Reaksi Terhadap Stres Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Stres

b. Sumber Internal Meliputi penyakit, konflik internal, rasa tidak puas, rasa bersalah keinginan atau ketidakinginan akan situasi, harapan yang tidak realistis serta kebutuhan yang meningkat.

3. Reaksi Terhadap Stres

Crider dkk 1983 mengemukakan reaksi umum yang dialami oleh individu yaitu berupa : a. Gangguan emosional Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti khawatir, tertekan, perasaan bersalah, mudah marah, sedih, gelisah. Secara umum merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan atau emosi negatif. b. Gangguan kognitif Gangguan kognitif gejalanya tampak pada gangguan fungsi berpikir, mental image yang negatif, konsentrasi yang menurun dan ingatan terganggu. Dalam kondisi normal, individu dapat berpikir rasional, logis dan fleksibel, namun dalam keadaan stres, fungsi berpikir akan terganggu, daya ingatnya menurun, pikiran kacau, karena dipengaruhi oleh kekhawatiran berkaitan dengan konsekuensi yang terjadi maupun evaluasi diri yang negatif. Mental image yang negatif merupakan citra diri dalam bentuk kegagalan yang sering mendominasi kesadaran individu yang mengalami stres, seperti mimpi buruk, mimpi yang menimbulkan imajinasi visual menakutkan dan emosi negatif, selain itu individu yang berada dalam keadaan stres juga sering melamun. Konsentrasi diartikan sebagai kemampuan untuk memusatkan pada suatu stimulus yang spesifik dan tidak mempedulikan stimulus lain yang tidak berhubungan. Ingatan pada individu yang mengalami stres akan terganggu dalam bentuk sering lupa dan bingung. Hal ini disebabkan karena terhambatnya kemampuan memilah dan menggabungakan ingatan-ingatan jangka pendek. c. Gangguan fisik Gangguan terbagi menjadi dua kelompok yaitu : 1 Gejala otot skeletal meliputi : sakit kepala, mulut terasa kering, tegang dan gugup, tubuh terasa lemas, dada terasa nyeri serta perasaan terguncang. 2 Gejala visceral atau organ internal, meliputi : jantung berdebar- debar, buang air kecil berlebihan, tangan dan kaki dingin, kehilangan gairah seksual, nafas terasa sesak, perut terasa mual dan tangan gemetar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Stres

Santrock 2003 mengungkapkan bahwa stres dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang menyebabkan stres adalah berbagai situasi, tuntutan atau masalah dari lingkungan keluarga, akademik, dan teman sebaya. 1 Sumber stres dari keluarga, meliputi terganggunya interaksi antara anak dan orangtua, harapan orangtua yang berlebihan. 2 Sumber stres akademik, meliputi terlalu banyaknya tugas, ujian, dan kesulitan dalam belajar. 3 Sumber stres dari teman sebaya, misalnya buruknya lingkungan pergaulan, penolakan dari teman sebaya, dan konflik dengan teman. b. Faktor Kepribadian Kepribadian pola tingkah laku tipe A cenderung memiliki kemauan keras, rasa kompetitif yang berlebihan dan tidak sabar, sedangkan kepribadian pola tingkah laku tipe B cenderung kurang bersifat kompetitif, lebih menghargai proses daripada hasil, dan tetap ingin mencapai sesuatu tetapi tidak terlalu bersikeras. Oleh karena itu remaja yang termasuk dalam kepribadian pola tingkah laku tipe A lebih rentan terhadap stres. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Faktor Kognitif Suatu kejadian dianggap menimbulkan stres, tergantung pada kemampuan dalam menilai dan menginterpretasikan kejadian secara kognitif. Penilaian tersebut mencakup tiga hal, yaitu bahaya, ancaman dan tantangan. Bahaya mengacu pada kerusakan yang sudah terjadi. Ancaman merupakan harapan atas bahaya yang akan datang. Tantangan merupakan kesempatan untuk mencapai penguasaan atau keuntungan secara maksimal dari suatu kejadian. Stres cenderung menjadi lebih berat apabila bahaya dan ancaman tinggi sedangkan tantangan dan sumber daya rendah. d. Faktor Sosial Budaya Faktor sosial budaya yang menimbulkan stres adalah perubahan budaya dan status sosial ekonomi. Warga etnis minoritas dapat mengalami ketegangan apabila bertemu dengan etnis mayoritas. Remaja yang hidup dalam kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi cenderung mengalami stres yang berat. e. Strategi Penanganan Stres Berbagai strategi menghadapi stres diantaranya strategi penanganan stres yang berfokus pada masalah, strategi yang berfokus pada emosi, strategi mendekat atau menjauh, mengembangkan pemikiran yang positif serta mencari sumber dukungan. Kemampuan mengembangkan strategi yang efektif akan membantu remaja mengatasi stres.

5. Stres pada Mahasiswa kost

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN FREKUENSI MEROKOK PADA MAHASISWA

0 10 2

HUBUNGAN INSOMNIA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWI TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI S1 Hubungan Insomnia Dengan Tingkat StresPada Mahasiswi Tingkat Akhir Program Studi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN INSOMNIA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWI TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI S1 Hubungan Insomnia Dengan Tingkat StresPada Mahasiswi Tingkat Akhir Program Studi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA MAHASISWI UNIVERSITAS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN KOS.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI ASRAMA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2012.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI ASRAMA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2011.

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA REMAJA

0 0 5

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Keperawatan Semester VIII UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 65

HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP PERUBAHAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWI POLTEKKES PPROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

0 0 13

HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWI KOST Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 123