BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan adalah jenis survey analitik dengan desain Case control study yaitu untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian
penyakit kulit infeksi scabies dan tinjauan sanitasi lingkungan Pesantren Darel Hikmah kota Pekanbaru.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Pondok Pesantren Darel Hikmah kota Pekanbaru
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Mei-Juli 2011
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1
Populasi
a. Kasus adalah semua santri yang menderita skabies Kelas II dan III Tsanawiyah berdasarkan diagnosis rekam medik periode januari – Mei 2011
b. Kontrol adalah semua santri yang tidak menderita skabies Kelas II dan III tsanawiyah dan tidak satu asrama dengan penderita skabies.
3.3.2 Sampel
a. Kasus adalah santri yang menderita penyakit scabies berdasarkan rekam medis yang didiagnosa oleh dokter periode januari – mei 2011, besar sampel
dalam penelitian ini yaitu 36 orang.
Universitas Sumatera Utara
b. Kontrol adalah santri yang berada dalam pesantren namun tidak menderita penyakit scabies dalam penelitian ini diambil sesuai dengan jumlah kasus yaitu 36
orang, kemudian dilakukan matching umur, kelas,dan jenis kelamin 3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer berupa personal hygiene santri dan sanitasi lingkungan pesantren dari peninjauan langsung pada objek penelitian yaitu kelapangan melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner dan observasi.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data poliklinik dari pesantren yang terkait dengan kejadian penyakit kulit infeksi scabies.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah personal hygiene dan sanitasi
lingkungan pesantren yang dilihat dari kebersihan kulit,kebersihan tangan dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan pakaian, handuk, tempat tidur dan sprei, penyediaan
air bersih, sarana pembuangan limbah, sarana pembuangan kotoran, pengelolaan sampah, ventilasi, kelembaban, pencahayaan dan kepadatan hunian kamar.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit kulit infeksi scabies
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Definisi Operasional 1.
Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.
2. Kebersihan kulit adalah usaha individu untuk menjaga kebersihan kulit dengan
cara mandi menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit 3.
Kebersihan tangan dan kuku adalah prilaku individu dalam menjaga kebersihan
tangan dan kuku seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah
kekamar mandi, serta memotong kuku agar tetap pendek. 4.
Kebersihan genitalia adalah prilaku santri dalam mejaga kebersihan genetalia dengan cara membersihkan dan mengganti celana dalam
5. Kebersihan pakaian adalah prilaku santri dalam mengganti pakaian serta mencuci
pakaian 6.
Kebersihan handuk adalah prilaku santri berdasarkan frekuensi mencuci handuk dan menjemurnya.
7. Kebersihan tempat tidur dan sprei adalah prilaku santri berdasarkan frekuensi
menjemur kasur dan bantal, mengganti sprei dan sarung bantal. 8.
Kelembaban adalah keadaan lembab dalam ruangan yang berkisar 40-70 diukur dengan alat Hygrometer.
9. Ventilasi adalah luas penghawaan atau ventilasi yang permanen minimal 10
dari luas lantai. 10.
Pencahayaan adalah keadaan penerangan dalam ruangan baik bersumber alami
maupun buatan yaitu cukup dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk
membaca dengan normal.
Universitas Sumatera Utara
11. Kepadatan hunian ruangan tidur adalah luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak
dianjurkan lebih dari 2 orang Permenkes No.829MenkesSKII1999. 12.
Penyediaan air bersih merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi syarat fisik, biologi, dan kimia
13. Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk menampung kotoran
manusia dalam suatu tempat tertentu. 14.
Sampah merupakan suatu bahan benda yang terjadi karena berhubungan dengan aktivitas manusia yang tidak terpakai lagi.
15. Air limbah merupakan adalah sisa air yang dibuang berasal dari rumah tangga
dan industri. 16.
Kejadian penyakit kulit infeksi scabies adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit sarcoptes scabiei, timbul dengan gejala gatal terutama malam hari berdasarkan rekam medis periodic januari – mei 2011 dan pernah mendapat
obat scabies.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Aspek pengukuran 1.
Kebersihan Kulit
Pengukuran variabel Kebersihan kulit didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2 dua, dan
tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
2. Kebersihan Tangan dan Kuku
Pengukuran variabel Kebersihan tangan dan kuku didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2 dua,
dan tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
3. Kebersihan Genitalia
Pengukuran variabel Kebersihan genitalia didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2 dua, dan
tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
Universitas Sumatera Utara
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
4. Kebersihan Pakaian
Pengukuran variabel Kebersihan Pakaian didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2 dua, dan
tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
5. Kebersihan Handuk
Pengukuran variabel Kebersihan handuk didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2 dua, dan
tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
6. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei
Pengukuran variabel Kebersihan tempat tidur dan sprei didasarkan pada skala ukur ordinal dari 6 pertanyaan dengan total skor 12, alternatife jawaban “Ya” diberi skor 2
dua, dan tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdsarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Baik, Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 9
b Sedang, jika skor yang diperoleh responden 45 – 74 atau 5 – 8 c Buruk, jika skor yang diperoleh responden 45 atau 5
7. Kelembaban
Cara pengukuran dengan menggunakan alat yaitu hygrometer. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi dalam 2 kategori yaitu :
1. Tidak memenuhi syarat apabila 40 atau 70 2. Memenuhi syarat apabila 40 - 70
8. Ventilasi
Adapun pengukuran ventilasi dengan menggunakan meteran. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dibagi dalam 2 kategori yaitu:
1. Tidak memenuhi syarat apabila 10 dari luas lantai
2. Memenuhi syarat apabila
≥ 10 dari luas lantai 9.
Pencahayaan
Adapun pengukuran pencahayaan adalah dengan melakukan observasi di dalam asrama. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dibagi dalam 2
kategori yaitu:
1. Cukup, sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal 2. Tidak cukup, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal
Universitas Sumatera Utara
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Cara pengukuran dengan menggunakan meteran observasi dan dibandingkan dengan SK Menteri Kesehatan No.8291999. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala ordinal dibagi dalam 2 kategori yaitu:
1. Padat 4 meter persegipenghuni
2. Tidak padat
≥ 4 meter persegi penghuni 11.
Penilaian sanitasi dasar lingkungan pesantren dengan mempergunakan
Kepmenkes RI Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari 2 dua kriteria yaitu “sehat” apabila skor
≥ 334 dan
“tidak sehat” apabila skor 334
Adapun komponen yang dinilai pada lembar observasi dihitung berdasarkan nilai x bobot dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sarana air bersih yaitu ada,milik sendiri, tidak berbau,tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100
2. Jamban yaitu : ada,leher angsa, septic tank dengan skor 100 3. Sarana pembuangan air limbah yaitu ada, dialirkan keselokan tertutup saluran
kota untuk diolah lebih lanjut dengan skor 100 4. Sarana pembuangan sampah yaitu : ada, kedap air, dan bertutup dengan skor 75.
Universitas Sumatera Utara
12. Kejadian Penyakit Kulit Infeksi Skabies
Kejadian scabies adalah santri yang menderita penyakit scabies di Pondok Pesantren Darel Hikmah selama 3 bulan terakhir yang tinggal di asrama berdasarkan rekam
medis poliklinik pesantren dan pernah mendapat obat skabies.Didasarkan pada skala ukur ordinal dari 2 pertanyaan, alternatife jawaban ‘Ya’ diberi skor 2 dua, dan tidak
diberi skor 0 nol kemudian dikategorikan sebagai berikut :
a Menderita
b Tidak menderita
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Analisa Data 3.7.1. Analisa Univariat
Analisa data dengan mendistribusikan variabel personal hygiene dan tinjauan sanitasi lingkungan pesantren yang disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi
frekuensi.
3.7.2 Analisa Bivariat
Variabel penelitian dan kejadian penyakit kulit infeksi skabies akan dianalisa dengan menggunakan uji chi-square atau Excat fisher pada taraf kepercayaan 95
sehingga diketahui hubungan antar variable penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru 4.1.1. Lokasi
Pesantren Darel Hikmah terletak dijalan raya HR.Subrantas jalan Manyar Sakti km 12 Kelurahan Simpang baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Provinsi
Riau. Lokasi Pesantren Darel Hikmah ditengah kota Pekanbaru yang relatif ramai dan berdekatan dengan UNRI Universitas Riau ± 300 meter dan UIN Suska
Universitas Islam Negeri kurang lebih 500 meter. Pesantren Darel Hikmah berdiri tahun 1987 dengan pendirinya adalah Bapak
H.Abdullah, Dr. H. Satria Efendi M.Zein, Dosen Pasca Sarjana UIN Sahid Jakarta.Luas seluruh bangunan 35. 325 m2.
