27
e. Citra majemuk multiple image, adalah banyaknya jumlah pegawai
dalam memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.
2.7. Visi-Misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sebagai awal pengendalian dan pengawasan, melakukan perencanaan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
hal yang dipandang penting. Perencanaan, menjadi satu dimensi keseriusan perusahaan dalam ikut berpartisipasi dan empathy terhadap
berbagai masalah lingkungan dan sosial. Nor Hadi 2009:124, menetapkan Visi tanggung jawab sosial
perusahaan : Visi merupakan landasan filosofis operasional suatu entitas, dengan tidak
memandang jenis entitasnya. Sebagai landasan filosofis, visi menjadi core value satu aktivitas sehingga menjiwai berbagai bentuk aktivitas yang
menjadi kebijakan organisasi entitas. Dalam aktivitas keberpihakan terhadap masyarakat dan lingkungan, praktik tanggung jawab sosial harus
didasarkan pada landasan kuat yang dijadikan pijakan kebijakan untuk itu penetapan visi yang sinergis dengan visi perusahaan menjadi penting. Visi
tersebut, memberikan arahan bagi para pihak pengelola perusahaan untuk menentukan code of conduct perusahaan, agar sejalan dengan nilai
masyarakat di lingkungannya.
28
Nor Hadi 2009:125, menetapkan Misi tanggung jawab sosial perusahaan:
Misi merupakan penjabaran secara lebih operasional dari visi sehingga, misi tanggung jawab sosial perusahaan merupakan wahana
untuk menginformasikan siapa perusahaan, landasan filosofis perusahaan, apa inti atau garis aktivitas perusahaan dimata stakeholder.
Di sini misi, menjadi pijakan untuk merumuskan tanggung jawab sosial yang akan dilakukan perusahaan. Singkat kata , misi merupakan
jabatan inti aktivitas yang akan mengantarkan terwujudnya harapan sebagaimana tertuang dalam visi perusahaan.
2.8. Peran CSR dan tanggung Jawab sosial
Soetji Andari,2009 dalam penanggulangan yang dilakukan untuk menangani permasalahan kesejahteraan sosial, terdapat tiga tingkat
kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yakni :
1. Kegiatan program CSR yang bersifat “charity”. Bentuk kegiatan
seperti ini ternyata dampaknya terhadap masyarakat hanyalah “ menyelesaikan masalah sesaat” hampir tidak ada dampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Walaupun masih sangat relevan tetapi untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat dalam jangka
panjang lebih dibutuhkan pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat.
29
2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial.
Saat ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan
mendorong kemandirian masyarakat. 3.
Kegiatan program CSR yang berorientasi membangun daya saing masyarakat, program CSR akan memberi dampak ganda untuk
perusahaan dan masyarakat karena dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas guna meningkatkan daya beli saing
sehingga meningkatkan akses pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang untuk itu perlu diberikan penekanan pada keberlanjutan
penguatan ekonomi secara mandiri.
2.9. Penyelenggaraan