LATAR BELAKANG Karakteristik Pasien Hiv Dengan Tuberkulosis Di Rsup Haji Adam MALIK, MEDAN TAHUN 2008 - 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

HIV Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab AIDS yang melemahkan dan mematikan sistem kekebalan tubuh manusia. HIV adalah salah satu masalah kesehatan yang paling serius di dunia. Pada akhir 2001, lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia terinfeksi HIV dan hidup dengan virus HIV atau AIDS. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang telah meninggal karena AIDS sejak infeksi pertama kali dijelaskan pada 1981. Hampir 500.000 kematian telah terjadi di Amerika Serikat Charles, 2001. Epidemik HIV di ASEAN telah mula dilaporkan seawal tahun 1984 di Filipina dan Thailand dan 1990 di Kemboja dan Vietnam. Jumlah kasus HIV yang tercatat di ASEAN sehingga tahun 2006 adalah hampir 1,6 juta orang. Dari suatu studi yang ditemui, sekitar akhir tahun 2003, bilangan orang dewasa yang menghidap HIV di Indonesia adalah 110.000. Wanita yang berumur dari 15-49 tahun yang menghidap HIV adalah hampir 15.000 dan jumlah kematian disebabkan HIV adalah hampir 2400 Rampal, 2008. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh DepKes melalui surveilans HIV, surveilans pelaku dan berbagai hasil studi di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa potensi ancaman epidemi HIV di Indonesia semakin besar. Penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Sejak tahun 1999 terjadi fenomena baru penyebaran HIV yaitu infeksi HIV mulai terlihat pada pengguna narkotika suntikan. Pada tahun 2000 terjadi peningkatan epidemi HIV secara nyata melalui pekerja seks. Pada tahun 2004 hampir 27 propinsi di Indonesia telah melaporkan infeksi HIV Ahmad, 2005. Universitas Sumatera Utara Penyakit Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lebih dari 2 miliar orang sekitar sepertiga dari populasi dunia diperkirakan terinfeksi TB. Kejadian global TB memuncak sekitar tahun 2003 dan dibuktikan bahwa sangat bervariasi di seluruh dunia. Tingkat tertinggi 100100.000 atau lebih tinggi diamati di sub-Sahara Afrika, India, Cina, dan pulau-pulau Asia Tenggara. Tingkat menengah TB 26-100100.000 terjadi di Amerika Tengah dan Selatan, Eropa Timur, dan Afrika utara. Tingkat rendah kurang dari 25 kasus per 100.000 terjadi di Amerika Serikat, Eropa Barat, Kanada, Jepang, dan Australia Robert, 2006. Di kawasan Asia Tenggara, data WHO menunjukan bahwa TB membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari. Sekitar 40 persen dari kasus TB di dunia berada di kawasan Asia Tenggara. Dua di antara tiga negara dengan jumlah penderita TB terbesar di dunia, yaitu India dan Indonesia, berada di wilayah ini Saroso, 2007. Menurut WHO di tahun 1999, diperkirakan angka insidensi TB di Indonesia sekitar 220 per 100.000 penduduk per tahun. Penemuan kasus TB di Indonesia pada tahun 2005 68, telah mendekati target global untuk penemuan kasus pada tahun 2005, yakni sebesar 70 dan pada 2007 menjadi 74. TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat ketiga dalam daftar sepuluh penyakit yang tertinggi di Indonesia yang menyebabkan sekitar 100.000 kematian setiap tahunnya atau dalam sehari terjadi 300 kematian karena TB Qauliyah, 2007. Epidemi HIV menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TB di seluruh dunia yang meningkatkan jumlah penderita TB di masyarakat. Di masa mendatang, ini menjadi tantangan terbesar dalam pengendalian TB dan banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengendalian TB tidak akan berhasil baik tanpa Universitas Sumatera Utara keberhasilan pengendalian HIV. Sebanyak 40 persen pasien HIV di Indonesia meninggal dunia karena infeksi TB dan penyebarannya mencapai lima kali lipat di negara-negara dengan prevalensi HIV yang tinggi Gambit, 2007.

1.2 RUMUSAN MASALAH