Analisis Kebutuhan 1. Analisis Pembelajaran Merumuskan Tujuan Khusus

66 Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan lima tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS. Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal dalam menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat. Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS. 4.1.2Proses Pengembangan LKS Proses pengembangan LKS tidak harus skuensial tidak kembali ke awal tetapi secara simultant. Maka yang dituliskan di bawah ini tidak harus urut, melainkan lebih menjelaskan bagian-bagiannya.

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan 1. Analisis Pembelajaran

Analisis Pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran. LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan.Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

2. Analisis Siswa

Analisissiswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Di SD tersebut telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif.

4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus

Pada tahap kedua peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu 1 mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; 2 mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara sendiri; dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan khusus LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS, selanjutnya peneliti mengembangkan menjadi delapan pernyataan yaitu 1 mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, 2 melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 3 menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 4 menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 5 menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, 6 mewawancarai 68 narasumber guru, teman,orang tua dan sebagainya untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 7 menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, 8 melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapansecara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. 4.1.2.3Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda berupa pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrument yang disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan instrumen Jenis Instrumen Tujuan Instrumen Rubrik penilaian Untuk mengetahui kualitas LKS aspek konten dan bahasa, isi, tampilan, penggunaan, dan penyajian Soal pilihan ganda Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS Pengembangan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest, soal posttes , dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttes dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttes dilakukan diakhir setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangankan tes berdasarkan kompetensi dasar KD 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup. Peneliti mengembangkan KD menjadi tiga indikator. Ketiga indikator tersebut dikembangan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran. Setelah menyususn instrumen tes, peneliti membuat rubrik penilaian validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal divalidasi oleh ahli expert judgment dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV 69 SDNPerumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandinganp 0,05.Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2-tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid Widoyoko, 2009: 137. Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20for Windows dapat dilihat pada lampiran. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha . Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6 Nunnally 1960 dalam Ghozali, 2001: 46. Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20for Windows dapat dilihat pada lampiran. Berikut hasil validitas dan realibilitas secara singkat yang disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal Pilihan Ganda No item sig. 2 tailed Keputusan No item sig. 2 tailed Keputusan 1 .000 Valid 11 .000 Valid 2 .000 Valid 12 .001 Valid 3 .002 Valid 13 .000 Valid 4 .000 Valid 14 .000 Valid 5 .009 Valid 15 .002 Valid 6 .000 Valid 16 .000 Valid 7 .000 Valid 17 .000 Valid 8 .000 Valid 18 .042 Valid 9 .001 Valid 19 .000 Valid 10 .000 Valid 20 .008 Valid 70 Tabel 4.3Hasil Realibilitas Cronbachs Alpha N of Items .751 21 Jika harga Alpha Cronbach di atas 0,60, suatu konstruk sudah dianggap reliable harga Alpha Cronbach 0,77 sudah diatas 0,60 maka 20 item soal dikatakan sudah reliable.

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi