Batasan Istilah Sistematika Penyajian

1 Manfaat Teoritis Kajian-kajian yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian dan memperkaya khasanah teoretis tentang Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak-anak Usia 0 s.d 3 Tahun sebagai fenomena psikolinguistik yang baru. 2 Manfaat Praktis a Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para penutur dalam lingkup keluarga untuk mempertimbangkan pemerolehan bahasa anak pada usia dini agar mengetahui batasan- batasan pemerolehan bahasa pada anak dalam praktik berkomunikasi. b Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat pendidikan karakter dalam lingkup keluarga yang merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh bagi pembentukan karakter bangsa pada anak usia dini.

1.5 Batasan Istilah

1 Pemerolehan bahasa anak. Proses pengucapan bahasa yang dialami oleh anak. 2 Linguistik. Ilmu tentang bahasa; telaah bahasa secara ilmiah depdiknas, 2008: 832 3 Psikolinguistik. Ilmu yang mempergunakan bahasa sebagai obyek studi. 4 Perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa pada pada anak adalah proses pemerolehan bahasa yang dialami kanak-kanak sejak lahir sampai kira-kira menjelang usia sekolah. Abdul Chaer, 2003: 221 5 Keluarga. Ibu dan bapak beserta anak-anaknya; orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat Depdiknas, 2008: 659.

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penelitian. Bab II berisi landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu tentang pemerolehan bahasa pada anak usia 0 s.d 3 tahun. Teori-teori yang dikemukakan dalam bab II ini adalah teori tentang 1 penelitian-penelitian yang relevan, 2 psikolinguistik, dan 3 Kajian teori. Bab III berisi metode penelitian yang memuat tentang cara dan prosedur yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam bab III akan diuraikan 1 jenis penelitian, 2 subjek penelitian, 3 metode dan teknik pengumpulan data, 4 instrumen penelitian, 5 metode dan teknik analisis data, 6 sajian hasil analisis data.

Bab IV berisi tentang 1 deskripsi data, 2 analisis data, dan 3

pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan penelitian pemerolehan bahasa. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pemerolehan bahasa anak usia dini dalam kajian ilmu psikolinguistik merupakan fenomena baru yang belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu, penelitian psikolinguistik yang mendalami proses pemerolehan bahasa pada usia dini belum banyak ditemukan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang pemerolehan bahasa pertama ditinjau dari ilmu psikolinguistik sebagai penelitian yang relevan. Penelitian-penelitian tentang pemerolehan bahasa pada usia dini yang ditemukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri Nasution 2009, Endang Rusyani 2008, dan Ana Lestari 2012. Penelitian tentang perkembangan bahasa anak dilakukan oleh Putri Nasution 2009 dengan judul Kemampuan Berbahasa anak usia 3 sampai 4 tahun Pra Sekolah di Play Group Tunas Mekar Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan berbahasa anak usia 3-4 Tahun di play Group Tunas Mekar Medan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dalam pemerolehan dan penganalisisan data. Pada dasarnya, pemerolehan bahasa anak usia 3-4 Tahun dimulai dengan pemerolehan fonologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini mengamati kemampuan berbahasa di antara anak-anak itu sendiri, baik dengan teman maupun dengan guru mereka. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa para responden pada dasarnya anak- anak usia 3-4 Tahun mampu berbahasa baik dari pemerolehan fonologi, sintaksis, dan semantik. Walaupun anak mampu namun dalam pemerolehan fonologi anak mengalami pergantian sebuah bunyi yang disuarakan dengan bunyi yang tidak disuarakan, yaitu pada pelafalan kata “mau” menjadi “mo” yang merupakan pelepasan vokal [a] dan pengubahan vokal [u] menjadi [o], naka juga melakukan pelepasan konsonan yang lemah yaitu konsonan [l] dalam kata yang memiliki dua buah suku kata, anak melakukan proses reduplikasi, kemudian melakukan reduksi atau penyederhanaan kelompok kata. Pada pemerolehan sintaksis, anak mampu menggunakan kalimat-kalimat yang gramatikal dan pada pemerolehannya semantik anak lebih cenderung menggunakan makna denotatif. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa anak dilahirkan dengan potensi mampu memperoleh bahasa apa saja termasuk bahasa Indonesia. Kemampuan itu membawa anak seorang anak mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap dari sederhana sampai bentuk yang kompleks. Penelitian yang mengkaji tentang perkembangan bahasa anak juga dilakukan oleh Endang Rusyani 2008 dengan judul Pemerolehan Bahasa Anak 2,5 Tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan tentang pemerolehan bahasa anak pada usia 2,5 Tahun. Pemerolehan data tidak melalui perlakuan eksperimen. Subjek penelitian sebagai sumber data dibiarkan bercakap-cakap secara alamiah. Percakapan alamiah itu diharapkan memunculkan data yang bersifat alamiah. Data alamiah menjadi ciri khas penelitian ini. Dalam penelitian sederhana ini diperoleh melalui teknik perekamar, dan pencatatan. Perekaman dilakukan pada saat terjadi komunikasi antar keluarga. Temuan penelitain ini menunjukan bahwa anak telah mampu menguasai pemerolehan bahasa dari segi fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Pada umur 2,5 tahun, seorang anak yang normal sudah dapat mengucapkan fonem-fonem, dan kata yang terbatas sesuai dengan lingkungannya dan benda-benda yang ada disekitarnya. Di samping itu, kata-kata yang keluar adalah masih terpotong- potong dan ucapannya masih terpeleset. Pada umur 2,3 sampai 2,5 tahun, kata- kata yang diproduksinya sudah mulai bertambah dan mulai dari kata-kata benda dan kata kerja. Perkernbangan perbendaharaan bahasanya sudah mulai dengan kata-kata benda yang abstrak. Sementara kata-kata benda dan kata kerja juga bertambah diakibatkan oleh repetisi dari pemerolehan baik dari lingkungan dan keluarganya secara sadar maupun tidak sadar. Pada umur 2,5 tahun anak dapat merangkai kata-kata secara sederhana, mulai dari satu, dua sampai tiga kata, dan akhirnya membentuk kalimat. Kalimat sederhana yang dikemukakannya masih berkisar pada urutan sederhana dan belum teratur. Namun makna kalimat itu sudah dapat ditangkap baik dalam kalimat berita, kalimat imperatif ataupun kalimat tanya yang diperoleyh sekitar umur 2,5 tahun . Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Ana Lestari 2012 dengan judul Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak Usia 3-6 Tahun Pada Pendidikan Anak Usia Dini Bina Harapan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah anak usia 3-6 Tahun pada PAUD Bina Harapan. Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa anak usia 3-6 tahun pada PAUD Bina Harapan memperoleh kosakata dasar pada kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, kata yang berhubungan dengan kekerabatan, dan kata depan. Anak usia 3-6 tahun telah memperoleh kosakata turunan pada imbuhan prefiks, imbuhan sufiks, imbuhan infiks, dan imbuhan konfiks dan anak usia 3-6 tahun juga telah memperoleh kosakata ulang. Ketiga penelitian di atas merupakan penelitaian yang mengkaji tentang pemerolehan bahasa, khususnya pemerolehan bahasa pada aspek fonologi, sintaksis, dan semantik. Ketiga penelitian di atas menemukan tiga hal penting dalam pemerolehan bahasa yakni tentang pemerolehan fonologi, sintaksis, dan semantik. Dengan mengacu dari ketiga penelitian tersebut, peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang pemerolehan bahasa anak, secara khusus tahap-tahap pemerolehan bahasa anak dan pemerolehan bahasa anak pada aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan diksi.

2.2 Landasan Teori