Pengertian Pendidikan LANDASAN TEORI

8

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan

Ruang lingkup pendidikan sangat luas. Menurut Henderson, seperti dikutip Mulyasana 2011:2, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Hal ini berarti pendidikan merupakan suatu proses yang dapat berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam tulisan ini, pengertian pendidikan dibatasi pada pengertian pendidikan yang dihubungkan dengan sekolah. Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya. Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul Mulyasana, 2011:2. Sebagai suatu proses, pendidikan dimaknai sebagai semua tindakan yang mempunyai efek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran dan perilaku. Dengan demikian, pendidikan bukan sekedar pengajaran dalam 9 arti kegiatan mentransfer ilmu, teori dan fakta-fakta akademik semata; atau bukan sekedar urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan, serta pencetakan ijazah semata. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati, akhlak dan keimanan Mulyasana, 2011:2. Pendidikan merupakan proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, mempengaruhi dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan dan membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga merupakan upaya dan usaha para pendidik yang bekerja secara interaktif dengan para peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan kecerdasan dan ketrampilan semua orang yang terlibat dalam pendidikan Salahudin, 2011:22. Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan pengertian pendidikan bahwa “Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup”. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran 10 agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara Mulyasana, 2011:5. Dari beberapa pengertian pendidikan yang telah disampaikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar dan terencana dan berlangsung secara terus menerus yang bertujuan untuk menghasilkan pribadi yang cerdas dan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan harus mampu menyatukan pemikiran, hati nurani dan perbuatan menjadi satu kesatuan yang utuh. Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik menurut Darji Darmodiharjo, seperti dikutip Mulyasana 2011:7, menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan, dan lain-lainnya. Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikirnya. Melatih berarti berusaha untuk menghasilkan ketrampilan dengan melakukan sesuatu secara berulang- ulang sehingga terjadi pembiasaan. Melalui pendidikan, seseorang dapat menjadi pribadi yang berperilaku baik, memiliki kemampuan berpikir 11 yang lebih baik logis, obyektif, kritis, sistematis analitis dan memperoleh ketrampilan tentang sesuatu.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Dokumen yang terkait

ENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

0 3 18

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA UMUM BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA FMIPA UNIMED.

0 2 3

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered-heads together terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Katolik siswi kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta.

1 9 236

pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa prancis guru guru smasmk di yogyakarta

0 0 1

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI SMA N 1 TELADAN YOGYAKARTA.

1 4 162

Peningkatan Kemampuan Guru-Guru Fisika Sma Se-Kota Padang Panjang dalam Pembuatan Perangkat Pembelajaran Fisika Terintegrasi Pendidikan Karakter sebagai Pendukung Kurikulum 2013 - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 34

Perubahan konsep siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa - USD Repository

0 0 278

Peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum newton kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 1 203

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X-A SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 SUBMATERI KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG DIMENSI TIGA

0 0 212

KEMAMPUAN GURU DALAM MENJELASKAN MATERI PEMBELAJARAN FISIKA: (STUDI KASUS PADA 3 GURU FISIKA SMA DI YOGYAKARTA)

0 21 380