Pembuatan larutan baku parasetamol Pembuatan larutan baku salisilamida Pembuatan larutan baku kafein Pembuatan fase gerak Optimasi metode KCKT

8. membrane filter holder merk Whatman dengan kapasitas 300 ml 9. penyaring Millipore 10. micropipette merk Socorex ukuran 200-1000 μl 11. neraca analitik merk Scaltec SBC 22 max 60210 g; d = 0,010,1 mg; e = 1 mg 12. seperangkat alat gelas yang lazim digunakan untuk analisis.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan larutan baku parasetamol

a. Pembuatan larutan stok parasetamol. Lebih kurang 40,0 mg parasetamol ditimbang seksama dan dilarutkan dengan metanol hingga 100,0 ml. b. Pembuatan seri konsentrasi larutan baku parasetamol. Larutan stok parasetamol dari langkah di atas dipipet 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 ml dan diencerkan dengan metanol hingga 10,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 4; 6; 8; 10; 12 mg. Larutan tersebut disaring dengan Millipore dan degassing selama 15 menit.

2. Pembuatan larutan baku salisilamida

a. Pembuatan larutan stok salisilamida. Lebih kurang 40,0 mg salisilamida ditimbang seksama dan dilarutkan dengan metanol hingga 100,0 ml. b. Pembuatan seri konsentrasi larutan baku salisilamida. Larutan stok salisilamida dari langkah di atas dipipet 1,0; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0 ml dan diencerkan dengan metanol hingga 10,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 4; 8; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10; 12; 16 mg. Larutan tersebut disaring dengan Millipore dan degassing selama 15 menit.

3. Pembuatan larutan baku kafein

a. Pembuatan larutan stok kafein. Lebih kurang 10,0 mg kafein ditimbang seksama dan dilarutkan dengan metanol hingga 100,0 ml. b. Pembuatan seri konsentrasi larutan baku kafein. Larutan stok kafein dari langkah di atas dipipet 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 ml dan diencerkan dengan metanol hingga 10,0 ml sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 1; 1,5; 2; 2,5; 3 mg. Larutan tersebut disaring dengan Millipore dan degassing selama 15 menit.

4. Pembuatan fase gerak

Fase gerak dibuat dengan mencampur 70 bagian metanol, 29 bagian aquabidest, dan 1 bagian amonia. Larutan ini kemudian disaring dan degassing selama 15 menit.

5. Optimasi metode KCKT

a. Penentuan λ Overlapping dengan spektrofotometri UV. Dari larutan stok parasetamol, salisilamida, dan kafein dibuat larutan dengan konsetrasi 0,8 dan 1 mg. Larutan dibaca serapannya pada rentang panjang gelombang 200-300 nm sehingga dapat dilihat spektrum serapan dan serapan maksimum dari parasetamol, salisilamida, dan kafein. Masing-masing spektrum yang didapat digunakan untuk menentukan λ overlapping . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Pembuatan kurva baku parasetamol, salisilamida, dan kafein. Masing- masing seri konsentrasi larutan baku parasetamol, salisilamida, dan kafein disuntikkan dalam injector port menggunakan KCKT syringe dengan fase diam kolom revered phase C 18 , fase gerak metanol : aquabidest : amonia 70:29:1, dan flow rate 1,5 mlmenit. Kromatogram yang telah dihasilkan kemudian diamati. Dengan metode regresi linier, memplotkan kadar mg terhadap harga AUC dari masing-masing seri larutan kadar sehingga didapat persamaan y = bx + a y = harga AUC, x = konsentrasi, b = slope, a = intersept.

6. Pembuatan larutan sampel