amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton. Amanat dapat pula disebut dengan moral, atau lebih tepatnya pesan moral. Amanat atau moral merupakan sesuatau yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita (Nurgiyantoro, 2007: 321).

Amanat dapat diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung oleh pengarang. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menemukan amanat dalam sebuah karya sastra, yaitu secara eksplisit dan implisit. Amanat dapat diungkapkan secara eksplisit jika pada tengah atau akhir cerita, pengarang menyampaikan seruan, saruan, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu. Amanat dapat


(50)

diungkapkan secara implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir (Sudjiman, 1991: 57). Oleh karena itu, untuk menemukan suatu amanat dalam sebuah karya sastra, kita tidak cukup hanya membaca beberapa paragraf dari cerita novel tersebut. Namun untuk mendapatkan amanat atau pesan moral dari sebuah novel, kita harus membaca cerita tersebut hingga selesai.

3. Pengajaran Sastra di SMA

Pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1). Rahmanto (1988: 16), mengemukakan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, (4) menunjang pembentukan watak.

Pengajaran sastra memiliki fungsi, yakni pengjaran sastra dapat dikatakan sebagai wahana untuk belajar menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra yang dipelajari, dalam suasana yang kondusif di bawah bimbingan guru atau dosen. Selain itu, dalam pengajaran sastra dimungkinkan tumbuhnya sikap apresiasi terhadap hal-hal yang indah, yang lembut, yang manusiawi, untuk diinternalisasikan menjadi bagian dari karakter anak didik yang akan dibentuk (Ismawati, 2013: 3).


(51)

Adapun tujuan dari pengajaran sastra secara garis besar tujuan tersebut dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendeknya adalah agar siswa mengenal cipta sastra dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengannya. Siswa juga dapat memberikan tanggapan, menanyakan, tentang cipta sastra yang dibacanya, siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas pengajaran sastra. Tujuan pengajaran sastra jangka panjang adalah terbentuknya sikap positif terhadap sastra dengan ciri siswa mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra dan dapat membuat indah dalam setiap fase kehidupannya (Ismawati, 2013: 30).

4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti (KI) merupakan penjabaran atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan atau jenjang pendidikan tertentu, yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif), kognitif, dan psikomotor), yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran (Majid, 2014: 61). KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar (KD) dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif (Majid, 2014:61).


(52)

Kompetensi Dasar (KD) adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari KI. KD adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran di kelas tertentu. KD setiap mata pelajaran di kelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut dari KI, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Priyatni, 2014: 19). Berikut ini akan dipaparkan KI dan KD yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester II.

Tabel 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMA Kelas XII

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa. 2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam menggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan cerita fiksi dalam novel.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

3.3 Menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.


(53)

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.3 Menyunting teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

5. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Majid, 2014: 207).

a. Komponen Silabus

Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat hal-hal berikut :

a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan).


(54)

c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).

f. Materi pokok, muatan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menemukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

i. Aloksi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar yang relevan.

6. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Permendikbud No. 22 Tahun 2016). RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).


(55)

Dengan kata lain, RPP dapat dikatakan sebagai sebuah rancangan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar tatap muka. RPP dikembangkan untuk satu kegiatan tatap muka atau lebih.

b. Komponen RPP

Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, RPP memuat banyak komponen yang dipaparkan berikut.

a. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan. b. Identitas mata pelajaran dan tema/subtema. c. Kelas/semester.

d. Materi pokok.

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam sialbus dan KD yang harus dicapai.

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang rekevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh peserta didik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD


(56)

yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber lain yang relevan.

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan, pendahuluan, inti, dan penutup.


(57)

(58)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendekripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2014: 6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. Jadi penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian (Moleong, 2014: 6).

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif. Dikatakan metode deskriptif karena penelitian ini nantinya menghasilkan data tertulis berupa pendeskripsian tema dan amanat yang terkandung dalam novel yang diamati. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah


(59)

yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasakan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari, 2005: 73).

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1994 oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Namun pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan buku cetakan keempat yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh penerbit yang sama. Novel ini memiliki 176 halaman, dengan tebal 20 cm.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nasir, 2011). Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik membaca dan mencatat. Peneliti membaca keseluruhan isi novel. Kemudian peneliti mencatat bagian-bagian yang berkaitan dengan tema dan amanat dalam novel. Teknik ini dilakukan karena data dalam penelitian ini berupa teks tertulis. Peneliti harus cermat dan teliti dalam membaca setiap bagian novel untuk


(60)

menemukan tema dan amanat dalam novel dengan menerapkan setiap tahapan dalam metode pembelajaran inkuiri.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah mahasiswa peneliti sendiri (human instrumen). Artinya, peneliti dengan pembelajaran novel yang dipilih berusaha untuk mendeskripsikannya dan dikaitkan dengan metode pembelajaran inkuiri yang ada dalam novel tersebut. Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti melakukannya dengan membaca dan memberikan tanda pada kalimat-kalimat yang dimaksudkan. Data-data yang telah diperoleh kemudian diberi tanda, sehingga memudahkan data untuk diolah.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Siddel (dalam Moleong, 2014: 248) analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut: (1) mencatat hasil data lapangan, dengan memberiberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensitesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir untuk membuat kategori data itu mempunyai makna, dengan cata mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum.

Berdasarkan teori di atas peneliti akan menganalisis data tersebut dengan langkah-langkah analisis data sebagai berikut.


(61)

1. Menentukan novel yang dijadikan objek penelitian yaitu novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

2. Melakukan studi pustaka dengan cara mencari dan mengumpulkan teori dari berbagai sumber seperti buku, serta sumber referensi lain yang relevan. 3. Mengidentifikasi tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

Tohari.

4. Mendeskripsikan tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

5. Mendeskripsikan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.

6. Menarik kesimpulan.

7. Menyajikannya dalam bentuk laporan dari hasil analisis data tentang tema dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

G. Penyajian Data

Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa paragraf. Paragraf tersebut berisi tahap-tahap dalam pembelajaran inkuiri. Tahap-tahap tersebut nantinya akan digunakan sebagai langkah untuk menganlisis tema dan amanat dalam novel. Selain itu terdapat pula kutipan-kutipan kalimat dalam novel yang berisi tema dan amanat. Tema dan amanat tersebut dicari secara terpisah. Jadi peneliti akan menganalisis tema terlebih dahulu. Setelah tema dalam novel tersebut selesai dianalisis, baru peneliti akan menganalisis amanat dalam novel.


(62)

(63)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan dikemukakan data yang ditemukan dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari secara keseluruhan. Data yang dianalisis berupa kalimat dan paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak untuk diimplementasikan dengan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra sehingga ditemukan tema dan amanatnya. Dalam praktiknya, terkadang siswa masih kebingungan dalam menentukan tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh sebab itu, dengan data yang ditemukan diharapkan dapat membantu siswa dalam mencari tema dan amanat sebuah cerita.

Novel merupakan sarana untuk memperkaya bacaan siswa. Dalam pembelajaran sastra, novel dapat dijadikan sebagai media dalam pembelajaran. Salah satu kelebihan novel sebagai media pembelajaran adalah cukup mudahnya karya sastra tersebut dinikmati siswa. Pemilihan novel yang akan digunakan sebagai media pembelajaran perlu dipertimbangkan, tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

Selain pemilihan media, pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Peneliti memilih menggunakan metode inkuiri karena metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam suatu proses pembelajaran. Dalam proses penerapan strategi pembelajaran ini, siswa diminta untuk mampu


(64)

menjawab permasalahan yang timbul. Selain itu dengan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan minat membaca siswa khususnya dalam materi pembelajaran sastra yang terdapat di kelas XII semester II. Dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri diharapkan pula dapat memberikan inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran, mengingat terkadang beberapa guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas. Hal tersebut membuat siswa cenderung jenuh dan tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi.

Berbeda dengan metode ceramah yang lebih didominasi oleh guru, dalam metode inkuiri ini siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran. Dalam metode inkuiri sendiri terdapat beberapa langkah yang dilalui, yaitu (a) orientasi, (b) merumuskan masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) mengumpulkan data, (e) menguji hipotesis, (f) merumuskan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut menuntut keterlibatan siswa secara aktif, dengan demikian siswa tidak akan merasa mudah jenuh.

B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari

Menurut Sanjaya (2012: 199), secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti enam langkah, yaitu (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan. Keenam langkah tersebut, nantinya akan membantu siswa untuk memahami secara lebih


(65)

rinci tema dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Berikut pembahasan mengenai langkah-langkah dalam metode inkuri yang digunakan untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

1. Orientasi

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif (Sanjaya, 2012: 199). Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah ini digunakan guru untuk merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan sebuah masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru terkait dengan pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak adalah sebagai berikut.

1. Guru memberi gambaran awal mengenai novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang akan digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Siswa membaca novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terlebih dahulu dan memahami isi cerita tersebut. Setelah itu siswa menuliskan ringkasan cerita novel Di Kaki Bukit Cibalak agar lebih mudah memahami isi ceritanya.

Novel Di Kaki Bukit Cibalak terdiri atas tiga belas bagian. Oleh karena itu, untuk mempermudah memahami isi novel tersebut, berikut ini akan ditampilkan ringkasan novel berdasarkan bagian yang terdapat dalam novel.


(66)

a. Bagian Pertama

Di sekitar kaki Bukit Cibalak terdapat sebuah desa yang benama Desa Tanggir. Penduduk Desa Tanggir adalah keturunan dari dua kelompok orang yang berlainan, yaitu kaum kawula dan keturunan kerabat ningrat. Pagi itu mereka semua telah berkumpul di halaman Balai Desa untuk mengadakan pemilihan Lurah Desa Tanggir yang baru. Dari kelima orang calon lurah, kebanyakan orang mengatakan hanya dua orang yang memiliki peluang. Satu di antaranya adalah Pak Badi. Di Desa Tanggir, Pak Badi memiliki nama yang baik. Masyarakat belum pernah mendengar Pak Badi terlibat dalam perbuatan curang, apalagi perjuadian dan pelacuran. Sifat dermawannya juga manat menonjol. Calon yang mengimbangi Pak Badi adalah Pak Dirga. Pak Dirga lebih populer daripada keempat calon lainnya. Sikapnya luwes, pandai bermain bola, pandai berjudi, dan gemar berganti istri. Hasil dari pemilihan pun telah didaptakan. Ternyata keluhuran budi, kearifan, serta kejujuran Pak Badi tidak memberikan nasib baik. Ia kalah, karena Pak Dirga yang terpilih menjadi lurah Desa Tanggir.

b. Bagian Kedua

Sebulan setelah pengakatannya sebagai lurah, Pak Dirga bersama dengan Poyo mulai dengan berbagai kecurangan. Hal tersebut membuat Pambudi, seorang pemuda yang bekerja mengurus lumbung koperasi Desa Tanggir ingin meninggalkan koperasi. Ketika itu datanglah seorang wanita yang bernama Mbok Ralem ke koperasi dan bertemu dengan Pambudi. Mbok Ralem hendak menemui


(1)

157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

159 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

161

BIODATA PENULIS

Sesilia Indah Listyorini lahir di Jakarta, 21 Desember 1993. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SD Strada Bhakti Utama, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, melanjutkan studi di SMP Strada Bhakti Utama, Jakarta Selatan dan selesai pada tahun 2009. Selanjutnya menempuh jenjang pendidikan di SMA Regina Pacis Surakarta dan lulus pada tahun 2012. Setelah lulus dari SMA, di tahun yang sama, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Masa pendidikan di perguruan tinggi dinyatakan selesai pada tahun 2016 dengan menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”.


(6)