C. Fraud Kecurangan
1. Pengertian fraud
Berdasarkan  definisi  dari  Association  of  Certifed  Fraud  Examiner  ACFE  dalam Karyono  2013  mendefinisikan  Fraud
sebagai  “Fraud  is  an  intentional  untruth  or dishonest  scheme  used  to  take  deliberate  and  unfair  advantage  of  another  person  or
gruoup  of  person  it  included  any  mean,  such  cheats  another:  Fraud  kecurangan berkenaan dengan adanya keuntungan yang diperoleh seseorang dengan menghadirkan
sesuatu  yang  tidak  sesuai  dengan  keadaan  yang  sebenarnya.  Di  dalamnya  termasuk unsur-unsur tak terduga, tipu daya, licik dan tidak jujur yang merugikan orang lain.
2. Fraud Triangle
Albercht,  dkk.  2009:33,  ada  tiga  elemen  kunci  yang  menyebabkan  seseorang melakukan fraud yang biasa dikenal dengan fraud triangle. Ketiga komponen tersebut
adalah: a.
Tekanan keuangan pressure Tekanan  atau  tuntutan  yang  mendorong  seseorang  untuk  melakukan  fraud  dapat
dibagi menjadi lebih spesifik: 1  Tekanan keuangan
Tekanan  keuangan  merupakan  hal  umum  yang  mendorong  seseorang melakukan fraud, hal ini dapat berupa:
a  Keserakahan b  Hidup dibawah kehendak orang lain
c  Banyak hutang d  Kegiatan ekonomi pribadi
e  Kebutuhan uang yang mendadak 2   Kebiasaan buruk
Motivasi  melakukan  fraud  dapat  disebabkan  karena  kegemaran  berjudi,  obat- obatan terlarang, kecanduan alkohol, serta biaya hidup keluarga yang mahal
3  Tekanan berkaitan dengan pekerjaan Seseorang  dapat  melakukan  fraud  karena  merasa  hasil  pekerjaannya  kurang
dihargai  oleh  perusahaan,  takut  kehilangan  pekerjaan,  tidak  puas  dengan pekerjaan,  takut  tidak  mendapat  promosi  jabatan,  dan  merasa  kurang  dihargai
secara ekonomi. 4  Tekanan lainnya
Tekanan  lain  bisa  berupa  keinginan  pasangan  yang  ingin  hidup  mewah,  ingin membahagiakan  orang  tua,  serta  tekanan  lain  yang  tidak  tercakup  dalam  tiga
poin di atas. b.
Peluang opportunity Fraud  tidak  hanya  tejadi  jika  ada  tekanan,  tetapi  juga  ketika  calon  pelaku  fraud
melihat adanya peluang untuk melakukan kecurangan. Ada beberapa faktor utama yang  dapat  meningkatkan  peluang  yang  mendorong  seseorang  untuk  melakukan
fraud yaitu: 1  Kurangnya  pengendalian  untuk  mencegah  dan  mendeteksi  perilaku  yang
menyimpang 2  Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja dengan tepat
3  Kegagalan dalam mendisiplinkan pelaku fraud 4  Kurangnya informasi
5  Ketidakpedulian, apatis, dan ketidakmampuan 6  Kurangnya jejak audit
c. Rasionalisasi rationalization
Kecenderungan  pelaku  fraud  adalah  membenarkan  tindakan  yang  dilakukannya dengan  pola  pikir  tertentu  seperti  “tidak  akan  ada  yang  dirugikan,”  “perusahaan
berhutang  kepada  saya,”  “semua  orang  juga  melakukan  hal  yang  sama,”  dan alasan-alasan lain.
3. Pencegahan kecurangan fraud
Kecurangan  fraud  terjadi  kerena  ada  keadaan  atau  kondisi  dan  peluangkesempatan yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Berbagai kondisi dan cara tersebut
harus  dicegah  supaya  tidak  terjadi  atau  setidak-tidaknya  dapat  dikurangi.  Mencegah fraud  merupakan  segala  upaya  untuk  menangkal  pelaku  potensial,  mempersempit
ruang gerak dan mengidentifikasi kegiatan yang berisiko tinggi terjadinya kecurangan fraud. Pencegahan fraud bertujuan untuk:
a. Prevention: Mencegah terjadinya fraud
b. Deference: Menangkal pelaku potensial
c. Description: Mempersulit gerak langkah pelaku fraud
d. Recertification:  Mengidentifikasi  kegiatan  berisiko  tinggi  dan  kelemahan
pengendalian intern e.
Civil Action Prosecution: Tuntutan kepada pelaku. Pencegahan  fraud  merupakan  aktivitas  memerangi  fraud  dengan  biaya  yang
murah.  Upaya  pencegahan  fraud  akan  memberi  penghematan  yang  besar  karena biaya  deteksi,  investigasi  dan  proses  peradilan  dapat  ditekan,  bahkan  dapat
ditiadakan. Tindak fraud cenderung meningkat, oleh karena itu upaya pencegahan harus didukung oleh seluruh pelaku organisasi baik para manajer maupun seluruh
karyawan.  Di  lingkungan  organisasinya  juga  herus  tercipta  suasan  kerja  yang kondusif dalam menangkal fraud dari segi pengendalian intern, sistem penggajian
dan  sistem  penghargaan  terhadap  kinerja  dan  prestasi  kerja.  Segala  bentuk kecurangan  yang  terdeteksi  harus  segera  ditindaklanjuti  secara  tuntas  tanpa
pandang bulu siapa pelakunya agar mempunyai daya kerja prevention mencegah.
D. Auditor Internal dalam Pencegahan Fraud