4.4.4. Kepadatan Hunian Ruang tidur
Ruangan tidur dikatakan padat jika 4 meter persegi penghuni sedangkan tidak padat bila
≥ 4 meter persegipenghuni. Hasil pengukuran terhadap kepadatan hunian ruang tidur disajikan pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.13 . Distribusi Bangunan Fisik Asrama Berdasarkan Kepadatan Hunian
Ruang Tidur Pada Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011.
Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Jumlah Persentase
Padat 4
80.0 Tidak Padat
1 20.0
Total 5
100
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepadatan hunian ruang tidur pada Pesantern Darel Hikmah Kota Pekanbaru tahun 2011 padat yaitu 4 kamar atau sekitar
80 dan tidak padat yaitu 1 kamar atau sekitar 20.
4.5 Gambaran Sanitasi Dasar Pesantren
Penilaian sanitasi dasar lingkungan pesantren dengan mempergunakan Kepmenkes RI Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan
perumahan, yang terdiri dari 2 dua kriteria yaitu “sehat” apabila skor ≥ 334 dan
“tidak sehat” apabila skor 334
Universitas Sumatera Utara
Hasil observasi sanitasi dasar lingkungan pesantren dapat disajikan pada tabel
4.14 berikut ini. Tabel 4.14. Hasil Observasi Sanitasi Dasar pada Pesantren Darel
Hikmah Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Komponen yang dinilai
Nilai Bobot
1. Sarana Air Bersih
25
Ada, milik sendiri, berbau, berwarna, dan berasa
2 50
2. Jamban Sarana pembuangan kotoran
Ada, Leher angsa,septic tank 4
100 3.
Sarana Pembuangan Air Limbah SPAL
Ada,dialirkan keselokan terbuka
2 50
4. Sarana Pembuangan sampah
Ada, Kedap air dan tidak bertutup
2 50
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa sarana air bersih pada pesantren darel hikmah kota pekanbaru yaitu ada, milik sendiri, berbau, berwarna dan
berasa dengan nilai skor 50.Untuk jamban pada pesantren darel hikmah kota pekanbaru yaitu ada,leher angsa, dan memiliki septic tank dengan skor 100. Untuk
Sarana pembuangan air limbah SPAL berdasarkan observasi yaitu ada, dan dialirkan keselokan terbuka dengan skor 50, sedangkan untuk sarana pembuangan
sampah berdasarkan observasi yaitu ada, kedap air dan tidak bertutup dengan skor 50.Jadi total secara keseluruhan yaitu 275 ini artinya sarana sanitasi dasar pada
Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru tidak sehat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Karakteristik Responden
Hasil observasi dan analisis data didapat bahwa responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki paling banyak menderita scabies yaitu sebesar 77.8 dan
perempuan hanya sekitar 22.2. Menurut Muin 2009 bahwa orang dengan jenis kelamin perempuan akan lebih kecil resiko terpapar penyakit scabies karena
perempuan lebuh cenderung merawat diri dan menjaga penampilan sedangkan laki- laki cenderung tidak memperhatikan penampilan diri, hal itu tentunya akan
berpengaruh terhadap perawatan kebersihan diri, dan kebersihan diri yang buruk akan sangat berpengaruh terhadap kejadian scabies. Berada pada kelompok umur yang
paling banyak menderita scabies yaitu berumur 12 sampai 13 tahun sebanyak 55.6. Beberapa penyakit menular tertentu menunjukkan bahwa umur muda mempunyai
resiko yang tinggi, bukan saja karena tingkat kerentanannya melainkan juga pengalaman terhadap penyakit tersebut biasanya sudah dialami oleh mereka yang
berumur tinggi Noor, 2008. Menurut Muin 2009 bahwa pengalaman keterpaparan sangat berperan
karena mereka yang berumur lebih tinggi dan mempunyai pengalaman terhadap penyakit scabies tentu mereka akan lebih tahu cara pencegahannya serta
penularannya.Untuk tingkat pendidikan yang paling banyak menderita scabies adalah kelas 2 MTs yaitu sebesar 55.6. Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pendidikan
seseorang dapat meningkatkan pengetahuan itu termasuk pengetahuan tentang
Universitas Sumatera Utara
kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mereka tahu bagaimana cara pencegahan dan penularan penyakit scabies.
5.2 Hubungan kebersihan Kulit dengan kejadian scabies
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus yang termasuk dalam kategori baik yaitu 22 orang 61.1 dengan menggunakan uji chi square
diketahui variabel Kebersihan kulit secara signifikan mempunyai hubungan dengan kejadian scabies di Pesantren Darel Hikmah Kota Pekanbaru dengan nilai p = 0,000
p 0,05. Scabies merupakan penyakit kulit yang desebabkan oleh tungau sarcoptes
scabiei dan sering muncul karena kurangnya kebersihan diri salah satunya kebersihan kulit.Penyakit ini juga bisa terjadi karena pemakaian sabun sacara bergantian sesama
teman.Pada pertanyaan apakah pernah memakai sabun bergantian sesama teman didapat bahwa sebanyak 72.2 penderita scabies pernah memakai sabun secara
bergantian.Hali ini sejalan dengan penelitian Debi 2004 bahwa prilaku yang sering mendukung terjadinya scabies adalah saling bergantian memakai sabun sesama
teman. Menurut Tarwoto dan Martonah 2003, Kebersihan diri termasuk kebersihan
kulit sangat penting dalam usaha pemeliharaan kersehatan seperti mandi 2 kali sehari menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit menular.
Bagi Kenyamanan tubuh kita sendiri, mandi 2 kali sehari seharusnya merupakan suatu keharusan. Disamping tujuan membersihkan mandi akan sangat
menyegarkan dan melepaskan dari rasa gelisah, tidak enak dan bau badan yang kurang sedap. Selain kenyamanan fisik juga merupakan kebutuhan integritas kulit,
Universitas Sumatera Utara
maka perawatan lahiriah yang sesuai dengan apa yang dikehendaki sangat penting artinya dan juga tubuh akan terhindar dari penyakit infeksi Wolf, 1984.
5.3 Hubungan Kebersihan Tangan dan Kuku dengan kejadian scabies