Pembahasan untuk Variasi Nilai h
60
Gambar 5.16. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Nilai h, Bahan Aluminium murni Jenis Konveksi Bebas di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.17.a. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Nilai h, Bahan Aluminium murni Jenis Konveksi Paksa di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.17.b. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Nilai h, Bahan Aluminium murni Jenis Konveksi Paksa di Medium Air, T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C untuk Nilai Efektivitas Sirip dari 1 − 5 dan Waktu 0 – 60 detik
3 4
5 6
7 8
9
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
h=500 Wm². C
h=600 Wm². C
h=700 Wm². C
h=800 Wm². C
h=900 Wm². C
1 2.5
4 5.5
7 8.5
10
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
h=1500 Wm². C
h=2500 Wm². C
h=3500 Wm². C
h=4500 Wm². C
h=5500 Wm². C
1 2
3 4
5
6 12
18 24
30 36
42 48
54 60
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
h=1500 Wm². C
h=2500 Wm². C
h=3500 Wm². C
h=4500 Wm². C
h=5500 Wm². C
61
Grafik laju aliran kalor dari waktu ke waktu dengan variasi nilai h, bahan aluminium untuk 4 jenis perpindahan kalor konveksi ditampilkan pada Gambar
5.4 sampai Gambar 5.7.a. Untuk Gambar 5.7.b memperjelas pada Gambar 5.7.a dengan nilai laju aliran kalor dari 200 W sampai 1000 W dan waktu 0
– 60 detik. Tampak Gambar 5.4, besarnya nilai laju aliran kalor untuk semua nilai h dari
waktu ke waktu cenderung tidak berubah cenderung tetap. Hal ini disebabkan karena untuk nilai h yang rendah, maka kecepatan fluida yang mengalir disekitar
sirip rendah. Sehingga proses penurunan suhu pada sirip dari keadaan tak tunak ke tunak juga berlangsung sangat lambat dan distribusi cenderung merata serta
penurunan suhu pada sirip rendah. Dengan menampilkan Gambar 5.8 untuk menunjukkan distribusi suhu pada sirip dengan bahan aluminium dan nilai h = 5
Wm².°C karena menghasilkan garis lurus pada Gambar 5.4. Untuk Gambar 5.5, sampai Gambar 5.7.a, besarnya nilai laju aliran kalor yang di lepas sirip dari
waktu ke waktu untuk nilai h yang semakin tinggi, semakin besar. Hal ini dapat dimengerti karena nilai q berbanding lurus dengan nilai h. Untuk nilai h yang
tinggi penurunan kalor dari kondisi mula-mula semakin besar, hal ini disebabkan karena kecepatan aliran udara yang terjadi juga semakin tinggi. Dengan kecepatan
udara yang tinggi menyebabkan distribusi suhu sirip dari kondisi awal ke kondisi tunak semakin rendah atau penurunan suhu dari kondisi semula cukup tinggi.
Karena q berbanding lurus dengan ΔT, jika ΔT rendah maka nilai q juga menjadi rendah. Dengan menampilkan Gambar 5.9 untuk menunjukkan distribusi suhu
pada sirip dengan bahan aluminium dan nilai h=250 Wm².°C karena menghasilkan garis lengkung yang sangat besar pada Gambar 5.5.
Grafik efisiensi sirip dari waktu ke waktu dengan variasi nilai h, bahan aluminium untuk 4 jenis perpindahan kalor konveksi ditampilkan pada Gambar
5.10 sampai 5.13.a. Untuk Gambar 5.13.b memperjelas pada Gambar 5.13.a dengan nilai efisiensi sirip dari 10 sampai 50 dan waktu 0
– 60 detik. Dari Gambar 5.10 sampai Gambar 5.13.a, besarnya efisiensi sirip dari waktu ke waktu
untuk nilai h yang semakin tinggi, semakin kecil. Hal ini berbeda pengaruh dari nilai h untuk laju aliran kalor, karena efisiensi mendapat pengaruh dari beda suhu,
antar terjadi suhu sirip dengan suhu fluida ΔT. Dimana pada nilai h yang terkecil
62
untuk setiap jenis perpindahan kalor konveksi, besar beda suhu yang masih besar antara suhu volume kontrol di seluruh sirip dengan suhu fluida di sekitar sirip. Hal
ini menyebabkan nilai h terkecil menghasilkan efisiensi sirip yang terbesar. Grafik efektivitas sirip dari waktu ke waktu dengan variasi nilai h, bahan aluminium
untuk 4 jenis perpindahan kalor konveksi ditampilkan pada Gambar 5.14 sampai Gambar 5.17.a. Untuk Gambar 5.17.b memperjelas pada Gambar 5.17.a dengan
nilai efekivitas sirip dari 1 sampai 5 dan waktu 0 – 60 detik. Tampak pada
Gambar 5.14 sampai Gambar 5.17.a, besarnya efektivitas sirip dari waktu ke waktu untuk nilai h yang semakin tinggi, semakin kecil. Hal ini berbeda pengaruh
dari nilai h untuk laju aliran kalor tetapi sama dan sebanding dengan efisiensi sirip, karena efektivitas mendapat pengaruh dari beda suhu sirip dengan suhu
fluida ΔT. Dimana pada nilai h yang terkecil untuk setiap jenis perpindahan kalor konveksi, besar beda suhu yang masih besar antara suhu volume kontrol di
seluruh sirip dengan suhu fluida di sekitar sirip. Hal ini menyebabkan nilai h terkecil menghasilkan efektivitas sirip yang terbesar.
3.3.2. Pembahasan untuk Variasi Bahan Sirip Untuk variasi bahan sirip, dari hasil penelitian dapat diperoleh grafik laju
aliran kalor, efisiensi sirip, dan efektivitas sirip dengan variasi bahan dengan nilai koefisiensi perpindahan kalor konveksi nilai h dari 4 jenis perpindahan kalor
konveksi ditampilkan pada Gambar 5.18. hingga Gambar 5.29.
Gambar 5.18. Laju Aliran Kalor dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=5 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
3.05 3.1
3.15 3.2
3.25
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
L a
ju Alira
n K a
lo r,
q W
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
63
Gambar 5.19. Laju Aliran Kalor dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=50 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.20. Laju Aliran Kalor dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=500 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.21. Laju Aliran Kalor dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=1500 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
25 27
29 31
33
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
L a
ju Alira
n K a
lo r,
q W
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
100 160
220 280
340
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
L a
ju Alira
n K a
lo r,
q W
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
100 250
400 550
700 850
1000
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
L a
ju Alira
n K a
lo r,
q W
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
64
Gambar 5.22. Efisiensi Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=5 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.23. Efisiensi Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=50 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.24. Efisiensi Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=500 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
97 97.6
98.2 98.8
99.4 100
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fis
iens i,
η
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
80 85
90 95
100
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fis
iens i,
η
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
30 44
58 72
86 100
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fis
iens i,
η
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
65
Gambar 5.25. Efisiensi Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=1500 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.26. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=5 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.27. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=50 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Udara,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
15 32
49 66
83 100
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fis
iens i,
η
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
8.5 8.6
8.7 8.8
8.9 9
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
7 7.5
8 8.5
9
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
66
Gambar 5.28. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=500 Wm².°C Jenis Konveksi Bebas di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Gambar 5.29. Efektivitas Sirip dari Waktu ke Waktu dengan Variasi Bahan Sirip, Nilai h=1500 Wm².°C Jenis Konveksi Paksa di Medium Air,
T
b
=100°C, T
i
=T
b
, T
∞
=30°C
Grafik laju aliran kalor dari waktu ke waktu dengan variasi bahan dan nilai koefisien perpindahan kalor konveksi nilai h untuk 4 jenis perpindahan kalor
konveksi ditampilkan pada Gambar 5.18 sampai Gambar 5.21. Besar laju aliran kalor mula-mula waktu 0 detik semua bahan uji adalah sama setiap jenis
perpindahan kalor konveksi. Kemudian pada waktu ke waktu akan mengalami penurunan laju aliran kalor yang disebabkan oleh penurunan distribusi suhu setiap
volume kontrol dimana dalam bahan uji mempunyai nilai sifat-sifat yang ditampilkan pada Tabel 5.13 terdapat nilai konduktivitas termal k, nilai kalor
3 4.5
6 7.5
9
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
1 3
5 7
9
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
E fek
ti vit
a s,
ε
waktu detik
Besi murni Seng murni
Wolfram Tungsten
Aluminium murni
Tembaga murni
67
jenis bahan c
p
, massa jenis bahan ρ, dan difusivitas termal α. Semakin besar nilai k belum tentu semakin besar pula nilai massa jenis bahan, tetapi untuk angka
Biot semakin besar nilai k akan semakin kecil angka Biot pada masing bahan. Dari setiap jenis perpindahan kalor konveksi bahan tembaga murni menghasilkan
laju aliran kalor pada waktu ke waktu yang paling besar daripada bahan uji lain disebabkan angka biot yang terkecil tetapi nilai difusivitas termal yang terbesar.
Grafik efisiensi sirip dari waktu ke waktu dengan variasi bahan dan nilai koefisien perpindahan kalor konveksi nilai h untuk 4 jenis perpindahan kalor
konveksi ditampilkan pada Gambar 5.22. sampai Gambar 5.25. Besar efisiensi sirip mula-mula juga sama dengan besar laju aliran kalor mula-mula waktu 0
detik, besar efisiensi sirip mula-mula semua bahan uji adalah sama setiap jenis perpindahan kalor konveksi. Kemudian juga sama pada efisiensi sirip waktu ke
waktu akan mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan distribusi suhu setiap volume kontrol. Dengan pada 4 jenis perpindahan kalor konveksi
dalam penelitian untuk bahan tembaga murni menghasilkan efisiensi sirip pada waktu ke waktu yang paling besar daripada bahan uji lain. Karena bahan tembaga
murni juga menghasilkan efisiensi sirip terbesar juga sama untuk besar laju aliran kalor pada waktu ke waktu, maka efisiensi sirip sebanding dengan laju aliran
kalor untuk variasi bahan uji. Grafik efektivitas sirip dari waktu ke waktu dengan variasi bahan dan nilai
koefisien perpindahan kalor konveksi nilai h untuk 4 jenis perpindahan kalor konveksi ditampilkan pada Gambar 5.26 sampai Gambar 5.29. Besar efektivtas
sirip mula-mula juga sama dengan besar efisiensi sirip dan laju aliran kalor mula- mula waktu 0 detik, besar efektivitas sirip mula-mula pada semua bahan uji
adalah sama setiap jenis perpindahan kalor konveksi. Besar efektivitas sirip pada waktu ke waktu juga mengalami penurunan dikarenakan oleh penurunan distribusi
suhu setiap volume kontrol. Efektivitas sirip juga sebanding dengan efisiensi sirip dikarenakan pada 4 jenis perpindahan kalor konveksi dalam penelitian untuk
bahan tembaga murni menghasilkan efektivtas sirip pada waktu ke waktu yang paling besar daripada bahan uji lain.
68