Definisi Perilaku Ilmu-Ilmu Dasar Perilaku

dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya seperti tifus dan flu burung. Langkah yang tepat cuci tangan pakai sabun adalah seperti berikut National Campaign for Handwashing with Soap, 2007: 1. Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan tangan dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari. 2. Bilas kedua tangan sampai bersih dengan air yang mengalir. 3. Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering.

2.2.5.6. Pakaian harus bersih

Pakaian yang kotor akan menghalang seseorang untuk merasa segar dan sehat walaupun seluruh tubuh sudah bersih. Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan. Dalam sehari saja, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan berbau busuk dan memuakkan. Kita perlu menukar pakaian dengan yang besih setiap hari. Saat tidur hendaknya kita mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan bukannya pakaian yang sudah dikenakan sehari-hari yang sudah kotor. Untuk kaos kaki, kaos yang telah dipakai 2 kali harus dibersihkan. Selimut, sprei, dan sarung bantal juga harus diusahakan supaya selalu dalam keadaan bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering dijemur Irianto, 2007.

2.3. Perilaku

2.3.1. Definisi Perilaku

Jika dilihat dari aspek biologis, perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai aktivitas yang dapat dibagikan menjadi dua kelompok yaitu aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain Soekidjo, 2005. Menurut seorang ahli psikologi, Skiner 1938, beliau mensimpulkan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seorang terhadap stimulus ransangan dari Universitas Sumatera Utara luar. Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus  Organisme  Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori S-O-R stimulus-organisme-respons. Teori skinner juga menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu Notoadmodjo, 2005: a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditunjukkan oleh rangsangan-rangsangan stimulus tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons yang relatif tetap. Responden respons juga mencakup perilaku emosional. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsangan yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons. Perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” tersebut dapat dibagikan kepada dua, yaitu: a. Perilaku tertutup Covert behavior Bentuk unobservable behavior atau covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. b. Perilaku terbuka Overt behavior Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior.

2.2.2. Ilmu-Ilmu Dasar Perilaku

Perilaku pada seseorang individu itu terdiri dari dua faktor utama yaitu stimulus yang merupakan faktor eksternal seperti faktor linkungan, baik linkungan fisik, maupun non-fisik dan respons yang merupakan faktor internal atau faktor dari diri dalam diri orang yang bersangkutan. Faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya, di mana seseorang tersebut berada. Perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, Universitas Sumatera Utara fantasi, sugesti, dan sebagainya merupakan faktor internal yang menentukan seseorang itu merespons stimulus dari luar. Kesimpulannya, terdapat 3 cabang ilmu yang membentuk perilaku seseorang itu yaitu ilmu psikologi, sosiologi dan antropologi Notoadmodjo, 2005.

2.2.3. Perilaku Kesehatan