4.1.2. Sarana dan Prasarana
No Fasilitas
Jumlah Luas
1 Ruang Kelas Belajar
26 8 x 8
2 Ruang Komputer
1 8 x 8
3 Ruang Perpustakaan
1 5 x 6
4 Laboratorium IPA
1 8 x 8
5 Ruang Kepala Madrasah
1 3,5 x 3,5
6 Ruang Waka kurikulum
1 3,5 x 3,5
7 Ruang Wakakesiswaan
1 3,5 x 3,5
8 Ruang Guru
2 8 x 8
9 Ruang TU
1 3,5 X 3,5
10 Kamar Mandi WC guru
1 5 x 6
11 Kamar mandi WC Siswa
15 1,5 x 1
12 Ruang Ibadah Masjid
1 20 x 30
13 Asrama Putra
2 15 x 40
14 Asrama Putri
3 15 x 40
15 Ruang Tamu
1 2 x 3
16 Gedung Serbaguna
1 15 x 30
17 Klinik Kesehatan
1 8 x 8
18 Ruang Sanggar Seni
1 4 x 6
19 Kantin dan Rumah makan
2 8 x 8
20 Ruang Pramuka,OSIS,UKS
1 8 x 8
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Univariat 4.2.1. Analisis Univariat Karakteristik Responden
Adapun gambaran karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Distribusi
Karakteristik Responden
Jumlah Orang
Persentase
1. Umur
12 – 13 tahun 40
55.6 14 -16 tahun
32 44.4
Tota l
72 100.0
2. Jenis Kelamin
Laki - laki 56
77.8 Perempuan
16 22.2
Total 72
100.0 3.
Pendidikan
Kelas 2 MTs 40
55.6 Kelas 3 MTs
32 44.4
Total 72
100.0
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan umur pada siswa Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darel Hikmah Kota
Pekanbaru tahun 2011 terbanyak pada umur 12-13 tahun yaitu 40 responden 55.6. Sedangkan jumlah responden menurut jenis Kelamin terbanyak laki-laki yaitu
sebanyak 56 responden 77.8 dan menurut tingkat pendidikan terbanyak pada kelas 2 MTs yaitu sebanyak 40 orang 55.6
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Personal Hygiene Santri 4.2.2.1. Kebersihan Kulit
Adapun gambaran kebersihan kulit respoden pada peneltian ini dapat dilihat pada tabel 4.2. dibawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Kebersihan Kulit Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Kebersihan Kulit Kontrol
Kasus 1.
Mandi 2x sehari Jumlah
Jumlah
a. Ya 36
100 27
75.0 b. Tidak
9 25.0
Total 36
100 36
100 2.
Mandi menggunakan sabun
a. Ya 36
100 36
100 b. Tidak
Total 36
100 36
100 3.
Menggosok badan saat mandi
a. Ya 36
100 34
94.4 b. Tidak
2 5.6
Total 36
100 36
100 4.
Menggunakan sabun sendiri
a. Ya 32
88.9 26
72.2 b. Tidak
4 11.1
10 27.8
Total 36
100 36
100 5.
Mandi setelah olahraga
a. Ya 31
86.1 18
50.0 b. Tidak
5 13.9
18 50.0
Total 36
100 36
100 6.
Teman pernah memakai sabun
a. Ya 21
58.3 26
72.2 b. Tidak
15 41.7
10 27.8
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden pada kelompok kasus mandi 2 kali sehari sebanyak 27 orang 75.0 sedangkan pada kelompok
control sebanyak 36 orang 100. Untuk mandi menggunakan sabun pada kelompok kasus sebanyak 36 orang 100 sedangkan pada kelompok control sebanyak 36
orang 100. Untuk menggosok badan saat mandi pada kelompok kasus sebanyak 34 orang 94.4 sedangkan pada kelompok control sebanyak 36 orang 100.
Untuk responden yang menggunakan sabun sendiri pada kelompok kasus sebanyak 26 orang 72.2 sedangkan pada kelompok control sebanyak 32 orang 88.9.
Untuk responden yang mandi setelah olahraga pada kelompok kasus sebanyak 18 orang 50.0 sedangkan pada kelompok control sebanyak 31 orang 86.1.Untuk
teman apakah pernah memakai sabun pada kelompok kasus sebanyak 26 orang 72.2 sedangkan pada kelompok control sebanyak 21 orang 58.3. Dilihat dari
variabel kebersihan kulit dapat diketahui bahwa kelompok kontrol memiliki kebersihan kulit yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Kebersihan Tangan dan Kuku
Adapun gambaran kebersihan tangan dan kuku responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3. dibawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Kebersihan Tangan dan Kuku Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Kebersihan Tangan
Kuku Kontrol
Kasus 1.
Mencuci tangan setelah membersihkan
tempat tidur Jumlah
Jumlah
a. Ya 34
94.4 35
97.2 b. Tidak
2 5.6
1 5.8
Total 36
100 36
100 2.
Mencuci tangan setelah membersihkan
kamar mandi a a. Ya
36 100
35 97.2
b. Tidak 1
5.8
Total 36
100 36
100 3.
Memotong Kuku sekali seminggu
a. Ya 20
55.6 9
25.0 b. Tidak
16 44.4
27 75.0
Total 36
100 36
100 4.
Mencuci tangan
sesudah BABBAK pakai sabun
a. Ya 22
61.1 13
36.1 b. Tidak
14 38.9
23 63.9
Total 36
100 36
100 5.
Mencuci tangan setelah menggaruk
badan a. Ya
5 13.9
9 25.0
b. Tidak 31
86.1 27
75.0
Total 36
100 36
100 6.
Menyikat kuku pakai sabun
a. Ya 21
58.3 13
36.1 b. Tidak
15 41.7
23 63.9
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa pada kelompok kasus yang mencuci tangan setelah membersihkan tempat tidur sebanyak 35 orang 97.2
sedangkan pada kelompok control sebanyak 34 orang 94.4. Untuk responden yang mencuci tangan setelah membersihkan kamar mandi pada kelompok kasus
sebanyak 35 orang 97.2 sedangkan pada kelompok control sebanyak 36 orang 100. Untuk responden yang memotong kuku sekali seminggu pada kelompok
kasus sebanyak 27 orang 75.0 sedangkan pada kelompok control sebanyak 20 orang 55.6. Untuk responden yang mencuci tangan sesudah BABBAK pakai
sabun pada kelompok kasus sebanyak 23 orang 63.9 sedangkan pada kelompok control sebanyak 14 orang 38.9.Untuk responden yang mencuci tangan setelah
menggaruk badan pada kelompok kasus sebanyak 27 orang 75.0 sedangkan pada kelompok control sebanyak 31 orang 86.1. Untuk responden yang menyikat kuku
pakai sabun pada kelompok kasus tidak sebanyak 23 orang 63.9 sedangkan pada kelompok control tidak sebanyak 15 orang 41.7. Dilihat dari variabel kebersihan
tangan dan kuku dapat diketahui bahwa kelompok kontrol memiliki kebersihan tangan dan kuku yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3. Kebersihan Genitalia
Adapun gambaran kebersihan genitalia responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Kebersihan Genitalia Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Kebersihan Genitalia Kontrol
Kasus 1.
Mengganti pakaian dalam sesudah mandi
Jumlah Jumlah
a. Ya 30
83.3 19
52.8 b. Tidak
6 16.7
17 47.2
Total 36
100 36
100 2.
Mencuci pakaian dalam
a. Ya 35
97.2 32
88.9 b. Tidak
1 2.8
4 11.1
Total 36
100 36
100 3.
Membersihkan alat genital
a. Ya 36
100 32
94.4 b. Tidak
4 5.6
Total 36
100 36
100 4.
Menjemur pakaian dalam dibawah terik
matahari a. Ya
16 44.4
11 30.6
b. Tidak 20
55.6 25
69.4
Total 36
100 36
100 5.
Membersihakn alat genital sesudah
BABBAK a. Ya
35 97.2
32 88.9
b. Tidak 1
2.8 4
11.1
Total 36
100 36
100 6.
Merendam pakain dalam disatukan
sesama teman a. Ya
1 2.8
3 8.3
b. Tidak 35
97.2 33
91.7
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa responden yang mengganti pakaian dalam sesudah mandi pada kelompok kasus sebanyak 19 orang 52.8
sedangkan pada kelompok control sebanyak 30 orang 83.3. Untuk responden yang mencuci pakaian dalam pada kelompok kasus sebanyak 32 orang 88.9
sedangkan pada kelompok control sebanyak 35 orang 97.2. Untuk responden yang membersihkan alat genitalia pada kelompok kasus sebanyak 32 orang 94.4
sedangkan pada kelompok control sebanyak 36 orang 100. Untuk responden apakah menjemur pakaian dalam dibawah terik matahari pada kelompok kasus tidak
sebanyak 25 orang 69.4 sedangkan pada kelompok control tidak sebanyak 20 orang 55.6. Untuk responden yang membersihkan alat genital sesudah BABBAK
pada kelompok kasus sebanyak 32 orang 88.9 sedangkan pada kelompok control sebanyak 35 orang 97.2. Untuk responden yang merendam pakaian dalam
disatukan sesama teman pada kelompok kasus tidak sebanyak 33 orang 91.7 sedangkan pada kelompok control tidak sebanyak 35 orang 97.2. Dilihat dari
variabel kebersihan genetalia dapat diketahui bahwa kelompok kontrol memiliki kebersihan genitalia yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4. Kebersihan Pakaian
Adapun gambaran kebersihan pakaian responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Kebersihan Pakaian Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011
No Kebersihan Pakaian
Kontrol Kasus
1. Mengganti pakaian 2x
sehari Jumlah
Jumlah
a. Ya 28
77.8 21
58.3 b. Tidak
8 22.2
15 41.7
Total 36
100 36
100 2.
Bertukar pakaian sesama teman
a. Ya 14
38.9 28
77.8 b. Tidak
22 61.1
8 22.2
Total
36 100
36 100
3. Mencuci pakaian
menggunakan detergen a. Ya
35 97.2
33 91.7
b. Tidak 1
2.8 3
8.3
Total 36
100 36
100
4. Menyetrika baju
a. Ya 35
97.2 28
77.8 b. Tidak
1 2.8
8 22.2
Total 36
100 36
100 5.
Merendam pakaian
disatukan sesama teman
a. Ya 3
8.3 27
75.0 b. Tidak
33 91.7
9 25.0
Total 36
100 36
100
6. Menjemur pakaian
dibawah terik matahari a. Ya
32 88.9
8 22.2
b. Tidak 4
11.1 28
77.8
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa responden yang mengganti pakaian 2 kali sehari pada kelompok kasus sebanyak 21 orang 58.3 sedangkan
pada kelompok control sebanyak 28 orang 77.8. Untuk responden yang bertukar pakaian sesama teman pada kelompok kasus sebanyak 28 orang 77.8 sedangkan
pada kelompok control sebanyak 14 orang 38.9. Untuk responden yang mencuci pakaian menggunakan detergen pada kelompok kasus sebanyak 33 orang 91.7
sedangkan pada kelompok control sebanyak 35 orang 97.2. Untuk responden yang menyetrika baju pada kelompok kasus sebanyak 28 orang 77.8 sedangkan
pada kelompok control sebanyak 35 orang 97.2. Untuk responden apakah merendam pakaian disatukan sesama teman pada kelompok kasus sebanyak 27 orang
75.0 sedangkan pada kelompok control sebanyak 3 orang 8.3 . Untuk responden apakah menjemur pakaian dibawah terikmatahri pada kelompok kasus
tidak sebanyak 28 orang 77.8 sedangkan pada kelompok control tidak sebanyak 4 orang 11.1. Dilihat dari variabel kebersihan pakaian dapat diketahui bahwa
kelompok kontrol memiliki kebersihan pakaian yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.5. Kebersihan Handuk
Adapun gambaran kebersihan handuk responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6. dibawah ini.
Tabel 4.6 Distribusi Kebersihan Handuk Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Kebersihan Handuk
Kontrol Kasus
1. Menggunakan Handuk
sendiri Jumlah
Jumlah
a. Ya 30
83.3 14
38.9 b. Tidak
6 16.7
22 61.1
Total 36
100 36
100 2.
Menjemur handuk setelah mandi
a. Ya 30
83.3 16
55.6 b. Tidak
6 16.7
20 44.4
Total 36
100 36
100 3.
Mencuci handuk disatukan sesama
teman a. Ya
5 13.9
12 33.3
b. Tidak 31
86.1 24
66.7
Total 36
100 36
100 4.
Menggunakan handuk bergantian
sesama teman
a. Ya 9
25.0 29
80.6 b. Tidak
27 75.0
7 19.4
Total 36
100 36
100 5.
Menjemur handuk dibawah terik
matahari a. Ya
24 66.7
19 52.8
b. Tidak 12
33.3 17
47.2
Total 36
100 36
100 6.
Menggunakan handuk yang kering
a. Ya 25
69.4 20
55.6 b. Tidak
11 30.6
16 44.4
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa responden yang menggunakan handuk sendiri pada kelompok kasus sebanyak 14 orang 38.9
sedangkan pada kelompok control sebanyak 30 orang 83.3. Untuk responden yang menjemur handuk setelah mandi pada kelompok kasus sebanyak 16 orang
55.6 sedangkan pada kelompok control sebanyak 30 orang 83.3. Untuk responden yang mencuci handuk disatukan sesama teman pada kelompok kasus tidak
sebanyak 24 orang 66.7 sedangkan pada kelompok control tidak sebanyak 31 orang 86.1. Untuk responden yang menggunakan handuk bergantian sesama
teman pada kelompok kasus sebanyak 29 orang 80.6 sedangkan pada kelompok control sebanyak 9 orang 25.0. Untuk responden yang menjemur handuk
dibawah terik matahari pada kelompok kasus sebanyak 19 orang 52.8 sedangkan pada kelompok control sebanyak 24 orang 66.7. Untuk responden menggunakan
handuk yang kering pada kelompok kasus sebanyak 20 orang 55.6 sedangkan pada kelompok control sebanyak 25 orang 69.4. Dilihat dari variabel kebersihan
handuk dapat diketahui bahwa kelompok kontrol memiliki kebersihan handuk yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.6. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei
Adapun gambaran kebersihan tempat tidur dan sprei responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7. dibawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi Kebersihan Tempat tidur dan Sprei Responden pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
No Kebersihan Tempat
tidur dan sprei Kontrol
Kasus 1.
Sprei digunakan untuk tidur bersama
sama
Jumlah Jumlah
a. Ya 18
50.0 22
61.1 b.Tidak
18 50.0
14 38.9
Total 36
100 36
100 2.
Tidur ditempat tidur sendiri
a. Ya 30
83.3 25
69.4 b.Tidak
6 16.7
11 30.6
Total 36
100 36
100 3.
Teman pernah tidur ditempat sendiri
a. Ya 21
58.3 32
88.9 b.Tidak
15 41.7
4 11.1
Total 36
100 36
100 4.
Menjemur kasur sekali seminggu
a. Ya 28
77.8 8
22.2 b.Tidak
8 22.2
28 78.8
Total 36
100 36
100 5.
Mengganti sprei sekali seminggu
a. Ya 33
91.7 6
16.7 b.Tidak
3 8.3
30 83.3
Total 36
100 36
100 6.
Mencuci sprei disatukan sama
teman a. Ya
8 22.2
26 72.2
b. Tidak 28
77.8 10
27.8
Total 36
100 36
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa responden yang sprei digunakan untuk tidur bersama-sama pada kelompok kasus sebanyak 22 orang
61.1 sedangkan pada kelompok control sebanyak 18 orang 50.0. Untuk responden yang tidur ditempat tidur sendiri pada kelompok kasus sebanyak 25 orang
69.4sedangkan pada kelompok control sebanyak 30 orang 83.3. Untuk responden apakah teman pernah tidur ditempat tidur sendiri pada kelompok kasus
sebanyak 32 orang 88.9 sedangkan pada kelompok control sebanyak 21 orang 58.3. Untuk responden yang menjemur kasur sekali seminggu pada kelompok
kasus sebanyak 8 orang 22.2 sedangkan pada kelompok control sebanyak 28 orang 77.8. Untuk responden yang mengganti sprei sekali seminggu pada
kelompok kasus sebanyak 6 orang 16.7 sedangkan pada kelompok control sebanyak 33 orang 91.7. Untuk responden yang mencuci sprei disatukan sama
teman pada kelompok kasus sebanyak 26 orang 72.2 sedangkan pada kelompok control sebanyak 8 orang 22.2. Dilihat dari variabel kebersihan tempat tidur dan
sprei dapat diketahui bahwa kelompok kontrol memiliki kebersihan tempat tidur dan sprei yang lebih baik dari pada kelompok kasus.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Santri pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011
No
Personal Hygiene Kontrol
Kasus Total
Jumlah Jumlah
1. Kebersihan
Pakaian 1. Baik
24 66.7
14 38.9
38 2. Sedang
12 33.3
19 52.8
31 3. Buruk
3 8.3
3
Total 36
100.0 36
100.0 72
2.
Kebersihan Kulit
1. Baik 35
97.2 22
61.1 57
2. Sedang 1
2.8 13
36.1 14
3. Buruk 1
2.8 1
Total 36
100.0 36
100.0 72
3. Kebersihan
Tangan Kuku 1. Baik
17 47.2
7 19.4
24 2. Sedang
16 44.4
21 58.3
37 3. Buruk
3 8.3
8 22.2
11
Total 36
100.0 36
100.0 72
4.
Kebersihan Genitalia
1. Baik 23
63.9 8
22.2 38
2. Sedang 13
36.1 22
61.1 28
3. Buruk 6
16.7 6
Total 36
100.0 36
100.0 72
5.
Kebersihan Handuk
1. Baik 9
25.0 3
8.3 12
2. Sedang 24
66.7 23
63.9 47
3. Buruk 3
8.3 10
27.8 13
Total 36
100 36
100 72
6. Kebersihan tempat
tidur dan sprei 1. Baik
29 80.6
3 8.3
31 2. Sedang
7 19.4
24 66.7
31 3. Buruk
9 12.5
9
Total 36
100 36
100 72
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.8. diatas diketahui bahwa kebersihan pakaian pada kelompok kasus baik sebanyak 14 orang 38.9 , sedangkan pada kelompok control kebersihan
pakaian baik sebanyak 24 orang 66.7. Untuk proporsi kebersihan Kulit pada kelompok Kasus yang baik sebanyak 22
orang 61.1,sedangkan pada kelompok control Baik sebanyak 35 orang 97.2. Untuk proporsi Kebersihan tangan dan kuku pada kelompok kasus baik
sebanyak 7 orang 19.4, sedangkan pada kelompok control baik sebanyak 17orang 47.2.
Untuk proporsi kebersihan genitalia pada kelompok kasus baik sebanyak 8 orang 22.2, sedangkan pada kelompok control baik sebanyak 23 orang 63.9
Untuk proporsi kebersihan handuk pada kelompok kasus baik sebanyak 3orang8.3, sedangkan pada kelompok kontrol baik sebanyak 9 orang 25.0
Untuk proporsi kebersihan tempat tidur dan sprei pada kelompok kasus baik sebanyak 3 orang 8.3, sedangkan pada kelompok control baik sebanyak 29 orang
80.6
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analasis Bivariat .
4.3.1. Hubungan Personal Hygiene Santri dengan Kejadian Penyakit Kulit Infeksi Skabies
Adapun hasil analisis bivariat personal hygiene santri dengan kejadian scabies yang meliputi kebersihan pakaian, kulit, tangan dan kuku, genitalia, handuk serta
tempat tidur dan sprei disajikan pada tabel 4.9. berikut ini.
Tabel 4.9. Hubungan Personal Hygiene Santri dengan Kejadian Penyakit Kulit Infeksi Skabies pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun
2011
No Personal Hygiene
Kontrol Kasus
Total
Jumlah Jumlah
P Value 1.
Kebersihan Pakaian 0.025
1. Baik 24
66.7 14
38.9 38
2. Sedang 12
33.3 19
52.8 31
3. Buruk 3
8.3 3
Total 36
100.0 36
100.0 72
2. Kebersihan Kulit
0.000
1. Baik 35
97.2 22
61.1 57
2. Sedang 1
2.8 13
36.1 14
3. Buruk 1
2.8 1
Total 36
100.0 36
100.0 72
3. Kebersihan Tangan Kuku
0.029
1. Baik 17
47.2 7
19.4 24
2. Sedang 16
44.4 21
58.3 37
3. Buruk 3
8.3 8
22.2 11
Total 36
100.0 36
100.0 72
4. Kebersihan Genitalia
0.000
1. Baik 23
63.9 8
22.2 38
2. Sedang 13
36.1 22
61.1 28
3. Buruk 6
16.7 6
Total 36
100.0 36
100.0 72
5. Kebersihan Handuk
0.034
1. Baik 9
25.0 3
8.3 12
2. Sedang 24
66.7 23
63.9 47
3. Buruk 3
8.3 10
27.8 13
Total 36
100 36
100 72
6. Kebersihan tempat tidur
dan sprei
0.000 1. Baik
29 80.6
3 8.3
31 2. Sedang
7 19.4
24 66.7
31 3. Buruk
9 12.5
9
Total 36
100 36
100 72
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.9 diatas dapat dikatahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan pakaian yang baik sebanyak 14 orang 66.7 sedangkan kebersihan pakaian pada
kelompok control baik sebanyak 24 orang 66.7.Hasil uji statistic diperoleh p 0,05 yaitu P= 0,025 Artinya ada hubungan yang signifikan antara kebersihan pakaian
dengan kejadian scabies. Dengan kata lain kejadian skabies dipengaruhi oleh kebersihan pakaian yang buruk.
Berdasarkan variabel kebersihan kulit diketahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan kulit yang baik sebanyak 22 orang 61,1,sedangkan pada kelompok
control baik sebanyak 35 orang 97.2. Hasil uji statistic diperoleh p 0,05 yaitu p=0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kulit dengan
kejadian scabies. Dengan kata lain kejadian sakbies dipengaruhi oleh kebersihan kulit.
Berdasarkan variabel kebersihan tangan dan kuku diketahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan tangan dan kuku baik sebanyak 7 orang 19,4,
sedangkan pada kelompok control baik sebanyak 17 orang 47.2. Hasil uji statistic diperoleh p0,05 yaitu p=0,029 artinya ada hubungan yang signifikan antara
kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian scabies.Dengan kata lain bahwa kejadian scabies dipengaruhi oleh kebersihan tangan dan kuku.
Berdasarkan variabel kebersihan genitalia diketahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan genitalia baik sebanyak 8 orang 22.2, sedangkan pada kelompok
control baik sebanyak 23 orang 63.9. Hasil uji statistic diperoleh p0,05 yaitu p=0,000 artinya ada hubungan antara kebersihan genitalia dengan kejadian penyakit
Universitas Sumatera Utara
kulit scabies. Dengan kata lain bahwa kejadian scabies dipengaruhi oleh kebersihan genitalia.
Berdasarkan variabel kebersihan handuk dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan handuk baik sebanyak 3 orang 8.3, sedangkan pada
kelompok control kebersihan handuk baik sebanyak 9 orang 25,0. Hasil uji statistic diperoleh p0,05 yaitu p=0,034 artinya ada hubungan yang signifikan antara
kebersihan handuk dengan kejadian penyakit scabies. Dengan kata lain bahwa kejadian scabies dapat dipengaruhi oleh kebersihan handuk.
Berdasarkan variabel kebersihan tempat tidur dan sprei dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus kebersihan tempat tidur baik sebanyak 3 orang 8.3,
sedangkan tingkat kebersihan tempat tidur dan sprei pada kelompok control baik sebanyak 29 orang 80.6. Hasil uji statistic diperoleh p0,05 yaitu p=0.000 artinya
ada hubungan yang signifikan antara kebersihan tempat tidur dan sprei dengan kejadian scabies. Dengan kata lain bahwa kejadian scabies dapat dipengaruhi oleh
kebersihan tempat tidur dan sprei.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Gambaran Sanitasi Asrama Santri pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru
4.4.1 Kelembaban Ruang tidur
Kelembaban Ruang tidur yang memenuhi syarat kesehatan menurut Kepmenkes No.829 Tahun 1999 adalah berkisar antara 40-70 dan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan jikan kelembaban 40 atau 70. Hasil pengukuran kelembaban di ruang tidur santri dengan menggunakan alat
hygrometer disajikan pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10. Distribusi Bangunan Fisik Ruangan tidur Berdasarkan Kelembaban Pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011.
Kelembaban Jumlah
Persentase
Memenuhi syarat 5
100 Tidak Memenuhi syarat
Total 5
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah ruangan tidur menurut kelembaban pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru tahun 2011 terbanyak
memenuhi syarat yaitu 5 kamar atau sekitar 100 dengan kelembaban 40-70.
4.4.2 Ventilasi ruang tidur
Ventilasi runag tidur yang memenuhi syarat kesehatan menurut Kepmenkes RI No.829 Tahun 1999 adalah bila luas ventilasi tersebut minimal 10 dari luas
lantai ruang tidur dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan apabila 10 dari luas lantai ruang tidur.
Hasil pengukuran ventilasi di ruang tidur dengan menggunakan meteran disajikan pada tabel 4.11. berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 . Distribusi Bangunan Fisik Asrama Berdasarkan Ventilasi Ruang
Tidur Pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011. Ventilasi Ruang tidur
Jumlah Persentase
Memenuhi syarat 5
100 Tidak Memenuhi syarat
Total 5
100
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah asrama berdasarkan berdasarkan Ventilasi ruang tidur pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru tahun 2011 yang
memenuhi syarat yaitu 5 ruang tidur atau sekitar 100.
4.4.3. Pencahayaan Ruang Tidur