Kerangka Konseptual Hipotesis Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Usia Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

43

2.15. Kerangka Konseptual

Corporate Social Responsibility CSR X Pemberdayaan usaha kecil dan menengah UKM Y 44

2.16. Hipotesis

Sesuai dengan latar belakang masalah yang diajukan, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kajian teoritis dalam landasan teori yang digunakan dalam penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Diduga Corporate Social Responsibility CSR berpengaruh positif terhadap pemberdayaan UKM pada PT. PLN Persero APJ Surabaya Selatan.” 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan perlu diketahui beberapa definisi operasional yang berhubungan dengan penulisan usulan penelitian yaitu :

1. CSR

Corporate Social Responsibility X Corporate Social Responsibility CSR merupakan tanggung jawab sosial PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan yang didasarkan pada nilai-nilai etika, dengan memberikan perhatian kepada karyawan, masyarakat lingkungan serta dirancang untuk dapat untuk dapat melestarikan pemberdayaan UKM-UKM. Adapun beberapa indikator yang terdapat dalam variabel CSR X menurut Dwi kartini 2009, Sukarno 2008, Budiarsi 2005 : a. Sosial X 1 Adalah kegiatan yang dilakukan oleh PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 46 b. Transparansi X 2 Adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk lebih membuka diri kepada masyarakat tentang aktifitas tanggung jawab sosialnya, melalui keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan lingkungan. c. Sustainability keberlanjutan X 3 Adalah tumbuhnya rasa memiliki program dan hasil program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga dan memelihara program dengan baik. d. Pelibatan stakeholder X 4 Adalah mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek.

2. Pemberdayaan UKM Y

Pemberdayaan UKM merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh PT.PLN Persero APJ Surabaya selatan terhadap UKM kecil pengrajin lilin dalam upaya lebih berdaya guna dan lebih dapat bersaing dengan pengrajin usaha jenis lain. Adapun beberapa indikator yang terdapat dalam variabel Pemberdayaan UKM antara lain menurut Sukarno, 2008 dan M. Hubeis 2010 : 47 a. Mitra usaha Y 1 Adalah merupakan suatu kegiatan kerja sama bisnis yang dilakukan antara mitra binaan UKM dengan pihak lain untuk mensukseskan usahanya. b. Peningkatan SDM Y 2 Adalah jumlah sumber daya manusia karyawan yang bekerja pada usaha kecil mitra binaan PT.PLN PERSERO c. Pembinaan, pengembangan, pengawasan UKM Y 4 Adalah merupakan kegiatan yang dilakukan pihak lain terhadap UKM mitra binaan agar dapat tumbuh menjadi usaha yang sukses dan mapan. d. Mutu Produk UKM Y 5 Adalah kualitas barang produksi yang dihasilkan oleh industri itu baik atau tidak, sehingga dapat dipasarkan ke pasaran yang lebih luas.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval, yaitu suatu pengukuran yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama Ridwan,2003:9. Skala pengukuran yang digunakan adalah interval dan skala data yang digunakan adalah Semantic Differential Scale. Skala ini disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban positifnya yang terletak di 48 sebelah kanan dan jawaban negatifnya di sebelah kiri, atau sebaliknya skala data yang digunakan adalah skala interval 1 sampai 7, digambarkan sebagai berikut : Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang 1 sampai dengan 7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi. Dengan kriteria 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=agak tidak setuju, 4=netral, 5=agak setuju, 6=setuju, 7=sangat setuju.

3.1.3. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono, 2004:72. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kecil menengah mitra binaan PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan, dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah UKM yang bekerja sama dengan PLN. 1 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 49 2. Sampel Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek dari suatu penelitian. Sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling , yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu Sugiono, 2003:61. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan pegawai pemilik usaha kecil mitra binaan PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan. Untuk jumlah sampel menggunakan pedoman sebagai berikut Ferdinand,2002:48 : 1. 100-200 sampel untuk tehnik Maksimum Likelihood Estimation. 2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi, dengan pedoman 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. 3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel latent. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel 100-200. 4. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih tehnik estimasi, misalnya bila jumlah sampel di atas 2500, tehnik estimasi ADF dapat digunakan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 karyawan pegawai pemilik usaha kecil menengah UKM mitra binaan PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan. 50

3.1.4. Jenis Data

a. Data primer Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan UKM mitra binaan yang menerima bantuan sosial dari PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan. b. Data sekunder Berupa data tentang sejarah perusahaan, lokasi perusahaan dan informasi lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

