Menentukan adanya gas CO LatihanKasusTugas Rangkuman Osmosis adalah perpindahan air sebagai pelarut, dari bagian yang lebih

PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA KELOMPOK KOMPETENSI D 26

B. Menentukan adanya gas CO

2 dalam gas hasil eksresi paru-paru 1. Hembuskan napas ke dalam larutan bening air kapur menggunakan sedotan 2. Perhatikan adanya perubahan warna larutan air kapur Hasil Pengamatan: 1. Apakah dan dari manakah sesuatu yang muncul di permukaan cerminkaca yang terkena hembusan napas? Ada embun menempel di permukaan cerminkaca. Embun tersebut berasal dari uap air yang terdapat dalam hembusan napas. 2. Apakah yang menyebabkan perubahan pada larutan air kapur? Air kapur menjadi keruh karena terbentuk endapan Ca 2 CO 3 sebagai hasil reaksi antara CaO dalam air kapur dengan gas CO 2 dari udara hembusan napas. 3. Reaksi metabolisme apakah yang menghasilkan zat-zat ekskresi yang teramati tersebut? Tuliskan juga rumus reaksi kimianya O 2 gas + C 6 H 12 O 6 padat  CO 2 gas + H 2 O gas  mendingin menjadi embun CO 2 + CaO terlarut  Ca 2 CO 3 padat Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA MOKELOMPOK KOMPETENSI D 27

E. LatihanKasusTugas

1. Bagaimana mekanisme osmoregulasi dalam sistem ekskresi manusia? 2. Apa yang terjadi bila keringat keluar secara berlebihan? 3. Apa pengaruh dari minuman-minuman isotonik yang banyak diiklankan sekarang ini sebagai “pengganti keringat”, dan apakah benar manfaat yang dijanjikannya? 4. Mengapa paru-paru disebut juga menjalankan fungsi ekskresi? 5. Bagaimana gas karbondioksida dan uap air masuk ke dalam kantung alveolus sebelum dikeluarkan melalui hidung atau mulut? 6. Carilah informasi mengenai metode-metode lain yang telah dikembangkan untuk mengatasi masalah gangguan pada sistem ekskresi

F. Rangkuman Osmosis adalah perpindahan air sebagai pelarut, dari bagian yang lebih

sedikit zat terlarutnya hipotonis ke bagian yang lebih banyak zat terlarutnya hipertonis melalui selaput membran semipermeabel. Difusi adalah peristiwa perpindahan zat terlarut dari larutan dengan konsentrasi tinggi menuju larutan dengan konsentrasi rendah. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan oleh suatu larutan untuk menghentikan perpindahan pelarut melalui membran semipermeabel. Osmoregulasi adalah kemampuan makhluk hidup mengendalikan kelebihan atau kekurangan air berikut zat-zat terlarut di dalam cairan tubuhnya. Kestabilan kandungan air dan zat terlarut selama dan setelah mekanisme ekskresi diatur melalui osmoregulasi. Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi manusia. Fungsi ginjal sebagai alat ekskresi adalah menyaring darah dari zat-zat yang berbahaya, tak berguna maupun berlebih, lalu mengeluarkannya sebagai urin dari tubuh manusia. Dengan fungsi tersebut, ginjal membantu tubuh PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA KELOMPOK KOMPETENSI D 28 dalam mempertahankan tekanan osmotik ekstraseluler dan mengatur konsentrasi garam serta keseimbangan asam-basa darah. Sebagai bagian dari sistem ekskresi, kulit membuang kelebihan air dan garam-garam hasil metabolisme tubuh melalui pengeluaran keringat. Pengeluaran keringat juga sangat berpengaruh dalam mempertahankan homeostatis tubuh manusia dengan membantu menurunkan suhu tubuh, mencegah kelebihan garam dan mengendurkan tegangan saraf simpatis. Sebagai bagian dari sistem ekskresi, paru-paru membuang uap air dan karbondioksida hasil metabolisme tubuh melalui rongga hidung atau mulut. Polusi udara, antara lain yang disebabkan oleh rokok, dapat merusak organ paru-paru. Sebagai organ utama dalam sistem ekskresi manusia, ginjal yang mengalami gangguan fungsi akan mengakibatkan gangguan homeostatis yang serius bagi tubuh manusia. Oleh sebab itu, telah dikembangkan dua alternatif penanggulangan tidak berfungsinya ginjal pada tubuh manusia, yaitu: 1. Dialisis buatan Metode ini menggunakan mesin dialisis yang memiliki membran dan muatan listrik khusus yang dapat menarik zat-zat sampah metabolisme dari dalam pembuluh darah pasien. Cara ini relatif mudah walaupun tidak murah, namun harus dilakukan terus menerus secara berkala. 2. Pencangkokan ginjal Metode ini menggunakan sebuah ginjal pendonor yang ditanamkan ke tubuh pasien penerima resipien. Cara ini mahal, memerlukan persyaratan yang banyak dan beresiko tinggi. Namun bila berhasil, resipien dapat hidup dengan relatif lebih nyaman tanpa keharusan melakukan cuci darah atau dialisis buatan. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: SISTEM EKSRESI MANUSIA MOKELOMPOK KOMPETENSI D 29

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut