23
sesuatu yang benar. Dalam setiap pembelajaran atau setiap tatap muka, guru menunjukkan bahwa selalu ada nilai yang perlu untuk diketahui, dipikirkan,
direnungkan, dan diyakini sebagai hal yang baik dan benar sehingga mendorong siswa untuk dapat bertindak sesuai nilai tersebut. Nilai-nilai yang
disampaikan oleh guru terus menerus diingatkan kepada siswa dan guru mencoba memberikan contoh konkret.
Siswa akan lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk tidak sekedar mengajarkan pendidikan
karakter melalui apa yang dikatakan melainkan juga menampilkan nilai tersebut dalam diri sang guru dalam kehidupan yang nyata. Guru diharapkan
mampu menjadi model yang inspiratif agar peserta didik terkesan karena karakter guru menentukan meskipun tidak selalu warna kepribadian anak
didik.
C. Pendidikan Fisika dan Karakter
Sebagai bagian dari pendidikan sains, pendidikan fisika memiliki tiga unsur: pengetahuan, proses dan sikap. Pertama, pendidikan fisika membantu
siswa mengerti gejala alam, hukum-hukum alam dan teorinya. Inilah aspek pengetahuan dari pendidikan fisika. Kedua, pendidikan fisika membantu siswa
untuk mengerti proses atau ketrampilan dan cara kerja fisika. Ketiga, pendidikan fisika membantu siswa mengembangkan sikap belajar fisika,
seperti sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan yang ada, kerjasama dengan orang lain Suparno, 2013:10.
24
Norman Lederman, seperti yang dikutip Paul Suparno dalam bukunya “Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Karakter Bangsa”, menjelaskan apa
hakekat dari sains termasuk fisika. Bagi dia sains termasuk fisika, biologi, kimia adalah 1 body of knowledge; 2 method; dan 3 way of knowing. Ini
jelas mengacu pada epistomologi sains, yaitu sains sebagai cara mengerti, sebagai nilai dan beliefs. Sebagai body of knowledge berarti fisika lebih
dilihat sebagai kumpulan hukum dan teori fisika. Sebagai method berarti fisika dilihat sebagai proses menemukan hukum itu. Sebagai nilai dan beliefs atau
cara mengerti, dapat disebut sebagai sikap yang diperlukan dalam belajar fisika 2013:11. Sikap yang diperlukan dalam belajar fisika itu antara lain
sikap menghargai orang lain, menghargai ciptaan, menghargai Tuhan yang dapat siswa peroleh lewat pengetahuan yang didapat; sikap berpikir kritis dan
rasional, taat pada data, tenang, kerjasama dengan orang lain yang dapat siswa peroleh lewat proses belajar yang dilalui siswa serta sikap jujur, teliti, tekun
yang dapat siswa peroleh lewat aspek sikap. Menurut UNESCO, terdapat empat pilar pendidikan yang setidaknya
dipakai sebagai dasar dalam mengembangkan pendidikan di negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia yaitu: learning to know belajar untuk
mengetahui, learning to do belajar untuk melakukan, learning to be belajar untuk menjadi dan learning to live together belajar untuk hidup bersama
orang lain. Kita dapat belajar menjadi orang yang lebih baik, yang dapat memahami dan menghargai orang lain ketika kita telah belajar untuk
mengetahui hal-hal yang boleh tidak boleh dilakukan dan memilih untuk
25
melakukan hal-hal yang baik. Empat pilar inilah yang coba diterapkan dalam pembelajaran fisika. Dalam unsur proses dan sikap, siswa dapat menggunakan
apa yang diketahui dan dialami dalam proses pembelajaran fisika untuk menjadi orang yang lebih baik, untuk hidup bersama orang lain.
Lewat pelajaran fisika, beberapa nilai kemanusiaan seperti kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab dapat ditanamkan kepada siswa. Kejujuran
yang dapat dipelajari siswa melalui praktikum diharapkan dapat membantu siswa menjadi pribadi yang jujur; kedisiplinan yang dipelajari siswa melalui
pengerjaan tugas yang diselesaikan tepat waktu diharapkan dapat membantu siswa menjadi orang yang tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu dan
tanggungjawab yang diajarkan melalui ceramah dengan berbagai contoh diharapkan dapat membantu siswa untuk menjadi pribadi yang juga
bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan tidak hanya mendengarkan ceramah guru tentang nilai dan tidak hanya melihat contoh
yang guru berikan tetapi juga melaksanakan apa yang didengar dan dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN