Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini berisi 1 latar belakang masalah, 2 rumusan masalah, 3 tujuan penelitian, 4 manfaat penelitian, 5 spesifikasi produk yang dikembangkan, dan 6 definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkarakter. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi kemampuan- kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat Triwiyanto, 2014: 23. Dalam hal ini, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Melalui pendidikan, manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar diwariskan melainkan menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan adalah kurikulum. Di Indonesia, perubahan kurikulum mengalami perjalanan yang sangat panjang dari rencana pembelajaran 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 19751976, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004 dan 2006 yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP hingga terakhir ini kurikulum 2013 Hidayat, 2013: 10. Berdasarkan kurikulum yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat sejarah kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian, dengan tujuan untuk membentuk kualitas pendidikan yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Konsep dasar kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapi tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada 2 semua jenis dan jenjang pendidikan Arifin, 2011: 1-3. Dalam kurikulum 2013, banyak sekali pendekatan yang dapat digunakan, salah satu diantaranya adalah pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan Hosnan, 2014: 34. Pembelajaran dalam pendekatan saintifik dirancang sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan Sani, 2014: 54. Model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran siswa Abidin, 2014: 127. Pendekatan saintifik erat kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPAadalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara ilmu pengetahuan alam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keluhurannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya Nash dalam Samatowo 2011: 3. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan tersebut untuk melatih anak berfikir kritis dan objektif, Darmodjo, 1992: 3. Selain itu IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia Conant, 1997: 14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Salah satu cara guru untuk mengaktifkan siswa yaitu melalui Lembar Kerja Siswa LKS. LKS merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS sendiri memuat pertanyaan atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen disesuaikan dalam langkah- langkah pendekatan saintifik Trianto, 2011. Majid2009: 176 mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa merepakan lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait penggunaan LKS dan penggunaan pendekatain saintifik dalam pembelajaran IPA di SDN Perumnas Condongcatur, siswa sudah menggunakan LKS tetapi LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya, Selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menerapkan sesuai dengan lima tahapan saintifik karena hanya beberapa tahapan saja yang guru lakukan seperti kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba kegiatan mengkomunikasikan belum dilakukan. Guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian dan pengembangan Research and Development. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. LKS dikembangkan berdasarkan lima tahapan saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. LKS yang dikembangkan memiliki karakterisitik yakni 1 LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 2 LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dari empat karakteristik tersebut dikembangkan menjadi delapan karakteristik khusus yaitu 1 mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, 2 melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 3 menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 4 menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 5 menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, 6 mewawancarai narasumber guru, teman,orang tua dan sebagainya untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 7 menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, 8 melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan secara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. LKS yang peneliti kembangkan sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu 2016bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rera ta skor 3,81 dengan kategori “baik” dan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa 2013 bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 , siswa tuntas belajar sebanyak 90, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08 dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2014 bertujuan untuk menghasilkan produk berupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas 2015 bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92 dan 87 dengan rata-rata skor 89,5 memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92 dan 85 dengan rata-rata skor 88,5 memiliki kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis 2012 bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”, hal ini menunjukkan bahwa LKS sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan 2012 bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Pada keenam penelitian terdahulu, sama-sama mengembangkan LKS, tetapi peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. Materi pembelajaran IPA dibatasi pada KI 3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainnya di rumah, sekolah, dan tempat bermain, KD 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. SD Negeri Perumnas Condongcatur hanya sebagai sampel, peneliti mengembangkan LKS yang bisa dipakai untuk seluruh siswa tidak hanya di SD tersebut. Penelitian ini 6 dibatasi pada tahapan evaluasi sumatif atau pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas .

1.2 Rumusan masalah