73
adanya pola grafik yang normal, yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal.
Gambar V.1 Uji Normalitas
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
adalah non multikolinear. Analisis ini ditentukan oleh besarnya nilai VIF Varians Inflation Factor dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikoliearitas adalah mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10 dan mempunyai angka tolerance tidak kurang dari 0,1.
74
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 19.0 For windows didapatkan nilai VIF Varians Inflation Factor dan Tolerance untuk masing-masing
variabel bebas pada table berikut ini:
Tabel V.10 Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Gaya kepemimpinan
.648 1.542
Lingkungan kerja .648
1.542 Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai VIF
Varians Inflation Factor dari masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1.
Semakin tinggi nilai nilai VIF maka semakin rendah nilai tolerance sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel tidak menunjukan
adanya multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidak samaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah non heteroskedatis. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu antara Y yang di prediksi dengan residual. a
Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedatis.
75
b Jika ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0, maka tidak terjadi heteroskedatis. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 19.0 For windows didapatkan kurva
pengujian heteroskedasitas
Gambar V. 2 Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil gambar grafik antara nilai sumbu Y Nilai Y yang di prediksi dan sumbu X Nilai residual menunjukan pola yang tidak jelas, serta titik
menyebar di atas dan di bawah sumbu Y secara tidak teratur sehingga menunjukan tidak terjadinya heteroskedastisitas
2.
Analisis Regresi Linier berganda
Bedasarkan hasil analisis menggunakan SPSS maka diperoleh hasil analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
76
Tabel V.11 Hasil Regresi Linier Sederhana
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.121
.801 5.143
.000 Gaya kepemimpinan
-.570 .111
-.547 -5.151
.000 Lingkungan kerja
.346 .154
.239 2.253
.028 a. Dependent Variable: Kepuasan kerja
a. Persamaan regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel V.11 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4.121 - 0.570X
1
+ 0.346X
2
Untuk persamaan berdasarkan hasil rgresi ditemukan bahwa nilai konstanta diperoleh sebesar 4.121 positif yang berarti bahwa jika skor
pada Gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja sama dengan nol maka Kepuasan kerja akan sebesar 4.121
Gaya kepemimpinan pada persamaan diperoleh sebesar -0.570 yang berarti negatif dan jika skor pada variabel Gaya kepemimpinan meningkat
1 satuan maka Kepuasan kerja akan menurun sebesar 0.570 satuan dan sebaliknya apabila skor variabel Gaya kepemimpinan turun maka
Kepuasan kerja akan naik Lingkungan kerja pada persamaan diperoleh sebesar 0.346 yang
berarti positif dan jika skor pada variabel lingkungan kerja meningkat 1 satuan maka Kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0.346 dan
77
sebaliknya apabila skor variabel Gaya kepemimpinan turun maka Kepuasan kerja juga akan turun
.
b. Uji Simultan Uji-F
Uji-F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi seluruh prediktor variabel independen di dalam model secara serentak
simultan. Jadi menguji signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap Kepuasan kerja
Rumusan hipotesis nol H dan hipotesis alternatif H
a
mengenai pengaruh variabel gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja, secara
serentak terhadap Kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
H : Tidak ada pengaruh Gaya kepemimpinan, dan Lingkungan
kerja, secara serentak terhadap Kepuasan kerja H
a
: Ada pengaruh Gaya kepemimpinan, dan Lingkungan kerja, secara serentak terhadap Kepuasan kerja
Tabel V.12 Uji F Uji Simultan
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
10.216 2
5.108 34.983
.000
a
Residual 9.783
67 .146
Total 20.000
69 a. Predictors: Constant, Lingkungan kerja, Gaya kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kepuasan kerja
Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada tabel V.13, diperoleh nilai F sebesar 34.983 dengan tingkat
78
signifikansi 0,000. H ditolak jika F
hitung
F
tabel
27.076 3.9778, dan nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan, dan lingkungan kerja, secara serentak atau simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
kerja.
c. Uji Parsial Uji t
Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi dari pengaruh variabel independent secara sendiri-sendiri Parsial terhadap variabel dependen.
Dari hasil perhitungan, didapat nilai thitung untuk masing-masing variabel independent, dan nilai t
tabel
pada df = n – 1 – k = 40 – 1 – 2 = 47,
dengan tingkat signifikansi α = 5 2 = 0,025 penelitian dua arah
seperti dalam tabel di bawah ini.
TABEL V.13 Rangkuman Nilai-nilai t
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T sig
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.121
.801 5.143
.000 Gaya kepemimpinan
-.570 .111
-.547 -5.151
.000 Lingkungan kerja
.346 .154
.239 2.253
.028 Sumber : Data Primer diperoleh, 2017
a. Variabel Gaya kepemimpinan X
1
1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : b
1
= 0, artinya Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan kerja.
79
Ha : b
1
0, artinya Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap Kepuasan kerja
2 Menetukan taraf signifikansi 0,05
3 Menentukan t hitung dan t tabel
t hitung adalah -5.151 diperoleh dari uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel V.13.
t tabel pada signifikansi 0,052= 0,025 uji 2 sisi dengan df= n- k-1 atau 70-2-1= 67 k adalah jumlah variabel independen Di
dapat t tabel dengan menggunakan program Ms Excel. Pada cell kosong ketik FINV 0,025;70 kemudian enter, jadi besarnya t
tabel adalah 1.996. 4
Pengambilan keputusan t hitung
t tabel atau – t hitung -t tabel jadi diterima.
t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi
ditolak. Dapat diketahui bahwa t hitung -5.151 t tabel 1.996 jadi
hipotesis nol ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa Gaya kepemimpinan X
1
berpengaruh negatif terhadap Kepuasan kerja.Nilai koefisien dan t hitung adalah negatif sehingga Gaya
kepemimpinan X
1
berpengaruh terhadap Kepuasan kerja. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi dapat dilihat pada
tabel V.13, dari tabel dapat diketahui signifikansi adalah 0,000.
80
Pengambilan keputusan signifikansi 0,05 jadi Ho diterima, sedangkan signifikansi
0,05 jadi Ho ditolak. Dapat diketahui bahwa signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, jadi
dapat disimpulkan Gaya kepemimpinan X
1
berpengaruh secara negatif terhadap Kepuasan kerja.
b. Variabel Lingkungan kerja X
2
1 Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho: b
1
= 0, artinya suatu Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap Kepuasan kerja.
Ha: b
1
0, artinya Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kepuasan kerja
2 Menetukan taraf signifikansi 0,05
3 Menentukan t hitung dan t tabel
t hitung adalah 2.253 diperoleh dari uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel V.13.
t tabel pada signifikansi 0,052= 0,025 uji 2 sisi dengan df= n- k-1 atau 40-2-1=87 k adalah jumlah variabel independenDi
dapat t tabel dengan menggunakan program Ms Excel. Pada cell kosong ketik FINV 0,05; 40 kemudian enter, jadi besarnya t
tabel adalah 1.996.
81
4 Pengambilan keputusan
t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi
diterima. t hitung t tabel atau
– t hitung -t tabel jadi ditolak.
Dapat diketahui bahwa t hitung 2.253 t tabel 1.996 jadi hipotesis nol ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa Lingkungan kerja
X
2
berpengaruh positif terhadap Kepuasan kerja. Nilai koefisien dan t hitung adalah positif sehingga Lingkungan kerja X
2
berpengaruh terhadap Kepuasan kerja.
Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi dapat dilihat pada tabel V.14, dari tabel dapat diketahui signifikansi adalah 0,028.
Pengambilan keputusan signifikansi 0,05 jadi Ho diterima, sedangkan signifikansi
0,05 jadi Ho ditolak. Dapat diketahui bahwa signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, jadi
dapat disimpulkan Lingkungan kerja X
2
berpengaruh positif terhadap Kepuasan kerja.
d. Koefisien determinasi R
2
Ditemukan pula koefisien determinasi R
2
sebesar 0.496 sesuai yang tertera pada tabel V.14
82
Tabel V.14 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.715
a
.511 .496
.38212 a. Predictors: Constant, Lingkungan kerja, Gaya kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kepuasan kerja yang berarti bahwa sekitar 49.6 variasi pada variabel kepuasan kerja
mampu diterangkan oleh kedua variabel gaya kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara serentak atau simultan. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 50.4 diterangkan oleh variasi lain di luar model.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil diskriptif dapat diketahui bahwa nilai rata-rata gaya kepemimpinan diperoleh sebesar 2.6871. Nilai ini berada dalam rentang 2,60
– 3,39 yang berarti “Cukup Setuju”. Ini menunjukkan bahwa Gaya kepemimpinan
Roti Hoya di Pekanbaru, Riau tergolong Cukup Setuju atau sedang. Gaya kepemimpinan di Roti Hoya Pekanbaru Riau adalah gaya kepemimpinan
demokrasi. Hal ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang ada di Roti Hoya Pekanbaru Riau menunjukan bahwa mengutamakan musyawarah dan
karyawan diperlakukan secara sama. Hal ini juga diperkuat dimana karyawan juga diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat berupa saran guna
membangun perusahaan serta pemimpin tidak membeda-bedakan bawahannya. Temuan ini bisa diperkuat dengan fakta-fakta dilapangan misalnya apabila
karyawan saling bermasalah atau membuat keributan maka pemimpin juga
83
membantu dalam menyelesaikan masalah karyawannya. Dengan cara memyelesaikannya secara bersama-sama, karyawan yang membuat masalah atau
bertengkar akan dipanggil ke kantor pemimpin agar diselesaikan bersama-sama dan pemimpin membantu menyelesaikan masalah dengan mmberi masukan atau
pendapat.
Untuk variabel lingkungan kerja menunjukkan nilai rata-rata diperoleh sebesar 3.8204. Nilai ini berada dalam rentang 3,40
– 4,19 yang berarti “Setuju”. Ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja Roti Hoya di Pekanbaru, Riau
tergolong Setujutinggi. Artinya bahwa lingkungan kerja yang terbagai 2 yaitu lingkungan fisik dan non fisik sudah mampu memenuhi harapan karyawan
selama bekerja di tempat tersebut. Lingkungan kerja fisik sudah membuat karyawan nyaman dalam menjalankan tugasnya seperti halnya mulai dari suasana
yang tenang, bersih hingga fasilitas lainnya yang mampu memberikan
kenyamanan dalam bekerja, sedangkan lingkungan kerja non fisik yang terdiri
dari hubungan antar karyawan dan komunikasi antar karyawan sudah berjalan secara harmonis yang dimana situasi tersebut mampu meningkatkan kepuasan
kerja karyawan. Temuan ini juga bisa diperkuat dengan temuan dilapangan seperti perusahaan memberikan fasilitas untuk karyawannya berupa tempat
tinggal yang nyaman, perusahaan juga menyediakan makan siang dan malam untuk karyawan yang bekerja sehingga karyawan tidak sulit untuk mencari
makan dan hubungan antar karyawan juga berjalan secara harmonis karena