73
Guru dan siswa telah mampu menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, baik itu melalui kata-kata maupun
tindakan. Dari ke-18 karakter yang diteliti, siswa mampu menerapkan setidaknya 12 karakter dalam lingkungan kelas dan ke-10 karakter dari
12 karakter tersebut merupakan karakter yang juga ditunjukkan guru ketika proses pembelajaran berlangsung.
3. Angket
a. Hasil Penelitian
Tahap akhir dari rangkaian penelitian yang dilakukan peneliti adalah membagikan angket. Angket yang dibagikan berisi pernyataan
terkait kebiasaan siswa baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari siswa. Angket dibagikan kepada
siswa kelas X MIA, XI MIA dan XII MIA. Angket berisikan 36 pernyataan yang disesuaikan dengan keseharian siswa, materi yang
diajarkan dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Rata- rata jawaban siswa untuk setiap karakter untuk setiap kelas
ditampilkan dalam tabel 11 berikut: Tabel 11. Nilai Rata-rata Angket
No Karakter
Rata-rata Jawaban Siswa X MIA
XI MIA XII MIA
1 Religius
62.2 73.3
98.5 2
Jujur 67.8
72.2 67.5
74
3 Toleransi
81.7 83.8
86.5 4
Disiplin 83.5
85.0 70.0
5 Kerja Keras
75.7 79.2
65.5 6
Kreatif 63.5
58.3 70.0
7 Mandiri
83.0 72.5
83.0 8
Demokratis 81.3
71.7 73.5
9 Rasa Ingin Tahu
56.1 66.3
65.5 10
Semangat Kebangsaan 87.3
85.0 86.5
11 Cinta Tanah Air
72.2 72.9
56.5 12
Menghargai Prestasi 76.5
70.0 80.5
13 Bersahabat
Komunikatif 68.6
77.9 67.0
14 Cinta Damai
49.6 88.3
80.5 15
Gemar Membaca 65.7
69.2 63.0
16 Peduli Lingkungan
75.7 89.2
95.5 17
Peduli Sosial 73.5
69.2 74.5
18 Tanggungjawab
78.7 82.9
74.5
Jika data pada tabel 11 disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti gambar 1 berikut:
75
Gambar 1. Rata-rata Angket Penerapan Karakter Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa karakter yang paling
sering muncul pada siswa kelas X MIA adalah semangat kebangsaan. Sedangkan untuk siswa kelas XI MIA adalah peduli lingkungan dan
kelas XII MIA adalah religius. Karakter yang paling jarang muncul untuk siswa kelas X MIA adalah cinta damai. Untuk kelas XI MIA,
karakter yang paling jarang muncul adalah kreatif sedangkan untuk kelas XII MIA, karakter yang paling jarang muncul adalah cinta tanah
air. Untuk karakter yang ditemukan peneliti dalam proses
pembelajaran, grafiknya adalah seperti gambar 2 berikut:
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0 120.0
R a
ta -r
a ta
Nilai-Karakter
Grafik Nilai-Karakter vs Rata-rata
X MIA XI MIA
XII MIA
76
Gambar 2. Rata-rata Angket Penerapan Karakter Berdasarkan Karakter yang ditemukan dalam proses KBM
b. Pembahasan
Pembagian angket merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan siswa sebagai objek
penelitian. Angket untuk kelas X MIA dibagikan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014. Angket untuk kelas XI MIA dibagikan pada hari Senin,
22 September 2014 dan angket untuk kelas XII MIA dibagikan pada hari Rabu, 10 September 2014. Pembagian angket ini dilakukan
dengan tujuan ingin melihat sejauh mana siswa menerapkan pendidikan karakter dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di
sekolah maupun di lingkungan sekitar tempat siswa tinggal.
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
100.0
R a
ta -r
a ta
Nilai-Karakter
Grafik Nilai-Karakter vs Rata-rata
X MIA XI MIA
XII MIA
77
Dari data, dengan berpedoman pada ke-18 karakter menurut Kemdikbud, ditemukan bahwa karakter yang paling sering muncul
pada siswa kelas X MIA adalah semangat kebangsaan. Sedangkan untuk siswa kelas XI MIA adalah peduli lingkungan dan kelas XII
MIA adalah religious. Karakter yang paling jarang muncul untuk siswa kelas X MIA adalah cinta damai. Untuk kelas XI MIA, karakter yang
paling jarang muncul adalah kreatif sedangkan untuk kelas XII MIA, karakter yang paling jarang muncul adalah cinta tanah air.
Jika dilihat berdasarkan karakter yang ditemukan peneliti dalam proses pembelajaran, nilai yang paling sering muncul pada
siswa kelas X MIA dan XI MIA adalah disiplin. Sedangkan untuk siswa kelas XII MIA adalah toleransi. Karakter yang paling jarang
muncul untuk siswa kelas X MIA adalah rasa ingin tahu. Untuk kelas XI MIA, karakter yang paling jarang muncul adalah kreatif sedangkan
untuk kelas XII MIA, karakter yang paling jarang muncul adalah rasa ingin tahu dan kerja keras.
Perbedaan yang terjadi antara hasil angket dan apa yang ditemukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran bukan suatu
masalah. Ada beberapa alasan yang memungkinkan hal ini terjadi. Pertama, materi yang diajarkan bukanlah materi yang pertama kali
dipelajari siswa saat siswa duduk di tingkatan kelasnya masing- masing. Misalnya, kelas X MIA dan kelas XI MIA sebelumnya telah
mempelajari materi yang diajarkan oleh mahasiswa PPL. Kelas XII
78
MIA, sebelumnya telah mempelajari materi gelombang bunyi. Ada kemungkinan bahwa karakter yang tidak muncul dalam materi saat
penelitian berlangsung sudah muncul dalam proses pembelajaran pada materi sebelumnya. Kedua, karakter yang lain ditemukan siswa
melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat siswa tinggal. Ketiga, angket yang berisi
pernyataan umum tidak mengacu pada materi dan metode pembelajaran dapat mewakili tindakan siswa dalam kehidupan siswa.
Terlepas dari berbagai alasan yang mungkin dapat menjelaskan perihal siswa dan tindakannya dalam kehidupan sehari-hari, dari rata-
rata jawaban siswa untuk setiap karakter, terlihat bahwa siswa telah mampu menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupannya sehari-
hari. Dari grafik dan dari tabel dapat dilihat bahwa siswa dalam kehidupannya
sehari-hari tengah
mengembangkan penerapan
pendidikan karakter. Siswa juga mampu menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran matapelajaran fisika. Karakter
yang diterapkan siswa pun beragam. Dari ke-18 karakter yang diteliti, siswa mampu menerapkan setidaknya 12 karakter dalam lingkungan
kelas dan ke-10 karakter dari 12 karakter tersebut merupakan karakter yang juga ditunjukkan guru ketika proses pembelajaran berlangsung.
Meskipun dalam proses pembelajaran matapelajaran fisika siswa tidak menerapkan ke-18 karakter tetapi secara umum, siswa mampu
menerapkan ke-18 karakter menurut Kemdikbud.
79
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN