Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA
MOKELOMPOK KOMPETENSI D
21
dalam daftar tunggu untuk memperoleh ginjal dari donor meninggal. Masa tunggu tersebut dapat berlangsung bertahun-tahun. Petugas transplantasi akan
mempertimbangkan tiga faktor untuk menentukan kesesuaian ginjal dengan penerima resipien. Faktor tersebut akan menjadi tolak ukur untuk
memperkirakan apakah sistim imun tubuh penerima akan menerima atau menolak ginjal baru tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Golongan darah. Golongan darah penerima A,B, AB, atau O harus sesuai
dengan golongan darah donor. Faktor golongan darah merupakan faktor penentu kesesuaian yang paling penting.
b. Human leukocyte antigens HLAs. Sel tubuh membawa 6 jenis HLAs
utama, 3 dari ibu dan 3 dari ayah. Sesama anggota keluarga biasanya mempunyai HLAs yang sesuai. Resipien masih dapat menerima ginjal dari
donor walaupun HLAs mereka tidak sepenuhnya sesuai, asal golongan darah mereka cocok, dan tes lain tidak menunjukkan adanya gangguan kesesuaian.
c. Uji silang antigen. Tes terakhir sebelum dilakukan pencangkokan adalah uji
silang organ. Sejumlah kecil darah resipien dicampur dengan sejumlah kecil darah donor. Jika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji disebut uji silang negatif,
dan transplantasi dapat dilakukan.
Gambar 1. 10. Posisi ginjal cangkokan pada tubuh pasien penerimanya
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA
KELOMPOK KOMPETENSI D
22
Pembedahan untuk cangkok ginjal biasanya memakan waktu 3 sampai 4 jam. Lama rawat di rumah sakit biasanya adalah satu minggu. Setelah keluar dari
rumah sakit, resipien masih harus melakukan kunjungan secara teratur untuk menindaklanjuti hasil pencangkokan. Sedangkan bagi pendonor hidup, waktu
yang dibutuhkan hampir sama dengan resipien. Walaupun demikian, karena teknik operasi untuk mengangkat ginjal donor semakin maju, maka waktu rawat
menjadi lebih pendek, mungkin 2 sampai 3 hari. Setelah transplantasi, dokter akan memberikan penderita obat imunosupresan,
yang berguna untuk mencegah reaksi penolakan, yaitu reaksi dimana sistem tubuh menyerang ginjal baru yang dicangkokkan. Obat imunosupresan harus
diminum setiap hari selama ginjal baru terus berfungsi. Kadang-kadang, reaksi penolakan tetap terjadi walaupun penderita sudah minum obat imunosupresan.
Jika hal ini terjadi, penderita harus kembali menjalani dialisis, atau melakukan transplantasi dengan ginjal lain. Obat imunosupresan akan melemahkan daya
tahan tubuh, sehingga dapat mempermudah timbulnya infeksi. Beberapa jenis obat imunosupresan juga dapat merubah penampilan. Wajah akan tampak lebih
gemuk, berat badan bertambah, timbul jerawat, atau bulu di wajah. Tetapi tidak semua resipien mengalami gejala tersebut. Selain itu, imunosupresan juga dapat
menyebabkan katarak, diabetes, asam lambung berlebihan, tekanan darah tinggi, dan penyakit tulang.
Pencangkokan ginjal memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a.
Ginjal baru akan bekerja seperti halnya ginjal normal.
b.
Penderita akan merasa lebih sehat dan lebih nomal.
c.
Penderita tidak perlu melakukan dialisis
d.
Penderita yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebagai konsekuensi dan resiko dari
pencangkokan ginjal antara lain:
a.
Butuh proses pembedahan besar.
b.
Proses untuk mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama.
c.
Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan. Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak efek
samping.
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA
MOKELOMPOK KOMPETENSI D
23
D. Aktivitas Pembelajaran