3.1.5. Teknik pengumpulan data

a Observasi Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan dan beberapa mitra usaha untuk mendapatkan bukti-bukti yang berkaitan dengan perusahaan. b Wawancara Yaitu Melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan mitra usaha binaan untuk memperoleh informasi atau data-data yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian. c Kuisioner Yaitu teknik memberikan angket kepada responden berdasarkan karakteristik. 51

3.2. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling [SEM]. Model pengukuran faktor sikap, perilaku konsumen, keputusan pembelian, faktor intern, faktor ekstern, menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor Corporate Social Responsibility sebagai berikut Persamaan dimensi faktor Corporate Social Responsibility : X1 = λ 1 social + er_1 X2 = λ 2 transparansi + er_2 X3 = λ 3 sustainability + er_3 X4 = λ 4 pelibatan stakeholder+ er_4 Bila persamaan dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk di uji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh faktor Corporate Social Responsibility akan nampak sebagai berikut : 52 Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Faktor Corporate Social Responsibility Keterangan : X 1 = Pernyataan tentang social X 2 = Pernyataan tentang transparansi X 3 = Pernyataan tentang sustainability X 4 = Pernyataan tentang pelibatan stakeholder Er j = error term X 1J Corporate Social Responsibility x X 1 er_1 er_4 er_3 er_2 X 2 X 3 X 4 53 Gambar 3.2 Contoh Model Pengukuran Faktor Corporate Social Responsibility Keterangan : Y 1 = Pernyataan tentang mitra usaha Y 2 = Pernyataan tentang peningkatan SDM Y 3 = Pernyataan tentang pembinaan, pengembangan, pengawasan UKM Y 4 = Pernyataan tentang mutu produk Er j = error term Y 1J

3.2.2. Pengujian Hipotesis

3.2.2.1. Asumsi Model

Structural Equation Modeling Pada permodelan SEM terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis adalah sebagai berikut : Pemberdayaan usaha kecil menengah Y Y 1 er_1 er_4 er_3 er_2 Y 2 Y 3 Y 4 54

1. Uji Normalitas Sebaran dan Linearitas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik 2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart errornya dan Skewness Value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikansi 1, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. 3. Normal Probability Plot SPSS 10,1 4. Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya liniearitas.

2. Evaluasi atas

Outlier 1. Mengamati nilai Z-Score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier 2. Multivariate Outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalonobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square X pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonobis dari nilai x adalah multivariate outlier. 3. Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena 55 kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. 4. Deteksi Multicollinierity dan Singularity Dengan mengamati determinan matriks convarians. Dengan ketentuan apabila determinan sample mendekati angka 0 kecil, maka terjadi multikoloniertas dan singularitas [Tabachnick Fidel, 1998]. 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabelconstruct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance – extracted dihitung dengan rumus berikut : 56 Construct Reliability = j] Loading] e Standardiz [ ] Loading e Standardiz [      Variance Extracted = j] Loading] e Standardiz [ ] Loading e Standardiz [      Sementara ϵj dapat dihitung dengan formula ϵ j =1 – standardize loading. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance axtracted ≥ 0,5 [ Hair et,al., 1998 ]. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weinght terdapat setiap butir sebagai indikatornya.

3.2.2.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR Critical Ratio atau p Probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada t table berarti signifikan.

3.2.2.3. Pengujian Model dengan

One Step Approach Dalam metode SEM, model pengukuran dan model struktur parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi fit Model. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini landasan teori yang kuat serta validitas dan realibilitas yang sangat baik. 57

3.2.2.4. Evaluasi Model

Hair et, al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “Poor fit” yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria Goodness of Fit, yakni Chi – square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tnggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian dan out-off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah : 1. χ 2 – CHI – SQUARE STATISTIC Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio Chi-Square Statistic. Chi-Square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Semakin kecil χ 2 semakin baik model itu. 58 2. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-off-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. 3. GFI – Goodness of Fit index GFI adalah analog dari R 2 dalam regresi berganda. GFI adalah sebuah ukuran non-statistical yang mempunyai rentang nilai antara, 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. 4. AGFI – Adjusted Goodness-Of Fit Index AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proposal tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians dalam sebuah matriks kovarians sampel. 5. CMINDF The minimum sample discrepancy function CMIN dibagi dengan degree of freedom nya akan menghasilkan indeks CMINDF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMINDF tidak lain adalah statistic chi-square, χ 2 dibagi DF nya sehingga disebut χ 2 – relatif. 59 6. TLI – Tucker Lewis Index TLI adalah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. 7. CFI – Comparative Fit Index Besaran index ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi – a very good fit . Keunggulan dari indeks ini adalah besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan suatu model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Index RNI. Dengan demikian indeks- indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini: 60 Tabel 3.1 Kriteria Goodness of Fit Indices GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN OUT – OFF VALUE χ 2 – Chi Square Menguji apakah covariance populasi yang dietimasi dengan covariance sample [apakah model sesuai dengan data] Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covarians data dan matriks covariance yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemhan Chi-Square apa sample besar ≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi analog dengan R 2 dalam regresi berganda ≥ 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIN DF Kesesuain antara data dan model ≤ 2,00 TL Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model ≥ 0,95

