Konsep Mekanikal Elektrikal Konsep Rancangan

114

5.3.7. Konsep Mekanikal Elektrikal

5.3.7.1. Konsep Penghawaan

Bangunan ini adalah sebuah bangunan yang sesuai konsep zen yang dituntut untuk selalu menjaga suhu ruang pada keadaan normal dan sirkulasi angin juga benar-benar diperhatikan sehingga pengguna bangunan akan mendapatkan titik ketenangan berpikir dan dapat merelaksasi diri. Sehingga perlu di beri penghawaan buatan, yaitu Air conditioner .menggunakan AC type central, dan distribusi melalui ducting. Cooling Tower di tempatkan diatas atap watersystem. Gambar 5.10. Konsep Penggunaan AC Central Gambar 5.9. Konsep Pembuangan Air Hujan Sumber : Analisa Penulis 2013 Sumber : Analisa Penulis 2013 115 Sedangkan sistem penghawaan pada ruangan yang tidak memungkinkan untuk jalur sistem pemipaanya dapat masuk ke dalam ruangan, maka penggunaan penghawaan buatannya menggunakan AC Air Conditioner dengan jenis split.

5.3.7.2. Konsep Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan dalam bangunan ini adalah pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, bangunan ini menggunakan smart windows atau layer untuk mengontrol glare kesilauan dalam bangunan untuk material kaca yang digunakan pada sebagian besar bangunan untuk kenyamanan setiap individu pengunjung. Penerapan pencahayaan buatan memiliki berbagai macam penerapan, karena tergantung fungsi ruangan misalnya seperti pada zona kecantikan yang membutuhkan pencahayaan buatan dengan kapasitas dan warna cahaya tertentu agar dapat mengenali obyek secara nyata dan tidak dikelabui oleh warna.

5.3.7.3. Konsep Sistem Transportasi Vertikal

Bangunan ini terdiri dari 4 level lantai ke atas, dengan sistem transportasi vertikal menggunakan escalator pada gedung utama, dan penggunaan tangga pada zona pengelola. Gambar 5.11. Konsep Penggunaan AC Split Sumber : Analisa Penulis 2013 116

5.3.7.4. Konsep Audio and Sound

Selain suara aliran air dari watersystem, pada bangunan Pusat Kecantikan ini juga memiliki sistem audio and sound untuk suara atau alunan musik yang menenangkan yang didistribusikan dari sentral, lantai 3 yaitu ruang audio , menggunakan pendistribusian speaker pada tiap ruang dan besaranya tiap-tiap ruang berbeda Gambar 5.12. Sistem Transportasi Vertikal Diagram 5.3. Skema sistem audio and sound Sumber : Analisa Penulis 2013 Sumber : Analisa Penulis 2013 117

5.3.7.5. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran

Adapun pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran antara lain: Menyediakan peralatan pemadam kebakaran pada tempat-tempat umum yang mudah dilihat dan ditemukan, seperti: - Fire Hydrant yang ditempatkan pada ruang luar dengan sumber air pompa yang telah dibuat. - Merencanakan pintu darurat dan sirkulasinya umtuk pintu keluar apabila terjadi kebakaran.

5.3.7.6. Konsep Jaringan dan Genset

Jaringan Listrik utama menggunakan jaringan dari PLN, tatapi harus menggunakan travo sendiri agar tidak terbagi ke bangunan di sekitarnya, dan di bantu oleh genset apabila listrik pusat padam. Sistem jaringan listrik dan genset pada bangunan secara garis besar dapat dilihat di bawah ini: Diagram 5.4. Skema sistem Jaringan dan Genset Gambar 5.13. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran Sumber : Analisa Penulis 2013 Sumber : Analisa Penulis 2013 118

5.3.7.7. Konsep Instalasi Penangkal Petir

Instalasi penangkal petir menggunakan sistem pentanahan yang menggunakan elektrode dan langsung di salurkan pada tanah sebagai penetralisir energi listrik yang ditimbulkan oleh petir. Saat petir mengenai electroda maka muatan negatif akan menetralkan muatan. Cara pemasangan ketiga sistem adalah titik puncakkepala dari alat penangkal petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju ke dasar tempat sebagai pentanahan yaitu pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah berair. Oleh karena itu, tempat-tempat tesebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu keindahan bangunan dan tetap berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir . Elekt rode Gambar 5.14. Sistem Instalasi Penangkal Petir Sumber : Analisa Penulis 2013 119

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN

6.1 Aplikasi Tampilan

Tampilan bangunan disesuaikan dengan tema “Zen to Beauty” yang berusaha menghadirkan unsur-unsur alam agar dapat menciptakan keheningan dan kenyamanan secara visual, thermal, psikis dan audio sehingga pengunjung dapat relax ketika melakukan perawatan kecantikan. Warna–warna yang mendominasi tampilan bangunan adalah warna-warna polos seperti warna putih tulang pada dinding, pada material kaca diberikan jenis kaca reflektif yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi sifat tembus pandang dari sisi luar. Tampilan bangunan pusat kecantikan ini juga mengacu pada ciri-ciri zen yang tidak terdapat banyak ornament, menggunakan warna yang lembut, polos, dan tidak banyak ornamen.

6.2 Aplikasi Bentuk Massa Bangunan

Pusat Kecantikan di Surabaya menerapkan massa bangunan “single building” yang memiliki 4 lantai dengan penempatan main entrance bangunan pada arah utara yang menghadap langsung ke arah jalan Unesa Citra Raya Road. Gambar 6.1. Tampilan Bangunan Sumber : Analisa Penulis 2013