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT.PLN PERSERO Berawal di akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentar Jepang di awal perang dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir perang dunia II PADA Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik melalui delegasi buruh atau pegawai listrik dan gas yang bersama-sama dengan pimpinan KNI pusat berinisiatif menghadap presiden Sukarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia pada 27 Oktober 1945, Presiden Sukarno membentuk jawatan listrik dan gas dibawah Departermen pekerjaan umum dan tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, jawatan listrik dan gas diubah menjadi BPU PLN Badan Pimpinan umum Perusahaan listrik negara. Yang bergerak di bidang listrik ,gas dan kokas yang dibubarkan pada tabggal 1 Januari 1965, pada saat yang sama dua2 perusahaan negara yaitu PLN perusahaan listrik negara sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan perusahaan gas negara PGN sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972 sesuai dengan peraturan Pemerintah no 17 status perusahaan listrik negara PLN ditetapkkan sebagai Perusahaan umum listrik negara dan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan PKUK dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN telah dirubah dari perusahaan umum menjadi perusahaan Perseroan Persero, untuk selanjutnya disingkat PLN yang mengelola sumber energi dan kemudian menyalurkannya kepada masyarakat selaku pelanggan, dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sebagai suatu badan usaha PLN dituntut untuk memperoleh keuntungan yang akan digunakan sebagai modal pembangunan. Hal ini berarti peran serta masyarakat khususnya pelanggan sangat menentukan keberhasilan tugas yang diemban oleh PLN.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan adalah anak perusahaan PT.PLN PERSERO DISTRIBUSI Jawa Timur, yang merupakan area pelayanan jaringan khususnya di wilayah selatan Surabaya. PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan yang terletak di jalan Ngagel timur no 14-16 Surabaya, mempunyai tugas pokok antara lain yaitu memberikan pelayanan kepada pelanggan atau masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik merupakan pola ukuran taraf hidup dari suatu bangsa bahkan banyak penyediaan tenaga listrik merangsang dan mempercepat perhubungan ekonomi.

4.1.3 Visi – Misi Perusahaan

PT.PLN PERSERO APJ surabaya selatan mempunyai komitmen visi, dan misi : KOMITMEN: - “Bekerja tanpa suap” VISI: - Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. MISI: - Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. - Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. - Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. - Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Penyebaran Kuisioner Penyebaran kuisioner kepada responden dilakukan tanggal 25,bulan Maret 2011, dengan cara kuisioner diberikan langsung kepada karyawanpemilik UKM mitra binaan PT.PLN PERSERO APJ Surabaya selatan. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan ciri-ciri atau kriteria khusus. Kuisioner yang disebarkan sebanyak 100 dan diisi lengkap oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada pada kuisioner.

4.2.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam pertanyaan umum kuisioner yang telah disebarkan. Dari jawaban-jawaban tersebut dapat diketahui hal-hal seperti dibawah ini:

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin jumlah Prosentase 1 Laki-laki 32 32 2 perempuan 68 68 total 100 100 Sumber : hasil jawaban responden B erdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 68 orang atau sebesar 68 sedangkan sisanya 32 orang atau sebesar 32 adalah berjenis kelamin lak-laki.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran berdasarkan usia adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia NO Usia jumlah Prosentase 1 17-25tahun 20 20 2 26-35tahun 25 25 3 36tahun 55 55 Total 100 100 Sumber : hasil jawaban responden Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia 17-25 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 20, sedangkan sisanya berusia 26-35 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 25, dan yang berusia 36 tahun sebanyak 55 orang atau sebesar 55

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase 1 SMU sederajat 42 42 2 D1 26 26 3 D2 18 18 4 S1 14 14 Total 100 100 Sumber : hasil jawaban responden Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa besar responden dalam penelitian ini mempunyai pendidikan terakhir setingkat SMU sederajat yaitu sebanyak 42 atau sebesar 42,sedangkan yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat D1 sebanyak 26 atau sebesar 26 dan yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat D3 sebanyak 18 atau sebesar 18 serta sisanya yang mempunyai pendidikan terakhir setingkat S1 yaitu sebesar 14 orang atau sebesar 14.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian